Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

20 Contoh Puisi tentang Pendidikan untuk Tugas Sekolah

Puisi adalah sebuah karya sastra yang dibangun oleh larik dan bait, serta memiliki rima dan irama.

13 Agustus 2023 | 07.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Puisi adalah sebuah karya sastra yang dibangun oleh larik dan bait, serta memiliki rima dan irama. Puisi juga merupakan seni kata yang menggugah perasaan, mencerminkan pemikiran, dan menyampaikan pesan dengan cara yang indah dan kreatif. Ada banyak tema yang dapat diangkat untuk membuat puisi, salah satunya adalah pendidikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puisi tentang pendidikan dapat mengangkat banyak sisi dari dunia pendidikan. Mulai dari puisi tentang guru, ilmu, moral, hingga puisi untuk perpisahan sekolah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting di dunia ini. Pasalnya, melalui pendidikan seseorang akan mengalami proses pengembangan diri untuk menjadi lebih baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, bagaimana contoh puisi tentang pendidikan? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini dilansir dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


20 Contoh Puisi Tentang Pendidikan


Puisi tentang pendidikan dapat bertemakan sekolah, ilmu, guru, pendidikan nasional, hingga etika dan moral. Berikut beberapa contoh puisi tentang pendidikan:

1. Sekolahku


Karya: Fausiyah

Sekolahku

Tempatku menuntut ilmu

Tempatku membekali diriku

Dengan keterampilan dan ilmu

 

Sekolahku

Bersama guru aku belajar

Semua ilmu pengetahuan

Untuk bekalku di masa depan

 

Sekolahku

Disanalah aku belajar

Bergaul bersama dengan teman

Juga mentaati segala aturan

 

Terimakasih sekolahku

Kau telah menjadi tempat belajar

Bagiku dan teman-temanku


2. Sekolah Gubug


Karya: Arial Lupus

Sekolah Gubuk..

Berdiri tegak dari Masa ke masa

Atapnya dari Daun Rumbia

Dindingnya dari Bambu, tak ada yang istimewa

Kini Reot sebab dimakan Usia

 

Sekolah Gubuk..

Disini tlah tertumpah Ruah

Segala Cita-cita Mulia

Mulai Dari Dokter, Polisi, Tentara hingga pengusaha

 

Kini Sekolah Gubuk itu akan rubuh

Tak ada yang peduli

Generasi Bangsa tak terurusi

Siapa yang punya hati Nurani

 

Miris...

Kemana Generasi kemarin

Punya impian untuk membangun

Kini hanya tinggal kenangan


3. Sekolahku


Karya: Muhd Hafizuddin

Detik berganti detik

Menit pun ikut berlari

hari silih berganti

bulan ikut meniti

tahun pun tak kuasa hindari

Pergantian masa hingga kini


Di pundakku melekat sebuah tas sekolah

dibahuku terangkat badge sekolah

disakuku logo sekolah pun tak mau tertinggal

Surga masa depan ada di benakku

karena pendidikan adalah kekuatanku

dan buku pelajaran enggan pisah denganku


Sekolahku

Pengabdianku

Ilmuku

kucurahkan untukmu

semoga memenuhi pialamu


4. Sumber Ilmuku


Karya: Ekawati Marhaenny Dukut

Di mana?

Di sana

Bagaimana?

Di sana yang terbaik

Ya… di sana

Di sana aku mendapatkanmu

Kamulah sumber ilmuku

Ilmu tuk senantiasa terpana

Senangkah di sana?

Mengapa tidak?

Di sana sumber inspirasiku

Di sana kutemukan ilmuku

Sumber ilmuku

Di guruku

Di kawanku di orang tuaku

 

 

 

5. Tujuan Ilmu


Karya: David Aribowo

Aku melangkah tanpa arah tujuan

Hingga impian menjadi suram

Aku berimajinasi seperti elang

Hingga rintangan terlihat ringan

Aku membuang waktu untuk tujuan

Hingga pengetahuan tampak luas dan terang

Aku berhasil menuntut ilmu

Hingga pekerjaan terasa kesenangan


6. Ilmu Abadi

Karya Medina Muncar Irmawati

 

Ilmu adalah cahaya kehidupan

Menjadi penerang dalam gelapnya kehidupan

Begitu luas untuk dijelajahi

Ilmu bagaikan petunjuk

Penuntun ke jalan yang benar

Menjadi dasar atas apa yang kita lakukan

 

Ilmu tak pernah lekang oleh waktu

Berkembang seiring berkembangnya waktu

Dan akan terus berkembang hingga akhir kehidupan


7. Pesan dari Guru


Karya: Ruhama

Kulihat dari kejauhan Ia memarkir sepeda tuanya

Kulihat keringat berkilap di dahinya

Kudengar suara nafasnya yang terengah-engah

Kucium aroma keringat yang berbaur dengan parfumnya

 

Tersungging senyum manis dari bibirnya

Bibir yang selalu mengucap kata-kata mutiara

Bibir yang tak henti mendoakan siswanya

Bibir yang mengeluarkan ilmu untuk diajarkan kepada siswanya

 

Suatu hari, Ia pernah berkata,

“Anak-anakku, kita memang hidup di desa

Terpencil.. Jauh dari ramainya ibu kota

Tapi… Jangan pernah kalian merasa kerdil

Bangkitlah… Bergeraklah… berjuanglah…

Hancurkan kebodohanmu

Raih cita-citamu

Bangkit dari tidurmu dan gapai mimpi indah itu

Aku memang orang tua yang sudah sepuh

Tapi, cintaku pada kalian takkan pernah lusuh”


8. Keikhlasan Guru


Kerya: Eka Pratiwi

Bimbinganmu berikan cahaya hidupku

Cahaya yang selalu terangi hidupku

 

Guru

Kau tanamkan segala pelajaran tuk hidupku

Hingga kedamaian kurasa dalam hidupku

 

Guru

Tanpa lelah kau mengajariku

Tanpa lelah kau membimbingku

Mengarahkanku untuk melangkah maju

Untuk menempuh hidup yang utuh

 

Terimakasih guru

Atas semua pengajaranmu

Semoga jasamu terbalas oleh Tuhan


9. Tanpamu Aku Bukan Siapa-Siapa


Karya: Ajeng

Entah sejak kapan aku mengenalmu

Dan entah mengapa aku harus mengenalmu

Yang jelas engkaulah yang akan selalu dikenang dalam hidupku

Dan kau adalah guru

 

Guru...

Jasamu tak bisa dibalas dengan uang dan tak bisa ditukar dengan benda mahal

Dari pagi sampai petang kau hanya mengurus kami

Sehingga keluargamu tak kau awasi

Memang terkadang dirimu sangat mengesalkan

Akan tetapi itu akan menjadi hal yang mengesankan

 

Oh guru

Kalau bukan karena jasamu, tak akan menjadi seperti ini

Guru, tanpamu aku bukan siapa-siapa

Dan mungkin tak akan diakui oleh dunia

Terimakasih guru


10. Guru adalah Kunci


Karya: Meghana Taylor

Guru adalah kunci

Yang membuka wawasan

Kau yang menjadi petunjuk untuk membentuk cara pikir

Kau adalah satu-satunya


Kau bak pengembala

Yang menjaga domba-domba tetap di jalurnya

Kau, guru yang membalik halaman

Dari sebuah buku besar

Kau mendidik kami


Terima kasih guruku

Telah mendidik kami

Dari sekumpulan manusia, engkau istimewa


11. Wahai Negeriku


Karya: Muhammad Ramlhy Dwi Syaputra

Wahai negeriku tercinta

Mengapa engkau sulit dipercaya, seolah olah engkau yang berkuasa

Wahai negeriku tercinta lihatlah pendidikan disekitar kita

Engkau bagaikan tak punya rasa kasih dan cinta

 

Wanita negeriku cinta pahammi anak-anak bangsa kita, 

yang seolah berteriak meminta cinta dan kasih

Wahai negeriku tercinta, dengarkanlah rintihan para remaja 

yang seolah olah engkau tak beri dia nyawa,

 

Wahai negeriku tercinta berpihaklah pada anak bangsa kita,

Wahai negeriku tercinta engkaulah harapan segala bangsa


12. Pejuang Pendidikan


Karya: Ica Marisa

Di sebuah rumah pendidikan

Kita belajar dengan tulisan

Mengerti dengan bacaan

Bergelut dengan hitungan

 

Siapa yang ikhlas memberi

Ilmu dan sebuah perjuangan

Tentang hidup dan masa depan

Mengejar ribuan impian

 

Figur yang tak terkalahkan

Ditiru dan dibanggakan

Bukan digugat untuk disalahkan

Bahkan sampai dijatuhkan

 

Jika tak bisa membalaskan

Hormat adalah pembuktian

Bahwa jasa telah diamalkan

Agar cerdas dan beriman


13. Membesuk Pendidikan


Karya: Nidaanisahf

Apa kabar, Pak Dewantara ?

2 Mei kali ini seperti biasa euforianya

Poster-poster selamat memenuhi lini masa

Sketsa berpeci dan berkacamata

Guratan ' ing ngarsa sung tuladha,

Ing madya mangun karsa

Hilang rasa, hilang makna

 

Pak, 100 hari lebih kami libur sekolah

Batal wisuda, jadwal KKN menggundah

Riang pada awal hari di rumah

Lalu jelak akan forum-forum maya yang tak pernah sudah

 

Internet dan kuota jadi nutrisi

Buku-buku bacaan jarang terjamah lagi

Sedang mobilisasi orkestra kian menyantau lini

Sedang peduli mereka hanya sebatas periuk nasi

 

Pak, otak kami lapar

Sampai tidak terdengar lagi bunyi keroncongan

Yang membikin kelakar

Mungkin busung pendidikan lebih tiada arti

Daripada perut yang melilit

Mungkin lumpuhnya akal lebih tiada bahaya

Daripada sembelit dan covid

 

Apa kabar, Pak Dewantara

Hari lahirmu tiada pernah dilupa

Walaupun perayaan tanpa substansi sudah jadi budaya

Walaupun pendidikan sekarat dan dikarantina 


14. Puisi Pendidikan


Karya: Gellis Anya

Susah payah memikul buku

Tiap hari bertemu dengan guru

Demi mendapatkan yang namanya ilmu

Lalu ada ujian negara

 

Orang bilang lebih susah

Daripada ujian biasa

Kita belajar susah payah

Kalau buntu, menyontek pun menjadi pilihan

 

Jikalau gagal

Nilai sempurna pun tak ada artinya

Tapi apalah daya

Pendidikan memang kita butuhkan

Kita harus melewatinya dengan baik


15. Sekolah Kehidupan


Karya: Shelyn M H

Disini

Dimana saja

Sekarang dan kapan pula

Aku belajar di sekolah kehidupan

 

Dari alam semesta dan peristiwa

Guru sejati membimbingku

Kulihat wacana membuka pengetahuanku

Kudengar kisah petualangan dalam perjuangan

 

Kulalui lorong pengalaman bersama dengan teman-temanku

Kutandai setiap kejadian

Kucatat semua hikmah dari peristiwa

Sebagai bekalku merajut masa depan

Melancarkan jalanku mencapai tujuan

 

Menjadi manusia utama

Berlaku jujur, berani dan benar

Kukembangkan akalku untuk maju

Semangat kupacu untuk tau

Menguak misteri tentang kehidupan

 


Berjalanlah

Bergeraklah

Diam tak bergeming akan bergilas

Bangkitkan nyaliku

Belajar bijak dan menghargai

 

16. Tangan-Tangan Mungil


Karya: Aina Praba

Siang itu mengumbar terik

Saat tangan-tangan mungil

Mengilapkan alas kakimu tuan


Peluh melelehkan kepala

Seiring punggung mengusung

Sekotak mimpi tanpa nyata

 

Lekatkan pandangannya tuan

Akan kau temukan kawan berseragam

Serta tutur ibu guru yang tak lebih

Dari hiasan etalase semata

 

Dan kau masih memasang pant*t

Diantara koran sibukmu berkutat

Abaikan tangan-tangan mungil

Merindukan segenggam penuh harap


17. Mirisnya Pendidikan


Karya: Laili Rahma Hidayati

Kertas usang tak lagi dipedulikan

Tercerai bagai sampah

Kini, semua menatap layar

Tak peduli sebuah ilmu tertuang

 

Semua tak dihiraukan

Berangkat, lalu pulang

Tanpa membawa ilmu

Tanpa ada harapan untuk maju

 

Miris, Sakit

Pendidikan yang dulu diperjuangkan

Yang dulu ditanam

Hingga dipupuk

Kini layu karena beberapa orang

 

18. Meraih Mimpi


Karya: Ester Ika Kristianti

Bilamana mentari bangun pagi

Ku siap mengawali hari

Dengan sejuta harapan dan mimpi

Kan kuwujudkan demi bangsa ini

 

Meski adanya pandemi seperti ini

Namun tak menyerah diri ini

Tak kan ada kata putus asa dan malas diri

Kini saatnya berusaha dan meraih mimpi

 

Janganlah terlena dengan dunia ini

Kita harus mengerti dan tahu diri

Betapa kerasnya hidup ini

Untuk mewujudkan sebuah mimpi

 

Doa menjadi pedoman yang tinggi

Jangan ragu dan bimbang hati

Jadikan pelecut untuk meraih mimpi

Demi masa depan yang indah nanti


19. Suatu Tempat Untuk Kita


Karya:Yutanti Dyah E

Di sini

Kita bersama

Belajar segala sesuatu

Tentang hidup

Tentang kehidupan

 

Di sini

Kita bersama

Belajar segala sesuatu

Tentang agama dan matematika

Untuk kelak

Masa depan kita

 

Di sini

Kita bersama

Belajar segala sesuatu

Memperbaiki diri

Dan akhlak pribadi

 

Di sini

Kita bersama

Belajar segala sesuatu

Dan lalu menyamai mimpi

Untuk meraih sebuah kesuksesan

20. Putus Sekolah


Karya: Nadia Fitria Sari

Kami bagai anak terbuang

Berserakan di jalanan

Tak dapat dengarkan

Nasihat guru

 

Pemerintah rampas hak kami

Uang bagai di atas segalanya

Kami korban keserakahannya

Kini sekolah hanya angan belaka

 

Cita-cita hancur lebur

Tiada harapan tuk wujudkan

Entah bagaimana

Nasib negeriku

 

Saat logika dan hati tak satu

Saat ego jadi utama

Saat kecerdasan tak lagi penting

Saat kebodohan melanda

 

Hati menjerit

Teriakkan keadilan

Namun mulut ini

Tak mampu ucapkan

 

Buta huruf bertebaran

Tawuran tak dapat dihindari

Kehancuran menghampiri

Bumiku Indonesia


RADEN PUTRI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus