Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pengawas Haji DPR RI atau Timwas Haji DPR memiliki peran krusial dalam pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji bagi jamaah Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci, Mekah. Tim ini dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk memastikan bahwa semua aspek terkait dengan haji, seperti manajemen kuota, pengaturan petugas haji, dan pengelolaan keuangan, berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Diah Pitaloka, anggota Timwas Haji DPR RI, pembentukan Pansus Haji merupakan langkah yang ditempuh untuk menangani sejumlah kebijakan penting dalam manajemen haji. Pansus ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan yang ada dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini bukan hanya sifatnya normatif. Banyak sekali yang sifatnya praktis. Misalnya, manajemen kuota haji, manajemen petugas haji, manajemen keuangan haji. Sistem-sistem ini kita hampir tiap tahun, waktu sangat terbatas," ujar Diah Pitaloka.
Pansus Haji DPR RI, menurut laman dpr.go.id, diharapkan dapat memberikan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan serta pengawasan terhadap dana yang digunakan untuk penyelenggaraan haji.
Jamaah haji Indonesia yang berangkat ke Mekah terdiri dari berbagai kalangan masyarakat. Mereka termasuk dalam dua kategori utama, yaitu jamaah haji reguler dan jamaah haji khusus. Jamaah haji reguler adalah mereka yang mendaftar melalui jalur reguler yang disediakan oleh Kementerian Agama.
Dikutip dari Antara, proses pendaftarannya harus dilakukan beberapa tahun sebelum pelaksanaan haji karena adanya kuota yang terbatas. Sedangkan jamaah haji khusus merupakan mereka yang mendaftar melalui jalur khusus atau ONH Plus (Ongkos Naik Haji Plus). Meskipun biaya yang dikeluarkan lebih tinggi, mereka mendapatkan fasilitas yang lebih baik dan proses pemberangkatannya lebih cepat.
Selain itu, terdapat pula kelompok petugas haji yang bertugas untuk memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah haji. Petugas ini terdiri dari tenaga kesehatan, pembimbing ibadah, dan petugas administrasi yang turut serta dalam memenuhi kebutuhan jamaah selama menjalankan ibadah haji.
Proses persiapan bagi jamaah haji Indonesia tidaklah mudah. Mereka harus mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan spiritual. Persiapan ini mencakup pengumpulan dokumen-dokumen penting, pemeriksaan kesehatan, serta mengikuti berbagai pembekalan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak yang berwenang.
Terdapat beberapa tantangan yang biasanya dihadapi oleh jemaah haji Indonesia selama pelaksanaan ibadah haji di Mekah, antara lain adalah kondisi cuaca yang panas dan berbeda dengan iklim di Indonesia, serta perbedaan bahasa dan budaya yang dapat mempengaruhi interaksi sosial mereka selama berada di Tanah Suci.
ANGELINA TIARA PUSPITALOVA I SAPTO YUNUS