Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung -Hari ini 77 tahun silam gugur tujuh orang pegawai yang berjuang mempertahankan markas Departemen PU di Kota Bandung, yang dikenal sebagai Gedung Sate.
Pertempuran pecah pada 3 Desember 1945 dikutip dari laman pu.go.id sekitar pukul 01.00 WIB, Gedung Sate diserbu pasukan sekutu Belanda dari segala penjuru. Sebanyak 21 orang pegawai PU mempertahankan serbuan tentara Belanda dan Gurkha dari Sekutu yang merangsek bersenjatakan senapan dan kukri (parang khas Nepal).
Bentrokan Senjata 2 Jam
Setelah melakukan perlawanan keras selama hampir 2 jam sejumlah orang tewas dalam bentrok senjata tersebut. Meskipun berhasil mempertahankan Gedung Sate, pihak Indonesia kehilangan nyawa 7 orang pemuda diantaranya Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu, dan Soerjono.
Baca : Kebakaran Balai Kota Bandung, Begini Sejarah Gudang Kopi Zaman Belanda Itu
Gedung bernama awal V & W ini dipertahankan mati-matian sampai titik darah penghabisan oleh para pemuda/ pegawai Departemen PU. Karena mereka sadar, gedung tersebut pada waktu itu digunakan sebagai kantor Pusat Departemen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejutan pejuang itu sebelumnya belum diketahui dengan pasti, di mana jenazah pemuda ini berada. Baru pada bulan Agustus 1952 oleh beberapa bekas kawan seperjuangan mereka dicarinya di sekitar Gedung Sate, dan hasilnya hanya ditemukan empat jenazah yang sudah berupa kerangka. Keempat kerangka para suhada ini kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, sebagai penghargaan atas jasa-jasa dari tiga orang lainnya yang kerangkanya belum ditemukan telah dibuatkan 2 tanda peringatan. Satu dipasang di dalam Gedung Sate dan lainnya berwujud sebuah batu alam yang besar ditandai dengan tulisan nama-nama ketujuh orang pahlawan tersebut yang ditempatkan di belakang halaman Gedung Sate.
Berlatar sejarah pertempuran melawan sekutu di Gedung Sate tersebut, kini setiap tahunnya pada tanggal 3 Desember Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) rutin memperingati Hari Bakti PU.
Peringatan tersebut tak sekadar mengenang kisah heroik pemuda saat mempertahankan Gedung Sate yang dulu merupakan Gedung PU dari tentara Sekutu dan serdadu Belanda. Namun, peringatan Hari Bakti PU juga bisa menjadi momentum bagi seluruh insan PU untuk terus berjuang membangun infrastruktur yang lebih handal dan merata demi kepentingan bangsa dan negara.
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Fakta Gedung Sate: Usia 100 Tahun, 6 Juta-Gulden dan Peninggalan Krisis Ekonomi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.