Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Berita Tempo Plus

Hari-hari setelah Kemenangan itu

Hamas memenangi pemilu Palestina. Banyak masalah, dalam dan luar negeri, yang akan menghadang langkah-langkahnya.

30 Januari 2006 | 00.00 WIB

Hari-hari setelah Kemenangan itu
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dua tahun lalu, di Kota Gaza, sebuah helikopter Israel terbang rendah seraya menembakkan roketnya ke suatu titik. Tak lama berselang, terbetik kabar bahwa tubuh Syekh Ahmed Yassin, pemimpin spiritual gerakan Hamas, seorang tua berkursi roda, hancur dan ia tewas seketika. Timur Tengah pun gempar. Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, misalnya, mengungkapkan pernyataan bombastis: tunggu saja, kehancuran Hamas sudah dekat.

Syekh Ahmed Yassin telah pergi, Sharon terkulai di ranjang sakitnya, tapi Hamas tak terkubur. Hamas tengah menyongsong sebuah masa depan yang mungkin sama sekali tak pernah dibayangkannya: berkuasa. Minggu lalu, Hamas menyapu 76 kursi dari 132 kursi parlemen lokal dan pusat yang diperebutkan dalam pemilu yang ”jurdil” dan beradab. Fatah, pesaing utamanya, hanya memperoleh 43 kursi.

Ada banyak penjelasan untuk menerangkan kemenangan yang gemilang itu. Apa pun itu, yang jelas semua tidak siap menghadapi perkembangan ini. Hamas sendiri dikepung oleh beberapa masalah sekaligus. Pertama, ia harus memutuskan bagaimana ia mengadopsi perjuangan politik, menjauhi perjuangan bersenjata. Ada IRA (Tentara Republik Irlandia), misalnya, yang telah menyerahkan semua senjatanya, dan melebur diri menjadi kekuatan politik belaka. Tapi ada juga gerakan Hizbullah di Libanon yang bermain di dua dataran: mempertahankan perjuangan bersenjata, juga ikut partisipasi politik yang konstitusional.

Masalah kedua, sebuah dilema pemilu. Ketidaksanggupan Fatah menjalankan pemerintahan dan parlemen dengan efektif boleh jadi merupakan satu bagian yang paling menentukan kemenangan Hamas dalam pemilu. Dengan kata lain, Hamas harus menanggung beban dari kesalahan-kesalahan yang dibuat pemerintah Fatah sebelumnya: krisis fiskal, birokrasi yang lebih banyak memperpanjang ketimbang menyelesaikan masalah, pasukan keamanan yang tak berdisiplin, pengangguran yang sewaktu-waktu bisa meledak, dan korupsi di segala lini.

Masalah ketiga, tekanan dunia internasional. Negara-negara donor, baik Amerika maupun Uni Eropa—apalagi Israel—menolak setiap pembicaraan dengan ”kelompok Palestina bersenjata” dan ”bertujuan menghancurkan negara Israel”. Sebelumnya, para pemimpin Uni Eropa juga sudah menganjurkan supaya Hamas menghentikan segala kegiatan berbau kekerasan dan mengakui Israel.

Dibandingkan dengan mereka, Hamas memang belum lagi memiliki kekuatan tawar yang hebat. Tapi Hamas tahu diri dan cepat memahami medan yang dihadapinya. Tak lama setelah hasil penghitungan suara diumumkan, Hamas menawarkan kabinet bersama. Ia menyodorkan posisi presiden tetap di tangan orang senior Fatah, Mahmoud Abbas. Abbas adalah sosok yang juga disarankan Presiden George W. Bush bertahan pada posisi itu. Adakah persamaan pilihan ini akan menjadi awal yang pada akhirnya akan melibatkan Hamas dan Amerika Serikat dalam proses perdamaian di Palestina?

Yang terang, Hamas menghadapi satu lagi persoalan yang berada di luar jangkauannya: pemilu Israel, 28 Maret nanti. Dapat diperkirakan, kemenangan Hamas akan menjadi komoditas politik yang paling hangat dalam kampanye para kandidat. Israel sibuk menggemakan doktrin unilateralis Sharon tentang pemisahan sepihak. Tak ada pembicaraan sama sekali dengan pihak Palestina. Gaza ditinggalkan, tapi dinding-dinding pertahanan didirikan untuk melindungi negeri itu dari serangan. Padahal, kalau sudah begini, akan muncul sempalan-sempalan Hamas yang mengajak kembali ke perjuangan bersenjata. Israel memang harus merangkul Hamas jika ingin damai bersemi di Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus