Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, mengklarifikasi pernyataannya beberapa waktu lalu soal prediksi Pilpres 2024 kemungkinan hanya diikuti oleh dua poros koalisi saja. Klarifikasi ini dilakukan setelah Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menutup kemungkinan duet Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jazilul mengatakan tidak bermaksud mendorong agar Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo maju sebagai satu pasangan calon. Pernyataan itu, kata dia, hanya kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sayapun tidak bermaksud mendorong untuk melebur hanya pada dua poros saja namun saya cuma melihat arah dan kemungkinannya," ujar dia melalui pesan singkat kepada Tempo, Rabu, 4 Oktober 2023.
Wakil Ketua MPR itu mengatakan opsi dua poros pada Pilpres 2024 mungkin terjadi akibat dinamika politik yang tak kunjung tuntas. Hal itu, kata dia, akhirnya memunculkan beragam spekulasi.
"Saya hanya memandang dinamika politik yang ada belum tuntas tuntas juga, sehingga dapat muncul spekulasi dua poros," kata dia.
Pernyataan Jazilul sebelumnya
Sebelumnya, Jazilul Fawaid menyampaikan bahwa pilpres bisa jadi terdiri dari dua poros.
"Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada tiga poros, bisa jadi dua poros, kita tunggu nanti," ucap pria yang kerap disapa Gus Jazil itu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 September 2023.
Dia lantas membeberkan analisisnya itu. Jazilul menilai ada kebuntuan soal penentuan calon wakil presiden dari koalisi yang ada saat ini, sementara waktu pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden semakin pendek.
"Ini pertimbangan saya, tinggal 1 bulan, dan calon-calonnya, partai-partainya itu-itu saja, hanya di situ saja, apa kesulitannya? Bagi saya tidak akan ada kesulitan untuk memutuskan, tetapi yang sulit itu justru membuat hanya dua poros itu yang sulit," kata dia.
"Persepsi saya begitu, karena tidak ada yang menyulitkan semuanya kan sudah cukup dari angka presidential threshold yang sudah ada, kenapa belum putus-putus saja," sambungnya.
Jazilul menekankan pandangan soal kemungkinan 2 poros itu adalah pendapatnya pribadi. Meski begitu, dia memastikan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusung oleh Koalisi Perubahan tetap siap menghadapi skema apapun di 2024.
Dua koalisi belum tentukan sosok cawapres
Dari tiga koalisi yang ada saat ini, memang baru Koalisi Perubahan saja yang sudah memastikan sosok calon presiden dan calon wakil presidennya. Koalisi ini terdiri dari PKB, Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara Koalisi PDIP, Partai Hanura, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) masih belum menentukan siapa pendamping Ganjar Pranowo.
Demikian juga dengan Koalisi Indonesia Maju yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Koalisi yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang dan Partai Gelora itu belum menentukan siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024.