Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBULAN lebih misteri seputar Soetrisno Bachir, 52 tahun, tak terjawab. Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu semula mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden. Namun Ketua Dewan Pertimbangan Partai Amien Rais menghendaki PAN menyokong Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika Yudhoyono akhirnya memilih mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai calon wakil presiden, Amien Rais ngambek. Amien semula mengajukan kader PAN sekaligus Menteri-Sekretaris Negara Hatta Rajasa sebagai calon pendamping Yudhoyono. Sebaliknya, Soetrisno malah merapat ke Yudhoyono.
Berpuluh lembar berita telah ditulis wartawan sejak awal Mei lalu soal sengkarut ini, tapi Soetrisno memilih tutup mulut. Rabu pekan lalu, ia akhirnya mau membuka plester di bibir. Di sebuah restoran di Kemang, Jakarta Selatan, ia menjawab pertanyaan Budi Riza dan Wahyu Dhyatmika dari Tempo.
Mengapa akhirnya Anda merapat ke Partai Demokrat?
Saya melihat Partai Demokrat adalah partai reformasi: yang diperjuangkan adalah agenda reformasi, civil society, dan antikorupsi.
Amien Rais menuding calon wakil presiden Boediono penganut neoliberalisme?
Saya melihat sisi positif. Boediono, yang dituduh neolib, punya modal sosial kuat, orangnya sederhana, enggak korup, egaliter, dan enggak arogan. Nah, tuduhan itu yang harus dibantah. Saya melihat statemen yang dikeluarkan Boediono membantah itu semua. Ya, mudah-mudahan saja benar. Kalau enggak benar, mungkin sekarang dia harus kembali ke jalan yang benar. Sekarang terbukti neoliberalisme yang dimotori Amerika dan Inggris itu gagal.
Anda meneken kesepakatan berkoalisi dengan Partai Demokrat empat jam setelah Yudhoyono mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum. Anda mau meneken setelah ditelepon Yudhoyono?
Enggak. Pak SBY menelepon justru untuk mengucapkan terima kasih karena saya bersedia menandatangani dukungan kepada SBY-Boediono. SBY juga mengundang saya hadir untuk acara di Cikeas dan di Komisi Pemilihan Umum. Saya katakan lain waktu saja karena perlu timing yang tepat.
Waktu itu pakta kesepakatan koalisi dibawa Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum?
Iya, iya.
Sudah ada komitmen soal dana dari tim kampanye SBY?
Ketua umum maqom-nya bukan soal dana.
Ada kabar, PAN dijanjikan empat kursi: dua untuk kubu Amien Rais, dua untuk kubu Anda?
Saya juga mendengar rumor itu. Saya tidak mau merespons karena saya enggak mau ada kubu-kubuan di PAN. Penjatahan itu memberikan kesan partai dipecah belah dari luar.
Kabarnya, dengan mendukung Yudhoyono, bisnis Anda akan difasilitasi?
Saya yang dibantu atau yang membantu? Biasanya yang membantu itu lebih besar. Apakah SBY cukup besar? Anda minta konfirmasi saja kepada yang memberikan informasi itu.
Anda berselisih paham dengan Amien Rais. Anda menantang?
Persepsi media sering tidak cocok dengan kenyataan. Di media itu disebutkan seolah-olah saya mbalelo, padahal enggak. Apakah tidak menandatangani hasil rapat kerja nasional itu mbalelo? Mbalelo itu kan melawan perintah kebenaran dan kebaikan. Justru saya tidak menandatangani itu karena saya meyakini kebenaran.
Bagaimana komunikasi Anda dengan Amien Rais sekarang?
Hubungan saya dengan Pak Amien sudah lama. Jadi komunikasi dengan beliau tidak mesti fisik. Per telepon saja bisa. Untuk saya, hubungan itu sudah tingkatan batin. Orang-orang sufi bisa berkomunikasi melalui batin.
Kabarnya, Hanafi Rais, putra Amien Rais, turun tangan menjembatani komunikasi Anda dengan ayahnya?
Wah, enggak ada itu. Hanafi memang sering kirim pesan pendek. Tapi saya enggak hafal. Hanafi itu seperti adik saya. Sewaktu saya maju sebagai calon Ketua Umum PAN, dia anggota tim sukses.
Kabarnya, kongres nasional untuk menggusur Anda akan dipercepat dari tahun depan menjadi tahun ini?
Saya tidak melihat ada rencana itu. Yang saya dengar, ada pertemuan-pertemuan PAN di daerah untuk mensosialisasi pemilu, menyiapkan buklet, kaus, panggung, dan acara hiburan. Tapi, kalau kongres mau dipercepat, itu dimungkinkan.
Anda setuju kongres dipercepat?
Saya katakan itu biasa saja. Saya belum melihat indikasi ke situ.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo