Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Hanya teng yang copot ?

Politik luar negeri cina tidak akan berubah walaupun teng hsiao-p'eng tidak terpilih menjadi pm. hua kuo-feng kurang berpengalaman dalam diplomasi, tapi pelak sana politik luar negeri masih orang-orang chou en-lai

24 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA Teng Hsiao-p'ing jatuh juga. Satu lagi tokoh moderat yang teknokrat (dia bekas Sekretaris Jenderal Partai, ahli organisasi) dari kelompok pragmatis Peking telah tenggelam. Ia diharuskan "belajar dari massa rakyat" lagi. Mengingat usianya, rasanya tidak mungkin lagi ia akan kembali dan memegang jabatan tinggi dalam hierarki partai dan pemerintahan. Dari jatuhnya Teng, para analis Amerika dan perwakilan tetap Amerika di Peking menilai bahwa peristiwa yang terjadi di Peking hanya terbatas pada diri Teng. Tidak akan menjadi luas. Juga, kata mereka, tersingkirnya Teng tidak akan mempengaruhi hubungan Peking dengan Washington. Setidak-tidaknya ada dua faktor utama yang mendorong Peking mengadakan pendekatan dengan Washington: domestik dan internasional. Pembangunan ekonomi yang terlantar semasa Revolusi Kebudayaan harus ditata kembali. Cina adalah negara agraris. Pembangunan ekonomi berarti membenahi sektor pertanian, terutama memproduksi lebih banyak bahan pangan untuk memberi makan rakyat. Untuk itu perlu teknologi. Ini hanya bisa didapatnya dengan mengadakan hubungan dengan negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika. Dari Uni Soviet? Tidak mungkin. Itu karena pertentangan ideologi. Bagaimana dengan Eropa Timur? Teknologinya dianggap jauh di bawah Amerika dan Eropa Barat. Internasional: cekcok ideologi dengan Moskow tidak bisa dirujukkan lagi. Tambahan lagi, hadirnya kurang lebih satu juta serdadu Rusia di perbatasan Utara yang lengkap dengan senjata mutakhirnya. Cina tidak mungkin melawan dua musuh utama pada waktu yang bersamaan. Ini berlawanan dengan strategi dasar Mao. Yang satu harus didekati dan dijinakkan terlebih dahulu. Salah satu kritik terhadap kebijaksanaan Liu Shao-chi di bidang diplomasi adalah mempunyai dua musuh utama pada waktu yang bersamaan. "Kontradiksi" Revolusi Kebudayaan pecah, Liu jatuh. Setelah selesai, kebijaksanaan luar negeri pun harus disusun kembali. Hasilnya: peredaan ketegangan dengan Amerika. Maksudnya secara strategis tidak lain agar dengan mendekati AS, Cina bisa mengeksploatir "kontradiksi" di antara kedua superpower Amerika dan Rusia. Secara ekonomis, Cina akan memperoleh bantuan teknologi untuk mengembangkan pertanian dan perindustriannya. Tapi akhir-akhir ini ada indikasi bahwa Peking tidak puas akan keadaan hubungannya dengan AS. Ini disebabkan oleh adanya peredaan ketegangan antara AS dengan Uni Soviet. Pada pendapat Peking, Amerika terlalu memberi hati kepada Rusia. Redanya tingkat permusuhan antara Moskow dengan Washington ternyata lebih menguntungkan Rusia. Karena Moskow lebih leluasa untuk melakukan manuver-manuver dalam menghadapi Cina, tanpa takut akan ancaman Amerika di Eropa terutama. Ini tentu saja mengkhawatirkan Peking. Pendapat Cina ini ternyata senafas dengan kritik yang dilontarkan di Amerika terhadap kebijaksanaan politik luar negeri Pemerintah Ford. Serangan itu terutama dilontarkan kepada Henry Kissinger, si arsitek peredaan ketegangan dengan Peking maupun Moskow. Karena itulah sejak tahun 1974, Peking telah beberapa kali mengundang pemuka-pemuka politik, senator, wartawan maupun pribadi yang menjadi pengritik keras Kissinger. Gejala ini sudah nampak, malahan ketika Chou En-lai yang jadi mesin diplomasi RRC masih hidup. Contoh yang paling jelas, Senator Henry Jackson, orang Partai Demokrat yang menjadi pengritik utama Kissinger dan punya kans untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Ia diundang ke Peking pada tahun 1974. Ketika kembali di AS Jackson mengatakan bahwa pendapat dia mengenai peredaan ketegangan sangat dekat dengan pendapat para pemimpin RRC. Senator Edward Kennedy pun, yang punya popularitas sebagai calon presiden diundang pula ke sana. Contoh yang paling segar, ketika Richard Nixon berkunjung ke Cina Ia diundang ke Peking untuk memperingati tahun ke empat pulihnya hubungan antara Cina dengan Amerika. Di Peking Nixon mendapat perlakuan dan sambutan bagaikan seorang kepala negara. Perlakuan terhadap Nixon ini demikian meriahnya, sehingga melebihi perlakuan terhadap Presiden Ford, ketika Ford mengunjungi Cina. Sementara itu, sibuknya para pejabat Departemen Luar Negeri Amerika yang mondar-mandir Peking-Washington, membuktikan bahwa memang ada krisis dalam hubungan antara Amerika dengan Cina. Hanya Albania Dengan Uni Soviet Cina semakin jauh. Usaha-usahanya untuk memecah blok Timur tidak banyak membawa hasil. Ternyata hanya Albania yang secara konsekwen mengikuti garis Peking. Uni Soviet sendiri, sikapnya terhadap rezim Peking makin keras. Dalam Kongres Partai Komunis Uni Soviet yang baru saja berakhir Brezhnev menyerang Cina lagi. Cina mendapat cap dan identik dengan "Afrika Selatan yang rasialis dan militeris". Maoisme dianggap sebagai "tidak sejalan dengan Marxisme-Leninisme", bahkan merupakan musuh dari idiologi tersebut. Bagaimana corak politik luar negeri Cina setelah kepergian Teng Hsiao-p'ing? Terutama dalam hubungan tripolarnya terhadap Amerika dan Uni Soviet? Menurut pendapat saya setidak-tidaknya untuk sementara waktu, tidak akan mengalami perubahan. Hua Kuo-feng tidak punya pengalaman banyak dalam diplomasi. Walaupun demikian orang-orang yang jadi pelaksana politik luar negeri masih "orang-orangnya" Chou En-lai. Misalnya Menteri Luar Negeri Chiao Kuan-hua. Kalau dilihat dari sudut strategi, Peking tidak mau lagi mengulangi kesalahan pada masa lalu ketika ia bersikap keras baik terhadap AS maupun Rusia. Ini tidak sesuai dengan strategi dasar Maoisme. Tapi tidak mustahil terjadi perubahan, terutalia dalam hubungannya dengan Amerika. Suatu saat, bila merasa bahwa peredaan ketegangan dengan Amerika tidak menguntungkan dia, baik keuntungan ekonomi maupun keamanan nasionalnya, Peking akan meninjau kembali kebijaksanaannya. Kalau hal itu terjadi, selamat berpisah Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus