Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Ancaman Di Daerah Kritis

Daerah kritis lombok selatan diancam kekeringan akibat musim kemarau. terdapat 43.500 hektar sawah tadah hujan. diperkenalkan tanaman musim kering, penduduk dikerahkan ke proyek-proyek padat karya.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUKAN rahasia lagi, penduduk wilayah selatan pulau Lombok sering diganggu bahaya kelaparan. Tempat itu lazim dinamakan Lombok selatan dan karena keadaan alamnya disebut daerah kritis. Kawasan ini meliputi 10 kecamatan: 6 di Kabupaten Lombok Tengah, 3 di Kabupaten Lombok Timur dan satu di Kabupaten Lombok Barat. Di sini terdapat tak kurang dari 43.500 hektar sawah tadah hujan. Dari jumlah ini paling luas terdapat di Kabupaten Lombok Tengah. Desa-desa yang terbilang kritis itu umumnya terpencil, dikitari bukit dan dihadang oleh laut Samudera Indonesia. Walau letaknya di pinggir laut, tak dengan sendirinya penduduk di sini menjadi nelayan. Sebab laut yang menganga di depan mereka itu terkenal ganas. Mata pencaharian utama rnereka adalah bercocok tanam di atas petak-petak sawah yang sering tak mampu menumbuhkan apa-apa di musim kemarau. Musim tanpa hujan sekarang pun keadaannya serupa. Sampai laporan ini dikirim akhir Agustus lalu tercatat 10.642 hektar tanah sawah di sini mengalami kering total sehingga tak dapat ditanami. Terutama di kecamatan Pujut (Lombok Tengah). Tapi memang di seluruh kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB) sekarang ini semua areal sawah sedang berada dalam "ancaman kekeringan". Sengaja Diperlambat Perang melawan kekeringan memang sedapat-dapatnya dilancarkan. Setidak-tidaknya begitu yang ingin dilakukan Bupati Lombok Tengah dengan memperkenalkan tanaman musim kering seperti ubi jalar dan sorgum. Meskipun usaha ini belum kelihatan hasilnya, namun di pihak lain bupati ini mengerahkan penduduk daerah kering itu untuk bekerja di proyek-proyek padat karya. Bahkan mengusulkan agar proyek-proyek serupa itu diperbanyak. "Proyek-proyek serupa itu sengaja kami perlambat penyelesaiannya," kata Bupati drs. Lalu Srigede. Dengan demikian penduduk akan lebih lama mencari nafkah di proyek serupa itu. Dengan tujuan serupa, Bupati Lombok Timur, R. Roesdi mengerahkan bawahannya agar berusaha menyalurkan air yang tumplek di wilayah utara ke wilayah selatan yang kering itu. Begitu pula tanaman ubi jalar maupun jagung sudah berbaris li atas petak-petak sawah penduduk. Musim kering di NTB tahun ini bukan saja mengakibatkan sawah-sawah jadi kering. Tapi juga dengan mudah mendorong api menimbulkan kebakaran di beberapa tempat. Dalam 2 bulan terakhir ini telah terjadi 5 kali kebakaran - di Rempung dan Pringgabaya (Lombok Timur), di Rato (Bima), di Rempek dan di Bakong keduanya di Lombok Barat. Hampir 1000 kcpala keluarga kehilangan rumah berikut beberapa lumbung padi yang justru disiapkan untuk menghadapi ancaman lapar di musim kering sekarang ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus