Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Belajarlah lewat layar kaca

Televisi pendidikan indonesia (tpi) diresmikan. fasilitas dan tenaga operasional masih dibantu tvri. acara paling banyak untuk pendidikan. sasaran utama siswa sltp, slta, para pemuda putus sekolah.

26 Januari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Soeharto, Rabu pagi pekan ini, diacarakan melakukan wawancara jarak jauh dengan tiga wakil guru dan murid dari tiga kota: Banda Aceh, Denpasar dan Dili. Ini adalah rangkaian acara peresmian Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Sejak itu, setiap pagi, pukul 6.00-10.00, Anda bisa sarapan sambil melemparkan pandangan ke layar kaca. Sebenarnya, uji coba acara itu sudah muncul di TV Anda sejak sebulan lalu. Hingga peresmian, acara TPI praktis masih menumpang di TVRI. Fasilitas sampai tenaga operasionalnya dibantu oleh TVRI. Pada masa depan, TPI akan punya studio yang sedang dibangun di dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Menurut Ny. Siti Hardiyanti Rukmana, Direktur Utama PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia -- perusahaan yang mengelola TPI -- studio itu baru akan rampung 25 bulan lagi. Dalam tiga bulan pertama, TPI akan mengudara empat jam sehari. Acara diawali dengan "Selamat Pagi Indonesia" selama 30 menit. Ada berita pagi 20 menit, acara film dan serbaneka dan tepat pukul 8.00 mulai acara pendidikan. Waktu siaran selama 27 menit. Sebelum diteruskan program pendidikan untuk SMA, ada selingan lagi berupa siaran iklan dan musik. Sebelum tutup pukul 10.00, Anda bisa menonton film atau paket olahraga. Tiga bulan berikutnya, Mei-Agustus, lama tayangan naik menjadi enam jam. Selanjutnya, sampai November, TPI buka siaran delapan jam dan akhir tahun ini diharapkan naik lagi menjadi 12 jam. Acara paling banyak, 33,2%, memang untuk pendidikan. Separuh pendidikan sekolah dan selebihnya untuk pendidikan luar sekolah. Siaran berita punya jatah 12.5%, hiburan 31,9%, iklan 20%, dan sisanya 2,4%, untuk acara penunjang. Acara pendidikan lewat udara ini diperkirakan bisa menjangkau 6,4 juta pemilik TV di seluruh Indonesia atau ditonton sekitar 30 juta pasang mata. Sasaran tontonan ini terutama siswa SLTP, SLTA, dan para pemuda putus sekolah. Juga ibu rumah tangga atau pegawai yang belum juga berangkat ke kantor. Tampaknya, seluruh acara tetap berwarna pendidikan. "Iklan dan hiburan pun juga bersifat mendidik," kata Ny. Siti Hardiyanti kepada TEMPO di tengah-tengah seminar TPI di Hotel Sahid Jakarta Sabtu lalu. Putri sulung Presiden itu pun lalu mengambil contoh iklan susu atau mobil. Susu, katanya, memang diperlukan untuk kesehatan anak. Sedangkan iklan mobil, tambahnya, bukan semata menonjolkan mereknya. Teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan mobil di pabrik jauh lebih bermanfaat untuk pengetahuan pemirsa. "Jadi, tergantung cara penyajiannya," katanya. Sementara itu, iklan rokok dan minuman keras tak akan muncul dalam acara bagi para murid sekolah itu. Demikian pula dengan hiburan. Warna pendidikan akan diselipkan. Pendidikan apa saja yang tak tersentuh di sekolah, kata Ny. Siti Hardiyanti, bisa dilihat di TPI. Dana yang ditanam untuk proyek TPI sekitar Rp 500 milyar. Kalau TPI sudah siaran penuh, sasaran pemirsa adalah anak-anak mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Pelajaran yang ditayangkan antara lain matematika, fisika, biologi, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Paket siaran pendidikan sekolah disiapkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) Departemen P dan K dengan biaya dari TPI. Sementara acara pendidikan luar sekolah dibuat TPI, dibantu beberapa tenaga TVRI. Paket siaran yang disiapkan, kata Kepala Pustekkom Arief Sukadi, memang tak seluruhnya dibuat di sini. Beberapa program dikawinkan dengan yang dari mancanegara, seperti Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Korea Selatan. Pelajaran yang menyangkut masalah sosial budaya asal luar negeri pasti akan disaring dan disesuaikan. Namun, paket pelajaran biologi, matematika, dan fisika banyak dipakai sebagai bahan siaran TPI. Acara penjelasan genetika yang disajikan secara populer dan gamblang, katanya, mungkin bisa menarik siswa betah melotot di depan TV. Bentuk siaran diolah berbeda dengan yang selama ini muncul di TVRI. Unsur visual akan lebih menonjol. Namun, kata Arief, ada beberapa program pelajaran seperti fisika yang dipungut dari luar negeri ternyata terlalu canggih buat anak-anak Indonesia. Untuk itu para guru diharapkan bisa menjadi jembatan. Untuk melayani siaran TPI, Pustekkom baru menyediakan 16 paket. Ditambah beberapa lagi yang masih dalam proses penyuntingan. Paket yang tersedia itu bisa cukup untuk dua minggu karena akan ada siaran ulangan. "Siaran ulangan dilakukan karena ini program sekolah, bukan program hiburan. Juga anak yang belum jelas pada pelajaran itu bisa mengulanginya," kata Arief. Siaran sengaja dilakukan pagi hari dengan maksud bisa ditonton pula di sekolah. Departemen P dan K, menurut rencana, justru akan membagi pesawat televisi ke sekolah-sekolah. TPI akan mencetak buku panduan yang dibagikan untuk para guru. Hadirnya siaran TPI, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen P dan K, Harsya W. Bachtiar, agaknya tak segera menjangkau penonton seluruh Indonesia. Sebab, katanya, masih banyak sekolah yang tak punya televisi. Ia justru berharap, segala acara pendidikan di TVRI, misalnya pelajaran bahasa Arab, bisa dialihkan saja ke TPI. Usul itu tak serta-merta disambut TVRI. Direktur Televisi, Ishadi, merasa keberatan bila semua acara pendidikan dicoret dari TVRI. "Sebab, TVRI juga harus punya misi pendidikan," katanya pada TEMPO. TVRI akan mengutip untung dari siaran TPI. Sekitar 20% keuntungan menjual iklan akan disetor ke TVRI. "Kami memakai sarana TVRI. Itu nggak gratis," kata Ny. Siti Hardiyanti. Gatot Triyanto dan G. Sugrahetty Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus