Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Berakhir di Dabu-Dabu

26 April 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIGA puluhan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, segera menyongsong begitu Jaguar hitam itu berhenti. Komisaris Jenderal Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI, merunduk keluar dari sedan itu, didampingi pengacaranya, Henry Yosodiningrat.

Setelah diperiksa penyidik pada hari ketiga, pukul sepuluh Kamis malam pekan lalu, Susno disambut bak pahlawan. Selain anggota Dewan dari kampung halamannya itu, belasan orang mendatangi rumahnya di Puri Cinere, Depok, Jawa Barat. Mengenakan pin bergambar Susno, rombongan itu membebatkan ikat kepala putih bertulisan ”Stop Korupsi”.

Pidato dukungan dan puisi puja-puji dibacakan buat pria 56 tahun itu. Poster 5 x 5 meter persegi dibentangkan di teras rumah. Susno gembira, terus tersenyum, tapi irit bicara. ”Saya ingin istirahat,” katanya. Di ruang tamu, Susno disambut istrinya, Herawati, dan Indira Tantri Maharani, anaknya.

Susno diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Gayus Tambunan—pegawai pajak pemilik rekening Rp 28 miliar—pengacara Haposan Hutagalung, pengusaha Andi Kosasih, dan Sjahril Djohan, yang disebut Susno makelar kasus besar. Pada hari ketiga, Susno diperiksa sepuluh jam oleh lima penyidik berpangkat komisaris besar.

Susno diperiksa di meja besar ruang lantai empat Badan Reserse. Ia didampingi pengacara Henry Yosodiningrat, Ari Yusuf Amir, Efran Hilmi Djuni, dan Zul Armain Aziz. Semua pertanyaan penyidik dijawab Susno dengan dingin.

Seorang penyidik berani mencecar Susno, menghardik jenderal bintang tiga itu sebagai atasan yang tidak bertanggung jawab. Ketika itu Susno ditanya soal hubungannya dengan Komisaris Arafat Enanie, penyidik kasus Gayus. Arafat dianggap tak profesional membuat berita acara pemeriksaan, yang berujung pada bebasnya Gayus.

Sang penyidik menuduh Susno tak memberikan arahan dan pengawasan pada Arafat. ”Anda atasan yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya, ditirukan sumber Tempo. Penyidik yang sama menyemprot ketika pertanyaan berkisar pada kedekatan Susno dengan Sjahril Djohan. Beberapa petinggi kepolisian menyebutkan, Susno sangat dekat dengan mantan diplomat itu.

Susno memanggil Sjahril ”abang”, sedangkan Sjahril langsung memanggil nama sang jenderal. Kepada penyidik, Susno menyatakan hanya mengenal Sjahril. Ia memanggil ”abang” karena Sjahril sembilan tahun lebih tua. Sang penyidik menghardik: ”Masa, sih?”

Hardikan yang sama dilontarkan ketika Susno mengatakan sebatas mengenal pengacara Haposan Hutagalung. Haposan, Sjahril, dan Andi Kosasih diduga memainkan kasus Gayus, ketika pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu ditetapkan sebagai tersangka pencucian uang, tahun lalu. Susno juga menuduh, mereka memainkan kasus sengketa perusahaan arwana.

Tiga hari diperiksa, sempat beredar informasi Susno bakal jadi tersangka dan ditahan. Tapi, pada Kamis malam, ia melenggang pulang. Dari Markas Besar Kepolisian, Susno dan para kuasa hukumnya mampir ke Restoran Manado di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Susno memilih ikan tuna sambal rica-rica, sup ikan woku, dan ikan sambal dabu-dabu.

Sunudyantoro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus