Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Sob: memperburuk ekonomi kota & desa

Peredaran ksob & tssb ramai diperdebatkan. banyak dampak negatif yang dirasakan masyarakat luas. dep sos & depkeu diharap meninjau kembali peredaran 2 jenis undian tersebut, sebelum terlambat.

16 Juli 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peredaran Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) dan Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah kembali ramai diperdebatkan. Itu dimulai oleh beberapa anggota DPR yang menyoroti dampak ekonomi peredaran dua jenis "kupon" berhadiah itu (TEMPO, 9 Juli, Laporan Utama). Dampak ekonomi iu terlihat terutama terhadap masyarakat, khususnya di pedesaan. Akibat buruk itu terasa karena ternyata dana masyarakat yang disedot KSOB mencapai kira-kira Rp 50 milyar per bulan, sedangkan TSSB bisa menyedot Rp 83 milyar sebulan. Sehingga, total jenderal dana masyarakat yang disabet kedua tanda "sumbangan" mencapai sedikitnya Rp 133 milyar. Sementara itu, para pemenangnya hanya bisa mengantungi sekitar 30% dari uang rakyat yang disedot 1-5B dan hanya 15% saja dari SOB. Peredaran kedua "kupon" itu, tidak boleh tidak, kan mempengaruhi hubungan perputaran uang di kota dan desa. Sehingga, ketimpangan perputaran uang itu, 70% di kota dan 30% di pedesaan dari keseluruhan uang yang beredar, kira-kira Rp 12 trilyun, menjadi makin tak seimbang. Sementara itu, dapat sinyalemen, besarnya minat masyarakat golongan berpendapatan rendah di kota dan lebih-lebih di pedesaan dalam membeli kedua kupon itu berakibat bahwa mereka sampai-sampai meminjam uang dari lintah darat. Padahal, uang itu hanya diperuntukkan khusus ikut "menyumbang" dua pertaruhan itu. Sehingga, perilaku masyarakat berpenghasilan rendah itu dinilai bisa menimbulkan berbagai ekses, yang pasti ditakuti dan dirasakan masyarakat luas. Berdasarkan hal-hal di atas, dampak negatif yang dirasakan masyarakat luas adalah sebagai berikut: 1. Etos dan disiplin kerja masyarakat berpenghasilan rendah, di kota dan desa, akan menurun. Sementara itu, kehidupan berspekulasi dan main untung-untungan makin berkembang. 2. Penyebaran pembangunan secara merata sampai ke daerah-daerah pedesaan akan terhambat. Sebab, tersedotnya dana masyarakat akibat ikut menyumbangnya rakyat itu tiap bulan mencapai Rp 133 milyar atau sekitar 5% dari APBN 1988. 3. Selain yang bersifat ekonomis seperti disebutkan di atas, akibat yang lebih parah akan terasa di bidang moral dan mental bangsa. Maka, kini tak ada cara lain yang lebih baik bagi pemerintah, dalam hal ini Depkeu dan Depsos, selain meninjau kembali peredaran dua jenis kupon berhadiah itu. MADE LINGGA Jalan Bambu Tali I/8 Bojong Indah, Cengkareng Jakarta Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus