Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Apa itu Berpikir Kritis? Ini Pengertian, Manfaat, dan Indikatornya

Mengenal istilah berpikir kritis, yaitu keterampilan menafsirkan dan menilai informasi, dan argumentasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

6 Januari 2025 | 12.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi belajar. Dok. Zenius

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berpikir kritis (critical thinking) menjadi salah satu kemampuan yang sangat diperlukan oleh setiap individu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan kemampuan tersebut, seseorang dapat menemukan berbagai solusi terbaik, efisien, dan efektif atas permasalahan yang dihadapi saat menjalani kehidupan sehari-hari. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berpikir kritis tidak hanya bermanfaat dalam konteks pekerjaan atau pendidikan, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari secara umum. Lantas, apa itu berpikir kritis? 

Pengertian Berpikir Kritis

Melansir fk.uns.ac.id, berpikir kritis adalah proses berpikir intelektual di mana seseorang dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, menggunakan pemikiran yang reflektif, jernih, independen, dan rasional. Berpikir kritis mencakup keterampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. 

Senada dengan hal itu, berdasarkan Jurnal Filsafat Indonesia (2022), berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan di abad ke-21. 

Setiap orang membutuhkan keterampilan berpikir kritis supaya berhasil memecahkan masalah dalam berbagai situasi. 

Kemudian, menurut repository.uin-suska.ac.id, berpikir kritis merupakan berpikir dengan baik dan merenungkan atau mengkaji tentang proses berpikir orang lain. 

Secara sederhana, berpikir kritis didefinisikan sebagai proses untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. 

Syarat Berpikir Kritis

Terdapat tiga persyaratan yang diperlukan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, meliputi:

-   Sikap untuk menggunakan pemikiran yang dalam ketika melihat suatu permasalahan dengan memanfaatkan pengalaman dan fakta.

-   Pengetahuan tentang metode untuk bertanya dan mengemukakan alasan dengan logis.

-   Keterampilan untuk mengimplementasikan metode tersebut. 

Ciri-Ciri Berpikir Kritis

Mengacu pada Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (2022), berpikir kritis dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

-   Mengetahui bagian-bagian dari keseluruhan secara rinci.

-   Mengenali kekurangan.

-   Mampu membedakan ide-ide yang relevan dan tidak..

-   Mampu membedakan fakta dan opini.

-   Mampu menemukan ketidaksesuaian pada data.

-   Mampu mengenali perbedaan antara argumen logis dan irasional.

-   Membuat pedoman dan evaluasi.

-   Bersedia mencari informasi dengan tujuan untuk memperoleh bukti.

-   Mengenali perbedaan antara pendapat bermanfaat dan berbahaya.

-   Mengenali beberapa sudut pandang.

-   Mampu menguji asumsi.

-   Menelaah pemikiran yang tidak relevan dengan kejadian terkini di lapangan.

-   Mengenali individu, lokasi, dan ciri-ciri objek di alam.

-   Mampu menyusun daftar semua kemungkinan hasil atau alternatif dalam segala situasi.

-   Menghubungkan peristiwa dalam urutan sistematis. 

Karakteristik Berpikir Kritis

Seseorang yang mempunyai pemikiran kritis dapat dikenali dengan karakteristik, antara lain:

-   Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting serta merumuskannya dengan jelas dan teliti.

-   Menghadirkan ide-ide baru yang bermanfaat dan relevan untuk menyelesaikan tugas. Pemikiran kritis berperan penting dalam menilai manfaat ide-ide baru, memilih gagasan yang terbaik, atau memodifikasinya.

-   Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan dengan menggunakan gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan efektif.

-   Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti yang logis, dan mengujinya menggunakan kriteria dan standar yang relevan.

-   Bersikap terbuka dengan berbagai alternatif sistem pemikiran, sambil mengenali, menilai, dan mencari keterkaitan antara semua asumsi, implikasi, dan akibat-akibat praktis.

-   Mampu mengatasi kebingungan, serta membedakan antara teori, opini, fakta, dan keyakinan.

-   Mengomunikasikan dengan efektif kepada orang lain dalam usaha menemukan jalan keluar atas masalah-masalah kompleks tanpa terpengaruh oleh pemikiran orang lain tentang topik yang bersangkutan.

-   Jujur terhadap diri sendiri, menolak manipulasi, memegang teguh kredibilitas dan integritas ilmiah, serta secara intelektual, imparsial, independen, dan netral. 

Indikator Berpikir Kritis

Terdapat delapan indikator dari pemikiran kritis, yaitu:

-   Aktivitas merumuskan pertanyaan.

-   Membatasi permasalahan.

-   Menguji data-data.

-   Menganalisis berbagai pendapat dan bias.

-   Menghindari pertimbangan yang amat emosional.

-   Menghindari penyederhanaan yang berlebihan.

-   Mempertimbangkan berbagai interpretasi.

-   Mentoleransi ambiguitas. 

Tujuan Berpikir Kritis

Mengutip etheses.iainkediri.ac.id, tujuan dari berpikir kritis, yaitu:

-   Mendapatkan pemahaman mendalam agar seseorang mengerti maksud dari ide.

-   Mampu mengungkapkan makna di balik suatu peristiwa.

-   Mendapatkan keterbukaan pikiran, kerendahan hati, dan kesabaran.

-   Membuat seseorang selalu berpikiran terbuka dengan berdasarkan bukti.

-   Mampu menarik kesimpulan dengan berhati-hati.

-   Sabar dalam menyelidiki bukti.

-   Menghargai sudut pandang baru.

-   Mau mengakui kelebihan sudut pandang orang lain. 

Manfaat Berpikir Kritis

Merujuk pada Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (2023), kemampuan berpikir kritis mempunyai beberapa manfaat, di antaranya:

-   Memudahkan proses menilai suatu problematika dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

-   Memiliki jawaban yang lebih berinovasi.

-   Bisa menjadi rekan yang bisa diandalkan.

-   Mampu menyelesaikan permasalahan sendiri.

-   Mempunyai tingkat kemungkinan yang lebih luas. 

Komponen Berpikir Kritis

Komponen berpikir kritis mencakup:

-   Identifikasi dan menarik asumsi.

-   Menarik pentingnya konteks.

-   Mencoba mengimajinasikan dan menggali alternatif.

-   Mengimajinasikan dan menggali alternatif metode. 

Cara Berpikir Kritis

Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk berpikir kritis, antara lain: 

Mengenali Masalah

-   Mengidentifikasi isu-isu atau masalah pokok.

-   Membandingkan persamaan dan perbedaannya.

-   Memilih informasi yang relevan.

-   Merumuskan masalah. 

Menilai Informasi yang Relevan

-   Menyaring fakta, pendapat, dan hasil penalaran.

-   Memeriksa konsistensi.

-   Mengidentifikasi asumsi.

-   Mengenali kemungkinan dari faktor stereotip.

-   Mengenali kemungkinan emosi, bias, propaganda, dan salah penafsiran kalimat.

-   Mengenali kemungkinan akan perbedaan orientasi nilai dan ideologi. 

Pemecahan Masalah (Penarikan Kesimpulan)

-   Mengenali data yang dibutuhkan.

-   Memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan yang diambil.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus