BARU 500 meter bis Jawa Indah itu lepas dari gerbang masuk jalan tol . . Dupak -- Surabaya. Tiba-tiba... blarrr! ! !. Sebuah ledakan terdengar dari arah bis. "Melihat bis terbakar, seluruh petugas kami di gerbang Dupak segera berlari," kata Ir. Parwata, Kepala Cabang PT Jasa Marga di Surabaya. Sepuluh tabung pemadam api dihabiskan. Tangki air dan mobil pemadam kebakaran pun beraksi. Namun, api cepat menghitamkan bis hijau itu sama sekali Sabtu pukul 18.30 lalu. Di dalam bis, musibah itu juga tidak terduga. "Kebakaran. Kebakaran," pekik para penumpang panik. Safiuddin, 25 tahun, tersentak. Ia duduk di belakang sopir, bersama istri -- Sumariyah -- dan Nurhamimah, anaknya. Dilihatnya ... wussshhhh ... api menyembur dari belakang, menyambar seluruh permukaan dalam bis. "Saya lihat pintu samping sopir terbuka. Saya seret anak-istri keluar. Saya berlari, tapi saya tak tahu lagi apa yang bisa saya kerjakan. Lalu saya merangkul anak istri saya, sambil berteriak: Allahu Akbar ... Allahu Akbar," tutur Safiuddin. Safiudin dan keluarganya termasuk yang beruntung. Puluhan penumpang lain tidak. Umumnya mereka terperangkap dan tak sempat keluar. Hanya dengan gunting besi, pintu bis sebelah kiri bisa dibuka. Para korban umumnya sudah melengkung, hangus. Beberapa di antaranya bahkan lengket dengan tempat duduk mereka. Dua puluh ambulans dikerahkan untuk mengangkut para korban. Hingga lewat tengah malam, kesibukan di tempat kejadian baru usai, setelah bis diseret pergi dan petugas membersihkan jalan. Empat puluh satu penumpang mati dan 11 sisanya -- yang hanya lecet dan luka bakar -- ditampung RSU Dr. Soetomo. "Padahal, bis kami selalu diperiksa keadaannya sebelum jalan," kata Simon, pengurus PT Jawa Indah. Menurut dia, bis Mercy L-3710-C buatan tahun 1975 itu memang sudah lama melayani rute Kalianget (Madura) -- Banyuwangi. Kernet Abdul Ropiah, yang alhamdulillah selamat, juga bertutur. Bis Jawa Indah itu, katanya, berangkat dari Kalianget sekitar pukul 13.00. Sekitar sejam kemudian, bis meninggalkan Sumenep dengan 40-an penumpang. Di perjalanan, bis berulang kali menambah penumpang. Di antaranya di Pengantenan -- Pamekasan, hingga penumpang mencapai 50 orang -- sesuai dengan kapasitas bis. Setelah menyeberang Selat Madura, sopir Roi memilih menghindari jalur tengah Kota Surabaya yang ramai dan mengemudikan bisnya lewat jalan tol. Lalu terjadilah kecelakaan tersebut. Belum banyak korban yang dikenali identitasnya. Safiuddin, misalnya, hanya mampu membantu mengenali jenazah 8 kawannya. Mereka sesama anggota kesenian ludruk Masa Baru. Selama setengah bulan membuka pentas di Sumenep. Lakon terakhir yang mereka tampilkan Jumat lalu berjudul Samson Tenggara. Mengaku seret honor, sejumlah pemain ludruk memilih pulang ke daerah Jember. Mengapa begitu mudah bis terbakar? Sejumlah spekulasi dimajukan. Mulai dari soal memanas dan meledaknya tangki, kemungkinan sabotase, hingga parahnya kerja karoseri -- yang menyebabkan bis terbakar begitu cepat. Hingga Senin pekan ini, polisi belum memastikan penyebab kebakaran. "Tunggu saja hasil pemeriksaan Laboratorium Kriminal dan Tim Penelitian Teknis Kecelakaan Lalu Lintas," kata Letkol Watie Soemarsono, Kaditlantas Polda Ja-Tim. "Ini hanya kasus kebakaran, bukan kecelakaan," sambungnya. Zaim Uchrowi, Budiono Darsono, dan Wahyu Muryadi (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini