Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Literasi Keuangan Bisa Latih Gen Z Untuk Berpikir Kritis

Literasi keuangan bisa berdampak pada keputusan di dunia kerja juga masyarakat. Sehingga mempelajari ilmu mengatur keuangan sejak dini sangat penting.

10 Mei 2021 | 13.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Director Wealth & Personal Banking PT Bank HSBC Indonesia Edhi Tjahja Negara mengatakan literasi keuangan adalah fondasi dasar masyarakat untuk mengambil keputusan. "Literasi keuangan itu sangat penting dan critical, ketika anak semakin dewasa, keputusan mereka bisa bergantung pada dunia finansial itu," kata Edhi dalam Konferensi Pers virtual Building a Financially Capable Generation (BaFCG/Generasi Mapan Finansial) oleh Bank HSBC Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) pada 8 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menambahkan bahwa literasi keuangan pun bisa berdampak pada keputusan dunia kerja juga keputusan di lingkungan masyarakat. Sehingga mempelajari ilmu mengatur keuangan perlu sekali untuk diajarkan sejak dini, seperti untuk anak-anak gen Z. "Dengan literasi keuangan, mereka bisa tahu apa yang merupakan kebutuhan dan apa barang yang merupakan keinginan. Ilmu itu bisa menjadi fondasi dasar di dunia kerja dan bermasyarakat. Kehidupan apapun akan didukung dengan finansial literasi," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Horale Tua Simanullang setuju dengan Edhi. Ketika anak sekolah memiliki kompetensi yang semakin banyak, maka akan banyak pula nilai yang didapat anak-anak Indonesia. "Karena belum masuk dalam kurikulum sekolah, ilmu literasi ini bisa diajarkan ke anak-anak melalui ekstra kurikuler literasi," katanya.

Konferensi Pers Building a Financially Capable Generation (BaFCG/Generasi Mapan Finansial) oleh Bank HSBC Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) pada 8 Mei 2021

Literasi keuangan pun bisa membantu anak memiliki pola pikir keuangan menuju kejujuran. Harapannya berbagai kegiatan untuk meningkatkan literasi bisa bekerja saling terpadu untuk meningkatkan literasi anak ke depan, serta menata keuangan pribadi khususnya, dan keuangan masyarakat pada umumnya.

Dalam data sensus penduduk 2020, Gen Z (rentang usia 8-23 tahun) Indonesia berjumlah 74,93 juta jiwa, atau 27,94 persen dari total populasi. Sayangnya, indeks literasi keuangan sebagian dari kalangan tersebut, khususnya usia 15-17 (umumnya tergolong sebagai pelajar sekolah menengah atas), baru 16 persen. Angka ini bahkan lebih rendah dari indeks literasi keuangan nasional yang mencapai 38,03 persen. Padahal, tingkat literasi keuangan ternyata berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah itu, Bank HSBC Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menghadirkan Building a Financially Capable Generation (BaFCG/Generasi Mapan Finansial), untuk membantu generasi muda dalam mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri untuk membuat keputusan finansial yang bijak dan meraih kemapanan finansial. Dimulai sejak Juni 2020, edukasi literasi keuangan berbasis aplikasi mobile app ini telah menjangkau 1.027 siswa SMP hingga SMA di lima kota di Indonesia; meliputi Jakarta, Bandung, Semarang, Bojonegoro, dan Denpasar. Penyajian BaFCG dengan metode gamifikasi yang interaktif diharapkan dapat memicu antusiasme kalangan muda untuk melek pengelolaan uang dan menjangkau kalangan yang lebih luas secara jangka panjang.

“Sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu, HSBC secara berkelanjutan memberikan dukungan pendidikan bagi generasi muda di seluruh dunia, khususnya untuk literasi keuangan yang dijalankan tidak hanya di dalam inisiatif kemasyarakatan tapi juga secara bisnis. HSBC mendukung pengembangan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan di luar pendidikan akademis, seperti kecakapan finansial (financial capability),” ungkap Head of Corporate Sustainability Bank HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko.

Nuni menambahkan bahwa dengan demikian inisiatif ini tidak dapat berhenti pada titik literasi. Generasi muda harus cakap dalam mempraktikkan wawasan yang sudah didapatkan, serta berdaya untuk menggunakan produk maupun jasa keuangan selaras dengan tujuan finansialnya. Inisiatif global ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan edukasi kemapanan finansial bagi generasi muda Indonesia.

Sebagai puncak implementasi program BaFCG yang telah memasuki tahun kedua ini, sebanyak 100 siswa terpilih dari SMAN 35 Jakarta dan SMKN 27 Jakarta akan berkompetisi dalam National Innovation Challenge. Mereka diberikan tantangan untuk membuat sebuah rencana komprehensif yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman generasi muda mengenai uang. Ide ini harus dapat membantu siapapun mencapai kemapanan finansial. Satu tim dengan ide terbaik akan menjadi pemenang yang mewakili Indonesia di ajang Virtual Global Innovation Challenge, berhadapan dengan perwakilan dari 12 negara pada akhir Mei mendatang.

Nuni berharap National Innovation Challenge yang digelar perdana ini, mendorong generasi muda Indonesia agar menjadi bagian dari solusi atas kondisi masih rendahnya tingkat literasi keuangan di Tanah Air. "Gagasan yang lahir dari sudut pandang muda tentunya memberikan pendekatan baru yang lebih kreatif dan relevan sehingga memberi dampak yang lebih efektif; bukan saja dalam menumbuhkan indeks literasi keuangan, tetapi juga meningkatkan kemapanan finansial di kalangan mereka sendiri,” lanjut Nuni.

Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner menambahkan penguasaan generasi muda Indonesia terhadap kemapanan finansial memacu Prestasi Junior Indonesia bersama Bank HSBC Indonesia untuk terus kreatif menggagas inisiatif yang bisa mengaspirasi keterlibatan mereka. "Kami optimis, inisiatif BaFCG dan National Innovation Challenge mampu berandil melahirkan ide-ide cemerlang yang bisa dikembangkan lebih lanjut untuk mengatasi kesenjangan literasi dan kemapanan finansial masyarakat. Jika kondisi ini lebih cepat teratasi, secara berkesinambungan, maka kesejahteraan masyarakat pun juga akan turut terealisasi,” lanjutnya.

Seluruh inisiatif ini selaras dengan Gerakan Literasi Nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang menyertakan literasi keuangan sebagai salah satu dari enam literasi dasar yang perlu dikuasai masyarakat Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus