Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Ketika Presiden Dipilih Langsung

28 Desember 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak terlalu pagi untuk mulai mengenal siapa calon presiden tahun depan. Banyak sekali yang berminat, tapi belum pasti berapa jumlah calon sesungguhnya. Selalu ada nama baru yang muncul, baik yangresmi mengumumkan niatnya maupun yang diduga akan dicalonkan partainya. Bagaimanarakyat harus memilihnya secara langsung, danberapa besar peluang masing-masing calon itu?

Pemilihan presiden sendiri baru diadakan awal Juli 2004 nanti, sesudah pemilihanumum anggota legislatif selesai. Namun, karena kedudukan presiden paling pentingdalam pemerintahan, masyarakat tidak ingin salah memilih hanya karena belum kenal betul.Waktu enam bulan sebenarnya sangat sempit bagi masyarakat untuk bisa menilai para calon presidendengan baik. Sementara itu, masing-masing calonpresiden?atau masih bakal calon?belum diperkenankanmemperkenalkan diri, karena akan dianggap berkampanye sebelumwaktunya. Menurut jadwal, kampanye pemilihan presiden danwakil presiden baru diadakan sepanjang bulan Juni 2004.Sebelum itu, semua bentuk promosi calon presiden dilarang.

Segala sesuatu yang memberikan efek lebihdikenal masyarakat punya pengaruh yang serupa dengankampanye juga. Hal seperti ini sukar dicegah, dan sebenarnyamemang tidak perlu dilarang. Selama hasilnya akanmembuat masyarakat lebih mengenal calon presiden, kegiatan itujustru harus dilakukan. Yang diutamakan adalah segikepentingan masyarakat untuk bisa mengenali calon dengan benar,jangan cuma dipandang sebagai kegiatan mencuri peluangkampanye yang menguntungkan para calon.

Andaikata pasangan calon presiden dan wakil presidenhanya ada dua sekalipun, berkenalan dengan masyarakathanya sebatas waktu kampanye resmi?selama empatminggu?pasti tidak mencukupi. Apalagi kalau calon presidennyadua puluh orang lebih, masyarakat bisa bingung. Karenaitu, kontak dan komunikasi calon presiden dan wakilpresiden dengan masyarakat harus dimulai lebih awal. Kalaudari sekarang bisa, kenapa tidak? Yang patut dibatasi adalahmasa kampanye resmi, yaitu kegiatan fisik yangmenggunakan sarana publik dan mendapat dispensasi dalam halketertiban umum, seperti berpawai di jalan raya, menempel gambardan memasang atribut di mana-mana, atau mengadakanacara di lapangan terbuka. Yang ini boleh dibatasi dandiawasi. Sedangkan wawancara, diskusi, pertemuan di ruangtertutup, penerbitan brosur tentang pandangan calon, dan situsInternet tak ada salahnya bila dikerjakan dari sekarang,sepanjang tidak mengganggu kegiatan umum sehari-hari.

Entah karena informasi yang terbatas, entahkarena masing-masing sudah punya favorit tetap, jajakpendapat tentang calon presiden sampai saat ini menghasilkangambaran pilihan yang berbeda-beda. Caramenyelenggarakan jajak pendapat beberapa lembaga tidak sama. Adayang menggunakan metode survei yang sahih, ada yangmemakai cara yang tidak salah tapi lemah, ada jugayang menanyakan pendapat dengan cara populer dan sederhana tapi hasilnya jauh darimewakili pendapat masyarakat luas. Yang secarailmiah bertanggung jawab dan yang sembarangan sama-sama menarik perhatian umum.Malah penyajian hasil survei yang satu langsung dibandingkan dengan yang lain begitusaja. Hasilnya sering berbeda, bahkanbertentangan. Yang satu dipakai untuk membantah yanglain, tanpa peduli bahwa mutu penjajakan yang dipakai sama sekali tidak sama. Ini adalahurusan kesan, bukan masalah akuntabilitasmetodologi statistik. Kalau masyarakat percaya, apalagi yang perlu dipersoalkan dalam politik?

Maka dalam perkiraan sebuah hasil survei TEMPO-Monitor yang metodenya diklaim bisadipertanggungjawabkan, calon presiden dari PartaiKeadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nurwahid, memperolehpilihan hanya dari 1,65 persen responden (baca Monitor,halaman 60). Sedangkan dalam real timepoll melalui layanan pesan pendek (SMS) selama tujuh hari yang dilakukan olehstasiun televisi SCTV, Ketua PKS ini selalu mendapatpersentase tertinggi, terakhir sampai 27,62 persen. Megawatipun tertinggal jauh. Survei melalui SMS ini dikritik karenasangat timpang dalam mewakili pendapat umum.Penyelenggaranya sendiri segera mengimbuhkandisclaimer, dengan menyatakan bahwa hasilnya tidak bisa dipakai untukgeneralisasi.

Namun kesan yang terjadi sempat memberi arti, danbanyak orang menganggap hasil itu tetap perlu dibaca.Buktinya, para penyokong masing-masing calon sibuk setiaphari mengirimkan pesan pendeknya untuk menambahangka. Amien Rais, calon Partai Amanat Nasional, memperolehsuara terbanyak kedua dalam poll SMS itu, 20,14 persen. Yangmenarik, Amien Rais adalah calon yang terbanyak dipilihdalam survei TEMPO-Monitor, dengan persentase yangkebetulan hampir sama, yaitu 21,88 persen. Survei ini dilakukanpada 1.000 responden, sedangkan jajak pendapat SMSdiikuti 185.000 pemakai telepon seluler. Bagi Amien Rais danpendukungnya, hasil kedua jajak pendapat ini mungkindianggap sama penting, sedangkan bagi Hidayat Nurwahidbarangkali tidak. Yang bisa sama di antara keduanya ialah bahwajajak pendapat itu lebih mereka terima secara subyektif darisudut oportunisme politik, bukan dari sahih-tidaknya metodologi.

Jajak pendapat itu dinamis, hasilnya bisa berubah dengan waktu, karena suasana selalu berkembang dan pengetahuan pemilih pun bertambah. Karena itu, kita belum boleh menganjurkan agar lebih baik calon-calon presiden dengan perolehan dukungan nol koma sekian persen mengurungkan niatnya, supaya persaingan lebih sederhana. Sementara ini kita tidak menitikberatkan kekuatan daya ramal jajak pendapat, melainkan hanya memanfaatkannya untuk lebih memperkenalkan para calon pemilihan langsung presiden kepada masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus