Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Menjelang pemilihan ketua umum, pengurus PAN kerap berseteru.
Zulkifli Hasan bakal berpisah jalan dengan Amien Rais.
Amien Rais mendukung Mulfachri Harahap sebagai pengganti Zulkifli.
PRIMUS Yustisio dengan cepat menghampiri Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno, yang baru turun dari ruang kerjanya di lantai dua kantor Dewan Pengurus Pusat PAN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat malam, 20 Desember lalu. Jarinya lantas menuding dan menekan dada Eddy. Primus mempertanyakan kehadiran mereka yang bukan pengurus partai dalam rapat harian.
“Siapa mereka? Ada apa ini?” kata Primus menceritakan peristiwa itu kepada Tempo, Kamis, 26 Desember lalu. Dua pengurus PAN yang menyaksikan kejadian itu bercerita, Primus tak hanya menuding, tapi juga mencengkeram kerah kemeja Eddy seperti mengajak berkelahi. Namun mantan aktor tersebut mengaku hanya menunjuk dada Eddy.
Melihat situasi memanas, sejumlah pengurus PAN yang berada di situ langsung melerai mereka. Menurut Primus, sejumlah pengawal Eddy ikut memisahkan sambil mendorongnya. Adapun Eddy enggan berkomentar tentang peristiwa itu. Menurut dia, kejadian itu merupakan dinamika biasa di kalangan pengurus partai.
Beberapa menit sebelum peristiwa tersebut, rapat harian PAN yang dipimpin Ketua Umum Zulkifli Hasan berlangsung panas. Wakil ketua umum partai itu, Epyardi Asda, bercerita bahwa Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais membuka rapat yang dimulai sekitar pukul 20.00 itu dengan tausiah singkat. Setelah itu, Zulkifli memulai rapat yang bertujuan menentukan waktu dan lokasi kongres partai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada yang menarik jaket partai yang dikenakan Zulkifli. Ada pula yang berusaha mengambil palu yang digenggam Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu. Eddy Soeparno mencegah upaya itu. “Bisa kacau forum ini,” ujarnya.
Zulkifli, kata Epyardi, meminta kongres yang agendanya memilih ketua umum partai itu digelar di tempat netral. Sebelumnya, Rapat Kerja Nasional PAN yang digelar 7 Desember lalu di Hotel Millennium, Tanah Abang, Jakarta, memutuskan kongres digelar sebelum akhir Maret tahun depan. Rapat itu juga merekomendasikan sembilan lokasi, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Utara, Lampung, Yogyakarta, dan Jakarta. Saat itu, rapat kerja nasional juga berlangsung ricuh saat penentuan lokasi kongres. Amien sampai meminta para peserta beristigfar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rapat di DPP PAN, beberapa lokasi dicoret karena menjadi daerah pemilihan sejumlah calon ketua umum. Epyardi mencontohkan, Lampung tereliminasi karena Zulkifli menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari provinsi itu. Begitu pula Yogyakarta dan Sumatera Utara, yang menjadi daerah pemilihan putra Amien, Hanafi Rais, dan Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Mulfachri Harahap. Saat pencoretan itulah timbul protes dari sejumlah pengurus daerah yang hadir. “Ada yang memaksakan wilayahnya menjadi lokasi kongres,” ujar wakil ketua pemenangan Zulkifli Hasan ini.
Menenangkan peserta rapat, Zulkifli membentuk tim yang akan menentukan lokasi kongres. Setelah itu, dia menunjuk Eddy Soeparno sebagai ketua komite pengarah. Dia juga memilih Ketua PAN Provinsi DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo sebagai ketua panitia. Menurut Epyardi, Eddy sengaja dipilih karena mengetahui seluk-beluk partai. Sedangkan Eko ditunjuk karena bisa mendinginkan suasana partai dengan latar belakangnya sebagai komedian. Lalu Zulkifli mengetuk palu dan menutup rapat.
Ketua MPR Zulkifli Hasan berbincang dengan Amien Rais (kiri) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Mei 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Beberapa pengurus langsung mengajukan protes. Ada yang menarik jaket partai yang dikenakan Zulkifli. Ada pula yang berusaha mengambil palu yang digenggam Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu. Eddy Soeparno mencegah upaya itu. “Bisa kacau forum ini,” ujarnya. Epyardi, yang berjarak dua kursi dari Zulkifli, juga mencoba menengahi kericuhan. Ketua PAN Sulawesi Selatan Ashabul Kahfi mengatakan keributan itu terdengar sampai di luar kantor DPP.
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Ahmad Yohan, yang hadir di situ, mengatakan keributan terjadi karena Zulkifli tak mendengarkan interupsi dari pengurus partai yang memprotes penunjukan Eddy dan Eko. Apalagi, menurut loyalis Amien Rais ini, kedua orang tersebut pendukung Zulkifli Hasan. “Banyak nama lain yang bisa diusulkan agar kebersamaan terjaga,” ucap Yohan. Namun Eko mengatakan penunjukan dia dan Eddy tak melanggar aturan partai. Mengaku kerap dituding sebagai orang kepercayaan Zulkifli, Eko membantah bakal berat sebelah. “Saya profesional, tidak ada bau-bau Zulkifli Hasan,” ujarnya.
Adapun Zulkifli seusai rapat itu berjalan cepat ke dalam mobil, sambil membawa palu sidang, meninggalkan DPP PAN.
***
AROMA keretakan antara Zulkifli Hasan dan Amien Rais menguat menjelang Kongres PAN. Padahal, dalam Kongres PAN yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada Maret 2015, mereka bersatu menggulingkan inkumben Hatta Rajasa. Keduanya pun memiliki hubungan kekeluargaan. Pada Oktober 2011, keduanya resmi berbesan setelah putra ketiga Amien, Ahmad Mumtaz Rais, menikahi putri sulung Zulkifli, Futri Zulya Safitri. “Pak Amien mendukung Pak Zulkifli. Salah satunya karena hubungan kekeluargaan,” kata Ketua PAN yang juga loyalis Zulkifli, Yandri Susanto, saat dihubungi pada Kamis, 26 Desember lalu.
Perbedaan pendapat di antara keduanya mulai terlihat menjelang pencalonan presiden dalam Pemilihan Umum 2019. Sejumlah politikus PAN bercerita, Zulkifli cenderung bergabung dengan koalisi pendukung Joko Widodo. Namun Amien condong kepada Prabowo Subianto. Pada pemilihan presiden 2014, PAN mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Setelah Prabowo kalah, Zulkifli merapat ke Jokowi-Jusuf Kalla. PAN mendapat posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yang dijabat Asman Abnur.
PAN akhirnya keluar dari koalisi dan mendukung Prabowo-Sandiaga Salahuddin Uno untuk melawan Jokowi-Ma’ruf Amin. Setelah hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan Prabowo kalah, Zulkifli beberapa kali bertemu dengan Jokowi. Empat petinggi PAN bercerita, dalam salah satu pertemuan, Zulkifli sempat minta PAN tak ditinggalkan. Pertemuan itu sempat membahas kemungkinan PAN kembali mendukung pemerintah.
Eddy Soeparno. TEMPO/Imam Sukamto,
Saat isu PAN bakal bergabung dengan koalisi Jokowi muncul, Amien Rais menyampaikan penolakan. Melalui video yang diunggah di akun Instagramnya, Amien mengingatkan pengurus DPP agar tidak sembarangan memutuskan bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah. “Jangan kira rabun ayam, hanya karena satu kursi kemudian kita bergabung,” ujar Amien pada awal Juli lalu.
Alih-alih mengikuti keinginan Amien, Zulkifli ketika ditemui wartawan di kompleks Istana Kepresidenan pada pertengahan Agustus lalu menyatakan mendukung Jokowi. “Kami pokoknya mendukung Pak Jokowi,” ujarnya saat itu. Zulkifli menyatakan tak meminta jabatan apa pun. “Enggak ada syarat-syarat, enggak minta apa-apa.”
Sinyal keretakan antara Zulkifli dan Amien kian terlihat dalam Rapat Kerja Nasional PAN di Hotel Millennium pada awal Desember lalu. Amien saat berpidato menyindir Zulkifli, "Saya tidak paham, ada tokoh PAN kok takut sama orang, ‘aku dukung tanpa syarat’." Amien juga menanggapi permintaan sejumlah pengurus yang meneriakkan yel-yel agar Zulkifli kembali memimpin PAN. “Maaf, tidak ada yel lanjutkan. Itu belum tentu.”
Sejumlah politikus PAN yang ditemui Tempo meyakini dua politikus yang sama-sama pernah menjabat itu bakal berpisah jalan. Mantan Sekretaris Dewan Kehormatan PAN, Putra Jaya Husin, membenarkan kabar bahwa Amien tak ingin Zulkifli kembali menakhodai PAN. "Confirmed, ya, seratus persen," ujarnya. Menurut Putra, salah satu alasannya adalah penurunan kursi PAN di parlemen. Pada masa kepemimpinan Zulkifli, kata dia, PAN hanya mendapat 44 kursi, turun 5 kursi dibanding 2014.
Sebaliknya, tiga politikus PAN pendukung Zulkifli menuding penurunan kursi itu terjadi karena Amien Rais kerap mengkritik pemerintah. Mereka menganggap pernyataan-pernyataan Amien yang kontroversial membuat pendukung PAN yang moderat tak lagi melirik partai itu. Namun Ketua Dewan Pengurus Wilayah PAN Yogyakarta Nazaruddin membantah tudingan bahwa pendiri partainya menjadi penyebab merosotnya suara PAN. “Ada faktor ketidaktegasan pemimpin partai,” kata loyalis Amien ini.
***
MENGHADAPI pertarungan di kongres, sejumlah calon ketua umum mulai bersiap. Mantan anggota DPR dari PAN, Dradjad Hari Wibowo, menyatakan sudah berkeliling ke berbagai daerah untuk menggalang dukungan. “Insya Allah, saya siap maju dan sudah bertemu dengan pemilik suara,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Asman Abnur pun bergerak mendekati pengurus daerah. Pada Sabtu, 21 Desember lalu, ia mengumpulkan sejumlah pengurus PAN Sulawesi di salah satu hotel di Makassar. Asman mengaku sudah mendekati sejumlah tokoh senior partai, seperti dua mantan ketua umum, yaitu Hatta Rajasa dan Soetrisno Bachir. “Saya membawa semangat pembaruan di partai,” katanya.
Adapun Amien Rais mendukung Mulfachri Harahap. Wakil Ketua Komisi Hukum DPR ini pun menyatakan siap berkompetisi dengan Zulkifli. “Insya Allah maju dan dukungan cukup,” ujarnya.
Asman Abnur. Dok.TEMPO/Dhemas Reviyanto,
Dukungan Amien untuk Mulfachri terlihat saat ia hadir dalam pertemuan dengan pengurus PAN se-Sulawesi di Hotel Aryaduta Makassar pada Senin, 23 Desember lalu. Ketua PAN Yogyakarta Nazaruddin, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan Amien memberikan arahan dalam acara konsolidasi pemenangan Mulfahcri tersebut. Amien, menurut Nazaruddin, meminta para pengurus daerah menjaga independensi terhadap pemerintah. “Pak Amien bilang, ‘Kalau PAN mau berada di luar pemerintahan, sudah ada calon ketua umum, yaitu Mulfachri Harahap’,” ujarnya.
Kubu inkumben menyatakan siap menghadapi para pesaing Zulkifli. Wakil Ketua Umum PAN yang juga loyalis Zulkifli, Epyardi Asda, mengatakan para pendukung mantan Menteri Kehutanan itu rajin memberikan penjelasan kepada pengurus daerah bahwa pencalonan Zulkifli tak melanggar aturan partai seperti yang disampaikan kubu Amien Rais. Menurut dia, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAN tidak melarang seseorang menjabat ketua umum lebih dari satu periode.
Epyardi mengklaim jagoannya didukung oleh 30 dari 34 pengurus provinsi. Zulkifli, kata mantan politikus Partai Persatuan Pembangunan itu, juga terus mengumpulkan pengurus daerah untuk mendapat suara. Ia juga menyebutkan dukungan itu muncul karena pengurus daerah ingin hanya ada satu kepemimpinan di PAN. “Ada keinginan agar partai berubah, tak lagi seperti sekarang. Kami yakin menang telak.”
HUSSEIN ABRI DONGORAN, RAYMUNDUS RIKANG, BUDIARTI UTAMI PUTRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo