Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marginalia

Keadilan, bukan kemakmuran

Pengertian keadilan sosial diarahkan dgn istilah pemerataan pendapatan. rakyat indonesia mendambakan ratu adil bukan ratu makmur. perbedaan kaya & miskin begitu tampak, sehingga pemerataan tidak dimasalahkan.

3 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IDE-IDE perlu diasah, dan tak cuma sekali. Lihatlah pengertian tentang "keadilan sosial". Beberapa puluh tahun kita selalu berbicara tentang hal ini. Kini bahkan ia diberi arah yang lebih jelas, dengan istilah "perataan pendapatan". Dan daya tariknya bukan main. Agaknya tidak ada seorang cendekiawan pun di Indonesia kini yang tidak berbicara untuk itu, dan tak ada seorang pejabat tinggi pemerintah pun yang terang-terangan bersedia menolaknya. Namun tidakkah di balik keramaian suara intelektuil yang terdengar itu sebenarnya masih terasa kemiskinan intelektuil? Ide-ide terlontar dengan sinar yang panas terang, tapi mungkin belum cukup terasah. Sudahkah kaum cendekiawan kita merasa jelas benar dengan konsep "perataan pendapatan"? Adakah telah terjadi proses penajaman dan pencerahan dalam riwayat gagasan itu? Adakah ide itu bukan sekedar pengulangan dari hal yang kabur-!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus