Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Jakarta Perlu Solusi Total

Pemerintah Jakarta memajukan jam sekolah. Kemacetan butuh solusi menyeluruh, bukan sekadar memindahkan soal.

1 Desember 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANEKA program mengatasi kemacetan Jakarta selama ini terkesan tambal-sulam. Kalaupun ada program bagus, pelaksanaannya amburadul di tengah jalan. Three-in-one diakali pemilik mobil dengan menyewa joki, busway belum menjangkau semua koridor, monorel cuma terpancang tiangnya, transportasi air dihadang sampah dan dangkalnya sungai.

Program memajukan jam sekolah menjadi 06.30, yang dilansir pemerintah DKI Jakarta mulai 2 Januari nanti, diduga tak akan banyak berarti. Malah bisa dimengerti bila warga menentang. Memajukan jam sekolah 30 menit sama sekali tidak signifikan mengurangi beban kemacetan. Para pelajar, guru, orang tua murid, harus bangun lebih awal, berangkat lebih pagi, dan itu berarti mengurangi jam tidur. Mereka yang bukan penyebab utama macet di Jakarta itu dipaksa berkorban besar, tanpa diberi kesempatan memilih alternatif.

Mumpung belum telanjur, pemerintah Jakarta disarankan mempelajari kembali soal ini. Pemerintah memang punya pegangan hasil riset sebelum rencana memajukan jam sekolah dicetuskan. Setiap hari ada 20,7 juta perjalanan di Jakarta. Sebanyak 57 persen menggunakan kendaraan bermotor. Dari kelompok motor itu, 48 persen berangkat ke kantor dan 14 persen pergi ke sekolah.

Statistik itu saja menunjukkan seharusnya bukan mereka yang pergi ke sekolah yang mesti datang lebih pagi. Malah seharusnya jam sekolah dimundurkan menjadi pukul 08.00. Jam masuk kerja bisa dimajukan.

Dua keuntungan bisa dipetik: jam produktif pekerja diharapkan bisa meningkat. Mereka tidak dihambat 14 persen pelajar atau 1,8 juta pelajar yang berkendaraan. Dan para pelajar memiliki waktu tidur lebih panjang serta sarapan lebih tenang sebelum ke sekolah. Tentu saja perlu ada uji coba untuk rencana ini. Bila hasilnya efektif, masyarakat pasti menyambut baik.

Pengaturan sarana transportasi khusus pelajar pun perlu disegerakan. Sekolah-sekolah kaya dapat menyediakan fasilitas antar-jemput, sehingga mengurangi jumlah mobil pribadi di jalan. Pemerintah Jakarta juga dapat menghidupkan lagi program bus sekolah gratis. Dengan halte khusus dan jadwal yang tetap, pelajar akan datang tepat waktu. Sebab, terlambat berisiko kehilangan transportasi gratis. Uang jajan bisa berkurang.

Hanya mengatur pelaku perjalanan sebenarnya tidak memotong akar masalah: jumlah kendaraan di Ibu Kota terlampau banyak, sementara ruas jalan terbatas. Menurut Badan Pusat Statistik, ada delapan juta kendaraan di Jakarta sekarang. Maka pembatasan mobil pribadi bisa menjadi salah satu solusi.

Ya, kita tahu pemerintah Jakarta sudah cukup berupaya menyelesaikan soal laten ini. Tapi kita belum melihat solusi menyeluruh yang dapat memecahkan padatnya lalu lintas Ibu Kota. Padahal metropolitan kita ini sekarang punya pemimpin dengan kapasitas baik untuk menata kotanya. Diharapkan bahwa Gubernur Fauzi, seorang doktor bidang perencanaan kota dan wilayah, melahirkan solusi-solusi menyeluruh itu.

Jakarta tidak bisa dihadapi dengan solusi serba sepotong-sepotong, apalagi hanya mengeluh soal keadaannya yang runyam. Jakarta butuh perencanaan yang matang, implementasi yang sinambung, dan kontrol yang ketat. Perlu langkah yang lebih memeras otak ketimbang sekadar mempercepat 30 menit jam sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus