Di balik pergolakan dalam tubuh UMNO di Malaysia (TEMPO, 13, 20, dan 27 Februari, Luar Negeri) memang ada hikmah besar pada proses demokrasi di Malaysia. Mungkin ini merupakan suatu ujian atas seni berpolitik Datuk Sri Dr. Mahathir Mohamad. Memang, ini bukan krisis pertama yang dihadapi Dr. Mahathir Mohamad. Mungkin ini yang terbesar sejak ia memimpin Malaysia dan presiden UMNO. Meski Mahkamah Agung Malaysia menyatakan partai UMNO ilegal, kedudukan Dr. Mahathir Mohamad tak tergoyahkan. Ia mendapat dukungan penuh dari Dewan Negara dan Dewan Menteri serta Yang Dipertuan Agung. Juga, partai-partai lain yang berada di bawah payung Barisan Nasional. Bahkan di luar dugaan, datang pula dukungan dari bekas Deputi Presiden UMNO, Datuk Musa Hitam. Dalam Perhimpunan Agung, April 1987 Musa berada di kubu Tengku Razaleigh. Datuk Musa dan beberapa menteri sebelum pemilihan presiden UMNO 1987 berada dalam kabinet Mahathir. Dengan adanya pertentangan pendapat antara kubu Mahathir/Ghafar Baba dan Tengku Razaleigh/Musa, mereka semua disingkirkan dari susunan kabinet baru selepas pemilihan pimpinan partai itu. Pemilu April 1987 merupakan tanggal bersejarah dalam tubuh UMNO. Ada dua tokoh, yang sebelumnya tidak sehalauan dalam politik, tak disangka-sangka bisa bersatu menentang Mahathir/Ghafar. Ini merupakan kejadian yang memecahkan tradisi partai UMNO. Kebijaksanaan Mahathir memang berbeda dengan yang dilakukan PM sebelumnya, Datuk Hussein Onn. Ia lebih membuka peluang bagi orang-orang Melayu kelompok ekonomi lemah turut berperan semaksimal mungkin. Itu amat berbeda dengan PM Hussein Onn, yang tidak punya program khusus untuk memberikan peranan lebih besar bagi orang Melayu. Tentu saja, Mahathir lantas mendapat sokongan besar dari masyarakat Melayu, yang dijuluki "anak emas" Mahathir. Kredibilitasnya bertambah setelah memberi kesempatan kaum Melayu yang tertinggal di bidang ekonomi. Jika suatu ketika Mahathir harus turun dari kursi PM atau presiden partai, itu bukan berarti ia gagal dalam seni berpolitik. Mungkin sekadar pergantian karena perputaran waktu. Kini, dalam keadaan krisis yang melanda UMNO, ia masih mampu mempertahankan kedudukannya dengan mendapat dukungan parlemen. Juga, dari Yang Dipertuan Agung Malaysia. The New Straits Times, koran berbahasa Inggris, merekam kata-kata Datuk Musa Hitam, yang menunjukkan kematangan berpolitiknya, "Saya harap segenap anggota UMNO bersikap dewasa dan lebih mementingkan kesinambungan partai." Walau ucapan itu dilontarkan Musa Hitam, belum bisa diartikan bahwa ia telah kembali berpihak kepada Mahathir. Pernyataan itu jelas menunjukkan sifat kematangannya dalam berpolitik. Tambah lagi Datuk Musa tidak mendukung pula penubuhan "UMNO Malaysia 88" di bawah pimpinan Tunku Abdul Rahman, yang diproklamasikan di Pulau Pinang. Dalam kegiatan ekonomi, Mahathir mencoba menunjukkan kegigihannya kepada dunia perekonomian dengan menarik investasi asing untuk menanam modal di Malaysia. Di samping itu, Mahathir juga berhasil meningkatkan aset UMNO dalam perekonomian, sehingga UMNO dapat berdiri teguh. Dengan demikian, tak mungkin UMNO dapat dibubarkan begitu saja. Perekonomian Malaysia maju pesat di bawah Mahathir Mohamad, sehingga rakyat tak bisa mencari alasan yang pas untuk menyingkirkan beliau dari kedudukannya. Bahkan, seandainya Dr. Mahathir tak mau lagi beraksi di atas panggung politik, mungkin kursi tidak diserahkan kepada Tengku Razaleigh/Musa Hitam. Menurut para pemerhati politik, telah ada spekulasi "putra mahkota" Mahathir yaitu seorang tokoh muda. Dialah Anwar Ibrahim, yang kini menjabat Menteri Peldidikan. Ia dinilai lebih pantas dan telah diorbitkan Mahathir untuk menduduki posisi yang dia pegang kini. Melihat ketokohannya, Anwar Ibrahim memang disanjung masyarakat, baik Islam maupun bukan. Pola pikirnya lebih Islamik, dan ini memenuhi hasrat pemerintah Malaysia mewujudkan pemerintahan ala Islam. Mahathir Mohamad mampu menyelamatkan UMNO dengan melakukan introspeksi. Di parlemen UMNO tetap beradab. Ia mampu mengangkat masyarakat Melayu dari kelemahan dan kelesuan perekonomian. Dasar Ekonomi Baru diterapkan secara efektif dan intensif, sehingga dapat membuka mata masyarakat Melayu melihat betapa luasnya kesempatan untuk mereka. Mahathir merupakan tokoh yang mampu mengembangkan masyarakat Melayu selepas Tun Haji Abdul Razak Hussein (Almarhum) dengan "buku hijau"-nya. Hari berlalu. Tampaknya, krisis dalam tubuh UMNO kini telah mereda. Dan, syukurlah, tokoh-tokoh yang merasa dirinya bersalah telah memilih jalan berdiam diri dan bahkan mendukung kembali pemerintahan Dr. Mahathir Mohamad. Alhamdulillah. BAHRANOR ABDULLAH Pusat Pelajar Malaysia Jalan D.I. Panjaitan 183 Medan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini