Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ucapan selamat layak dilontarkan kepada Daniel Kahneman dari Universitas Princeton dan Vernon Smith dari Universitas George Mason. Keduanya adalah pemenang teranyar hadiah Nobel bidang ekonomi. Penganugerahan ini tak hanya pengakuan terhadap hasil karya mereka, tapi juga aliran ilmu ekonomi yang mereka yakini.
Kahneman, seorang psikolog, telah menunjukkan bagaimana individu-individu secara sistematis berperilaku tidak serasional yang diyakini para ekonom ortodoks. Penelitiannya tak hanya membuktikan bahwa individu-individu kadang kala berlaku berbeda dengan yang diramalkan teori ekonomi standar, tapi juga bahwa mereka melakukannya secara teratur, sistematis, dan dalam cara yang dapat dipahami serta dijelaskan oleh sebuah hipotesis alternatif. Hipotesis yang kini berkompetisi dengan doktrin para ekonom ortodoks.
Bagi kebanyakan pelaku pasardan juga pengamat awamini sepertinya bukan berita besar. Para broker Wall Street, yang mempromosikan saham yang mereka ketahui bernilai sampah, memanfaatkan ketidakrasionalan yang diekspos oleh Kahneman dan Smith ini. Faktor utama mania yang memicu lahirnya ekonomi gelembung adalah berdasarkan pada eksploitasi psikologis para investor.
Sebenarnya, ketidakrasionalan ini bukanlah kabar baru bagi para ekonom. John Maynard Keynes telah menggambarkan pasar saham bukanlah persaingan individu-individu rasional yang berlomba menemukan fundamental pasar, melainkan lomba kecantikan yang pemenangnya adalah yang dapat menebak pilihan para juri.
Penghargaan Nobel ini merayakan kritik terhadap penganut ekonomi pasar yang simplistis (terlalu disederhanakan), persis seperti tahun sebelumnya (ketika saya menjadi satu dari tiga pemenangnya). Ketika itu kami menekankan bahwa pelaku pasar yang berbeda mempunyai informasi yang berbeda pula, termasuk dalam ketidaksempurnaannya. Ketidaksimetrisan dalam informasi ini menyebabkan dampak besar dalam menentukan bagaimana ekonomi berjalan.
Kesimpulan kami adalah pasar secara umum tidaklah efisien. Karena itu, pemerintah punya peran besar di dalamnya. Tangan tak terlihat Adam Smith, sebuah ide bahwa pasar bebas akan melahirkan efisiensi seolah-olah dibimbing oleh tangan tak nampak, tak terlihat antara lain karena memang tak ada. Hal ini juga bukan berita baru bagi mereka yang tiap hari bekerja di pasar (dan menjadi kaya dengan memanfaatkan adanya ketidaksimetrisan informasi).
Selama lebih dari 20 tahun, para ekonom terkesima oleh model "rational expectation" yang mengasumsikan bahwa semua pelaku pasar memiliki informasi yang sama (kendati tak sempurna) dan berlaku rasional, bahwa efisiensi pasar adalah sempurna, bahwa pengangguran tak pernah ada (kecuali akibat ulah serikat buruh yang tamak atau ketentuan upah minimum pemerintah), dan bahwa tak pernah ada penjatahan (rationing) kredit.
Bahwa model ini begitu dipercaya, seperti terlihat terutama di pendidikan pascasarjana Amerika Serikatkendati kenyataan jelas tak mendukungnyamenunjukkan bahwa ideologi telah mengalahkan ilmu pengetahuan. Celakanya, para lulusan sekolah-sekolah ini sekarang berperan sebagai pembuat kebijakan di banyak negara, dan berupaya keras melaksanakan program yang didasarkan atas keyakinan pada efisiensi pasar bebas.
Perlu saya tegaskan bahwa model-model rational expectation telah memberikan sumbangan yang penting bagi ilmu ekonomi. Terutama karena disiplin penerapannya dalam pemikiran ekonomi telah mengekspos berbagai kelemahan hipotesis yang mendasarinya. Proses akademis yang baik akan menyadari batas-batas sebuah hipotesis. Sayangnya, para pendakwah rational expectation umumnya kurang rendah hati.
Vernon Smith adalah pelopor dalam pengembangan ekonomi eksperimental, gagasan bahwa teori ekonomi dapat diuji dalam suasana laboratorium. Salah satu alasan mengapa ekonomi adalah ilmu yang sulit, dan mengapa begitu banyak perbedaan pendapat di antara para ekonom, adalah karena ekonom tak dapat melakukan eksperimen yang terkontrol. Alam memang memunculkan eksperimen-eksperimen alamiah, tapi umumnya begitu banyak hal yang berubah dalam waktu begitu singkat sehingga terasa sulit untuk mengurai apa yang menyebabkan apa.
Para pengkritik ekonomi eksperimental mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa pelaku percobaan membawa aliran pikirnya sendiri hingga jalannya eksperimen terbias oleh prakondisi tersebut sehingga hasilnya tak semurni seperti di laboratorium fisika. Kendati demikian, eksperimen di bidang ekonomi ini telah memberikan wawasan-wawasan baru pada beberapa hal penting, seperti memperbaiki rancangan sebuah kegiatan lelang. Dan, yang lebih penting lagi, ketidakrasionalan para pelaku pasar yang dibuktikan oleh penelitian Kahneman telah diverifikasi berkali-kali secara laboratoris.
Salah satu hasil menarik yang didapat dari ekonomi eksperimental ini adalah mengenai kerelaan berkorban dan ketamakan. Seperti telah terbukti (setidaknya di laboratorium) bahwa obyek eksperimen tak setamak seperti diperkirakan para ekonom, terkecuali untuk satu grup, yaitu para ekonom itu sendiri.
Anugerah Nobel yang diberikan menekankan pentingnya mempelajari manusia dan ekonomi apa adanya dan bukan sebagai apa yang diinginkan. Hanya dengan pemahaman yang lebih baik terhadap perilaku manusia sebenarnya sajalah kita dimungkinkan dapat berharap untuk merancang kebijakan ekonomi yang lebih baik pula.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo