Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Masih Efek Bibit Siklon 93W, BMKG Minta Nelayan Waspadai Gelombang Tinggi 4 Meter

Bibit Siklon 93W di Laut Cina Selatan masih memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.

18 Februari 2025 | 14.04 WIB

Nelayan di perairan Selat Sunda saat gelombang tinggi menerjang di Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, 14 Desember 2024. ANTARA/Angga Budhiyanto
Perbesar
Nelayan di perairan Selat Sunda saat gelombang tinggi menerjang di Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, 14 Desember 2024. ANTARA/Angga Budhiyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini soal potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan pada 18-21 Februari 2025. Prakirawan BMKG Dyah Ayu Dhamayanti mengatakan Bibit Siklon 93W di Laut Cina Selatan masih memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ucapnya melalui keterangan tertulis pada Selasa, 18 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Merujuk isi peringatan dini terbaru BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak ke timur laut dengan kecepatan 6-20 knot. Sedangkan di wilayah selatan anginnya lebih kencang, yaitu maksimal hingga 30 knot ke barat laut.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Lampung, Samudra Hindia Selatan Banten, Selat Makassar dan Laut Arafuru," kata Dyah.  

Dia meminta para nelayan maupun nakhoda kapal jenis lain di Samudra Hindia bagian barat Lampung dan selatan Banten mewaspadai potensi gelombang laut yang bisa meningkat hingga 2,5-4 meter. Ada juga potensi gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, lalu Samudra Hindia sebelah barat Kepulauan Nias hingga Bengkulu, perairan selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat, Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan, serta Laut Arafuru.

Risiko gelombang tinggi juga ada di Laut Sulawesi bagian timur, Samudra Pasifik utara Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua. Begitu juga dengan Laut Maluku.

Dyah mengimbau nelayan agar mewaspadai angin yang kencangnya lebih dari 15 knot, serta gelombang yang tingginya melebihi 1,25 meter. Kapal tongkang juga harus mewaspadai angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Ada juga imbauan bagi nahkoda kapal ferry untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Nahkoda armada ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus memperhatikan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir agar tetap selalu waspada," tutur Dyah.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus