Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Biaya setelah badai

Amerika akan menghadapi masalah politik dan ekonomi setelah operasi badai gurun selesai. bagaimana menghilangkan kesan uji coba industri militer as. saddam hussein sebagai lambang korban keangkuhan as.

26 Januari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPULUH hari sebelum batas waktu 15 Januari 1991 yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB berakhir, Menteri Pertahanan Amerika Richard Cheney dan Ketua Gabungan Kepala Staf AS Colin Powell mengingatkan Presiden Saddam Hussein: tindakan militer yang ditempuh pasukan multinasional mengusir Irak dari Kuwait akan "mendadak, besar-besaran, dan menentukan". Operasi Badai Gurun cukup mendadak dan sungguh besar-besaran. Tetapi ternyata belum telak dan menentukan. Meskipun digempur persenjataan non-nuklir yang paling mutakhir, Presiden Saddam Hussein bertekad agar perang berlangsung selama mungkin. Tetapi, bagaimanapun dan betapa cepat atau lambat Operasi Badai berakhir, Amerika akan menghadapi masalah-masalah politik dan ekonomi yang amat rumit di masa mendatang. Kemenangan militer lebih mudah daripada memenangkan "perdamaian" yang kelak harus dihadapi pemerintah, Kongres, dan rakyat Amerika. Pokok masalah pertama yang harus dimenangkan dalam perang pendapat umum dunia adalah apakah Operasi Badai Gurun lebih bertujuan "membebaskan Kuwait" daripada "melumpuhkan Irak sebagai kekuatan regional". Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 678 memberi wewenang kepada Amerika dan sekutunya di Teluk untuk "menempuh segala cara" guna memenuhi tekad agar kedaulatan Kuwait segera dipulihkan. Tetapi, rumus kata "menempuh segala cara" tidak membatasi tindakan-tindakan yang dikenakan pada wilayah Kuwait semata. Karena itu, terlepas dari penilaian terhadap serbuan Irak atas Kuwait pada 2 Agustus tahun lalu, wajarlah kalau sekarang timbul pertanyaan: Sebenarnya Amerika lebih menginginkan apa? Pembebasan Kuwait ataukah "menjinakkan Irak" agar tertib regional Timur Tengah cocok dengan kepentingan strategi Amerika? Pokok masalah kedua yang harus dihadapi Amerika dalam perang pendapat umum pasca-Operasi Badai Gurun adalah bagaimana menghilangkan kesan, terutama di negara-negara sedang berkembang, bahwa Operasi Badai Gurun adalah manifestasi keinginan kompleks industri militer Amerika mengadakan uji-coba persenjataan nonnuklir yang paling modern dan paling dahsyat yang dimilikinya. Kesan kuat bahwa aksi militer terhadap Irak adalah uji-coba kemampuan mesin perang melawan daya tahan manusia dipertajam oleh kenyataan yang amat menonjol bahwa pesawat, penerbang, dan persenjataan Amerika mengebom, merusak, dan memusuhi suatu bangsa yang mewakili bangsa-bangsa miskin. Presiden Saddam Hussein bukanlah pemimpin Arab, apalagi pemimpin Islam, yang paling tulus atau paling saleh membela sesama bangsa Arab dan ajaran agama Islam. Tetapi di banyak negara Arab, Afrika, Amerika Latin, dan Asia -- sengaja atau tidak -- ia akan dipandang sebagai lambang korban keangkuhan dan ketidakpedulian Amerika. Dalam perang citra, sebagaimana waktu perang Vietnam 20 tahun lalu, sulit bagi Amerika menghilangkan kesan bahwa ukuran ganda yang diterapkannya lebih mencolok daripada kemunafikan Presiden Saddam Hussein mengenai nasib bangsa Palestina dan tempat-tempat suci Islam di Arab Saudi yang di-"bebaskan" olehnya. Tetapi pokok masalah ketiga dan yang terberat bagi Amerika di masa mendatang adalah bagaimana membangun dan membiayai tatanan regional Timur Tengah yang sesuai dengan kepentingan politik, ekonomi, dan strateginya. Sekiranya Emir Kuwait dikembalikan ke tanah airnya, bagaimanakah kedudukannya dapat dipertahankan dalam "Kuwait baru"? Bisakah keabsahannya ditopang tanpa kehadiran pangkalan udara Amerika di Dhahran atau penggelaran kapal induk Amerika di Teluk Persia dan Laut Merah? Kalaupun negara-negara Teluk, yang selama ini lebih memihak Amerika, melakukan pembaruan ekonomi dan politik di dalam negerinya masing-masing, seberapa cukupkah basis dukungan politik rakyat itu diperluas? Maukah raja-raja, sheik-sheik, dan emir-emir itu melepaskan hak-hak istimewa yang selama 40 tahun telah dinikmatinya? Seberapa lamakah Amerika bisa mengandalkan beberapa tokoh kunci, seperti Husni Mubarak dan Raja Hussein dari Yordania? Lagi pula, bilakah masalah Palestina sungguh mendapat perhatian dan penanganan segera Amerika dan Dewan Keamanan PBB? Bilakah Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 242 dan No. 338 tahun 1967, yakni tentang daerah yang diduduki Israel, dilaksanakan oleh Amerika dan keempat anggota tetap Dewan Keamanan lainnya? Operasi Badai Gurun boleh jadi bisa "menyelesaikan" masalah pemulihan kedaulatan Kuwait. Ia akan disambut oleh Presiden Bush dan rekan-rekannya dalam koalisi multinasional sebagai kemenangan kebajikan atas kebatilan. Tetapi Operasi Badai Gurun tampaknya lebih banyak membuka sejumlah persoalan baru daripada menyelesaikan pemulihan kedaulatan Kuwait. Penghitungan tentang biaya perang "membebaskan Kuwait" niscaya akan diulas oleh banyak kalangan Amerika, termasuk para pemimpin Kongres Amerika yang mendukung penggunaan kekuatan Amerika menghantam Presiden Saddam Hussein. Tetapi siapa berani meramal dan menghitung, berapa biaya politik dan ekonomi yang akan harus dipikul Amerika satu, lima, atau sepuluh tahun kemudian? Bersedia dan mampukah pemerintah dan rakyat Amerika memikulnya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus