Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pileg

Perindo Dukung Ganjar Pranowo Lanjutkan IKN, Begini Hary Tanoe Dirikan Partai Perindo

Hary Tanoe menjelaskan, salah satu alasan Partai Perindo bekerja sama dengan PDIP tak lepas dari sosok Ganjar Pranowo yang dijagokan sebagai capres.

11 Juni 2023 | 18.25 WIB

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo berbincang dengan bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan usai pertemuan di DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Jumat, 9 Juni 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo berbincang dengan bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan usai pertemuan di DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Jumat, 9 Juni 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo bersama sejumlah elite Partai Perindo sembang kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat. Hary Tanoe meneken kerja sama politik antara Perindo dan PDI-P untuk menghadapi Pemilu 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hary Tanoe mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang dicanangkan di pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Adapun Perindo telah menjalin kerja sama politik dengan partai pengusung Ganjar, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hary menjelaskan, salah satu pertimbangan partainya bekerja sama dengan PDIP tak lepas dari sosok Ganjar yang dijagokan sebagai capres. Menurut dia, Ganjar punya komitmen melanjutkan pembangunan yang sudah dimulai hari ini.

Sebelum membentuk partai politik, publik mengenal Hary Tanoe sebagai pengusaha di dunia industri multimedia, yaitu MNC Group. Kemudian sejak 8 Oktober 2014, ia memutuskan untuk terjun ke blantika perpolitikan Indonesia. Lantas, bagaimana profil Hary Tanoesoedibjo dan perjalanan bisnisnya hingga masuk dalam deretan 50 besar orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes?

Profil Hary Tanoesoedibjo

Hary Tanoesoedibjo lahir pada 26 September 1965 di Surabaya. Ia dibesarkan dari keluarga pengusaha, ayahnya Ahmad Tanoesoedibjo merupakan seorang pengusaha. Mengutip dari p2k.unkris.ac.id, usai menuntaskan pendidikan pertengahannya di SMAK St. Louis Surabaya, Hary Tanoe melanjutkan pendidikannya untuk mencapai gelar Bachelor of Commerce (Honours) di Carleton University, Ottawa, Kanada (1988) dan Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).

Karir Hary Tanoesoedibjo

Hary Tanoe memulai karir bisnisnya sejak kuliah di tingkat pascasarjana. Masa itu, Hary mengambil alih sejumlah saham perusahaan milik Presiden Soeharto, yaitu PT Bimantara Citra Tbk, yang kemudian berganti nama menjadi PT Global Mediacom Tbk. Sebelumnya, Hary juga pemegang PT. Bhakti Investama Tbk sejak 1989.

Dilansir dari laman mncsekuritas.id, ayah lima anak ini, juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT MNC Sekuritas berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT Bhakti Securities No. 99 tertanggal 17 Februari 2004. Selain itu, saat ini Hary Tanoe juga menjabat di berbagai anak perusahaan MNC Group. Mulai menjabat sebagai Direktur Utama PT Global Mediacom Tbk, PT Media Nusantara Citra Tbk, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), PT MNC Land Tbk, hingga PT GLD Property.

Tak hanya itu, Hary Tanoe juga menduduki posisi Komisaris Utama di PT MNC Sky Vision Tbk (Indovision), PT MNC Sekuritas, PT Global Informasi Bermutu (Global TV), PT Media Nusantara Informasi dan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (MNCTV). Selain terjun di dunia bisnis, Hary juga aktif mengabdi kepada masyarakat lewat pembicara di pelbagai acara media di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan dirinya mengajar di program pascasarjana di berbagai universitas di bidang corporate finance, investasi dan strategi manajemen.

Tak habis disitu, Hary Tanoe kemudian berkiprah di dunia politik. Pada Oktober 2011, Hary Tanoe mantap bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Di organisasi itu, ia dipercaya sebagai ketua dewan pakar dan wakil ketua majelis nasional.

Kemudian, pada 17 Februari 2012, Hary Tanoe beralih keanggotaan ke Partai Hanura buatan Wiranto. Dengan kapasitas yang dimilikinya, Hary Tanoe langsung ditunjuk sebagai ketua dewan pertimbangan, kemudian menjadi ketua Bapilu (Badan Pengendali Pemilu). Bahkan, dirinya juga sempat digadang-gadang menjadi kandidat kuat bakal calon wakil presiden bersama Wiranto.

Namun, pada 21 Januari 2013 Hary Tanoe mengundurkan diri dari Partai NasDem setelah tiga bulan berkecimpung. Usai kemundurannya, ia mendirikan partai politiknya sendiri pada 2015, yaitu Perindo. Hingga sekarang, partai itu masih eksis dan meraih sejumlah suara di kursi pemilihan legislatif maupun eksekutif.

Terlepas dari kiprahnya di dunia politik dan bisnis, Hary Tanoe sempat berkecimpung di bidang olahraga. Ia sempat menjabat bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat periode 2003-2007, Ketua Asosiasi Futsal Indonesia periode 2014-2019 dan Dewan Kehormatan/Pembina Persatuan Tinju Amatir Indonesia periode 2012-2016.

Kekayaan Sang Taipan

Dikutip dari situs Forbes, Pada 2022, Hary Tanoesoedibjo dimasukkan dalam daftar orang terkaya di Indonesia 2022 nomor 39 atau urutan ke-1.929 dunia. Sebelumnya, pendiri Partai Perindo itu sempat menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar pada 2011. Suami dari Liliana Tanaja Tanoesoedibjo itu tercatat memiliki harta kekayaan bersih US$ 1,09 miliar atau setara Rp 16,09 triliun (kurs Rp 14.759).

MNC SEKURITAS | P2 UNKRIS | TIM TEMPO

Pilihan editor : Pemilu 2024, Ketahui Filosofi Logo Baru Partai Perindo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus