MEREKA berteriak: "Hidup Pak Takdir." Lalu mereka menyanyikan mars . . Universitas Nasional (Unas). Senin malam, sekitar pukul setengah sepuluh pekan ini, Sutan Takdir, Rektor Unas, lolos dari sanderaan mahasiswanya. Minggu malam pekan ini sekitar 100 mahasiswa universitas swasta di Jakarta itu berkumpul di kampus. Mereka bersepakat mogok kuliah, menuntut biaya kuliah diturunkan, kualitas pendidikan ditingkatkan, dan menuntut manajemen terbuka di Unas. Memang, tahun ini, UPP (Uang Pcnyelenggaraan Pendidikan) naik hampir 100% di semua fakultas. Misalnya, di Biologi dulu UPP cuma Rp 55.000. Kini menjadi 112.500. Padahal, menurut mahasiswa, Unas memperoleh berbagai dana. Umpamanya dana dari Jepang, dan beberapa dana lain. Maka, seharusnya uang kuliah tak perlu setinggi sekarang. Senin paginya, sekitar pukul 10.00, berkumpul sekitar 1.000 mahasiswa. Ketika itulah mahasiswa mengunci semua pintu, hingga yang di dalam tak bisa keluar, yang di luar tak bisa masuk. Lalu mereka menyampaikan uneg-uneg mereka kepada Rektor. Ramainya, para mahasiswa tak membolehkan siapa pun, termasuk Sutan Takdir, keluar dari kampus. Tapi perundingan berlangsung seret, hingga pukul setengah sepuluh malam, sebelum Rektor mengabulkan sebagian tuntutan. Soal UPP, ditangguhkan. Sutan Takdir pun dibolehkan keluar dari kampus. Sambil melambaikan tangan ia mengucapkan "terima kasih". Untuk sementara Unas tenang lagi, spanduk protes masih, terpasang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini