Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Terkun, Dokter Apa Dukun

Orang yang sakit kanker sering tambah gawat setelah diagnosa. Dukun selalu memberi harapan pada si sakit. Dokter, sebelum diagnosa memeriksa dengan radiologi, mendengar keluhan. Dukun dengan observasi. (kl)

15 September 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASIEN yang sakit kanker membutuhkan harapan. Kanker menjadi penyakit dahsyat karena, sesudah diagnosa kanker, pasien sering tidak ada harapan - padahal, tanpa harapan, manusia tidak bisa hidup. Ini menjadi tanah subur untuk sejumlah tabib yang memberi harapan palsu. Bukan dukun saja - juga tabib ilmiah melihat kemungkinan mencari nama dan duit. Dr. de Ranitz berpendapat, cukup banyak dokter memenuhi dorongan pasien atau keluarganya - dan meski tahu tidak ada harapan lagi, memberi obat yang sangat mahal atau semacam chemotherapy yang punya pelbagai side effects, sedang hidup pasien hanya diperpanjang sedikit. Tanah itu sangat subur untu dokter ahli yang mengobati sebagai dukun atau dukun yang main sebagai dokter. Dr. Mulyono beberapa hari sebelum meninggal diberi metaphysic treatment. Metafisika ialah falsafah yang memikirkan hal mengada mungkin sang tabib hanya berdoa. Ada dokter yang yakin sanggup mengobati pasien idiot. Lebih baik dokter itu mengobati dirinya dulu. Gejala carcinome, obyek onkologi, sampai sekarang masih suatu teka-teki - meski dalam riset yang lama, mahal, dan sabar telah terdapat pelbagai hipotesa yang menimbulkan eksperimen berharga. Ribuan ahli yang rendah hati yang disembunyikan dalam isolasi laboratorium, bekerja bertahuntahun dengan sabar karena tahu bahwa hanya jalan ilmiah menuju ke firdaus. Ilmu ialah pemikiran yang metodis, kritis, dan sistematis. Pemikiran mengikuti jalan pemikiran kimia, morfologi, fisika, atau metode perbandingan. Dengan kritis orang memisahkan hasil yang benar dari hasil pura-pura, dan jalan pemikiran tertangkap dalam suatu sistem yang logis. Sang dukun hanya punya pengalaman dia coba-coba saja, tidak menguji hasilnya, dan omongannya jarang logis. Kadang-kadang pengalaman berharga, tapi sang ahli terbuka untuk pengalaman itu (usaha syaman diteliti ahli riset), sedang dukun membuang bukubuku Mesir, Arab, Cina, Eropa ke luar jendela. Rupanya, pelbagai tabib di Indonesia, yang yakin bahwa segala hal di sini lebih baik dari di Eropa, merasa sanggup membuat suatu short cut dan memperlihatkan setiap minggu beberapa mukjizat yang ajaib bin ajaib. Obat mereka hebat, tapi pasien lekas mati. Sesudah skandal honorarium terlalu tinggi, kick back dari pabrik obat, sekarang muncul skandal yang jauh lebih serius: orang tidak tahu lagi apakah masuk perangkap seorang ahli atau seorang dukun. Lain dari tim tukang simsalabim yang beroperasi di Bandung, ada juga tabib paranormal atau dokter dengan diagnosa ekstrasensoris. Para dokter bonafide mengutuk sang dokter paranormal. Sikap ini bukan sikap ilmiah. Ada orang yang punya daya pengalaman ekstrasensoris, mereka mehhat hal yang jauh atau hal yang belum terjadi bahkan rupanya ada juga yang bisa menggerakkan barang dari jauh (telekinese). Bertahun-tahun daya itu dipelajari dalam pelbagai negeri, terutama di Rusia, dalam suatu disiplin yang disebut ilmu jiwa paranormal atau parapsikologi. Ten Have di Utrecht mendapat nama cukup masyhur. Kesulitan dalam penelitian parapsikologis ialah pembuatan suatu kejadian yang lepas dari hukum probability dan yang seratus persen kebetulan. Kalau si Achmad setiap hari pukul dua belas pulang rumah, dan hari ini saya meramalkan dia besok pukul dua belas akan pulang rumah, itu bukan prestasi besar. Paragnost harus meramalkan sesuatu yang tidak mempunyai cue atau yang lepas dari hukum probability. Sering sulit membedakan pengamatan yang tidak sadar dari pengamatan paragnostis. Kalau dalam mata kanan seorang wanita suci batas bawah absolut diukur, sedang mata kiri diberi rangsang subliminal (kata pelacur), kita lihat ambang bawah absolut naik, terjadi suatu saringan tidak sadar yang memperkecil kemungkinan terJadi rangsangan. Untuk laki-laki nakal terjadi hal lain: ambang turun toleransi untuk rangsangan menjadi lebih besar. Mungkin sang paragnost tanpa mengetahui menangkap rangsang-rangsang yang tidak berpengaruh terhadap orang yang kurang terlatih atau kurang berminat. Dengan itu memang belum jelas bagaimana orang bisa meramalkan hal yang belum terjadi. Paragnosis dalam diagnosa tidak bisa ditolak begitu saja, tapi harus diteliti dengan metodis, kritis, dan sistematis, dan dokter medis biasa harus pasang papan lain dari papan yang dipasang sang paragnost. Profesi kedokteran di Indonesia ialah profesi yang dilindungi. Departemen Kesehatan berkewajiban melindungi konsumen terhadap malpractice. Kalau limun dengan warna amaranth dibuang di Arab Saudi sesudah diimpor dari Indonesia, sedang di sini di6iarkan Depkes, tidak mengherankan di bidang praktek kedokteran pasien masih bisa ditipu. Perbedaan dukun dan dokter tidak hanya perbedaan model. Memang benar sang dokter melihat simtom, mendengar keluhan, memeriksa dengan auskultasi, radiologi, analisa laboratorium, lalu membuat diagnosa, terapi, dan prognosa, dan sang dukun mungkin hanya memakai intuisi atau observasi dangkal. Tapi ada juga perbedaan dalam roleplaying sang pasien. Mungkin dukun lebih berhhasil menimbulkan gotong-royong penderita. Dalam model ilmiah pasien seratus persen pasif dia hanya diajak minum obat. Pasien dukun diajak berpartisipasi terutama kalau dukun seorang gebedsgenezer, mengobati dengan metode revivalis - doa dan percaya. Mungkin orang yang suka peri ke dukun termasuk kategori lain dari orang yang mau diperiksa dokter biasa. Dikatakan, oran Padang hanya berobat dengan dokter ahli, sedang di Jawa Tengah ada kesukaan simsalabim. Mungkin bisa terjadi bahwa pasien yang sugestibel lekas sembuh kalau diajak merasa sehat, seperti dia mungkin dulu menjadi sakit karena pemikiran atau autosugesti. Orang dapat kesan bahwa bagian yang cukup besar dari pasien Pastor Ioogman berasal dari suster, blarawan, atau biarawati, tempat neurasteni dan hipochondri. Perbedaan antara dukun dan dokter harus jelas, tapi usaha dukun harus dipelajari dengan mata terbuka dan ilmiah. Pelbaai sinse mempunyai metode bonesetting yang mengherankan misalnya clavicula yang pecah diperbaiki tanpa ransel. Juga akupunktur, meski belum jelas untuk kedokteran, memberi kemungkinan yang belum cukup diteliti. Nec ridere nec flere, nec laudara nec contemnere sed intelligere. Jangan ketawa jangan menangis, jangan puji jangan mengecam, lebih baik mengerti dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus