Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi positif banyaknya partai yang membuka peluang mengusung putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Solo 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski belum memutuskan akan mengusung Gibran atau tidak, PDIP membuka diri melakukan penjajakan dengan partai-partai lain. "PDIP membuka diri dengan semua parpol untuk bekerjasama dalam Pilkada," ujar saat ditemui di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan pada Selasa, 31 Desember 2019. Tapi ada syarat dan kriteria kerjasama yang harus disepakati bersama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Basarah mengatakan, hingga saat ini partainya masih melakukan pengkajian internal dan survei internal terhadap calon-calon kepala daerah di 270 daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada pada 2020. "Sehingga belum ada rekomendasi yang dikeluarkan terhadap siapapun, termasuk Gibran," ujar Wakil Ketua MPR RI ini.
Basarah mengatakan, ada dua skenario yang memungkinkan di Pilkada Solo. Pertama, calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dua-duanya dari internal. PDIP memungkinkan menggunakan skenario pertama ini karena jumlah kursi yang memadai untuk mengusung calon tanpa berkoalisi. "Ini skenario ideal, kalau bisa mengusung sendiri."
Skenario kedua, calon kepala daerah internal dan wakilnya dari eksternal. Untuk skenario ini, PDIP harus berkoalisi dengan partai lain. Sampai saat ini, ada empat partai yang membuka peluang mengusung Gibran yakni; NasDem, Demokrat, PPP, dan PKS.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai NasDem Saan Mustopa mengatakan, partainya tak memiliki inkumben di Solo, sehingga bisa saja mengusung Gibran jika memang ada kesepakatan berkoalisi. Saan menilai, Gibran memiliki modal popularitas, penerimaan (acceptability), dan elektabilitas sebagai bakal calon.
"Daripada misalnya dalam menghindari dinasti dan mencari calon lain yang peluang enggak terpilihnya tinggi, ya buat apa nyalonin kalau buat enggak terpilih?" kata Saan di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin, 16 Desember 2019.