Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan sekolah perlu memastikan mitra transportasi yang digunakan berkualitas dalam pelaksanaan study tour. Ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam kegiatan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi diusahakan agar biro-biro transportasinya yang betul-betul berkualitas, yang kendaraannya layak, driver-nya juga memang driver yang sangat mengutamakan keamanan penumpangnya,” kata Mu’ti saat ditemui di kantor Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta, pada Senin, 24 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mu'ti mengatakan ini berkaitan dengan larangan karyawisata atau study tour yang diterapkan oleh sejumlah pemerintah daerah. Menurut dia, kecelakaan yang terjadi pada saat study tour disebabkan oleh mitra atau biro transportasi yang disewa sekolah tidak memiliki kualitas yang baik.
Menyitir laman Antara, beberapa pemerintah daerah, termasuk Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten, mengeluarkan kebijakan yang melarang pelaksanaan karyawisata bagi siswa sekolah. Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk masalah keselamatan dan efektivitas proses pembelajaran, menyusul meningkatnya jumlah kecelakaan yang melibatkan rombongan karyawisata.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan sanksi akan diberikan pada sekolah lainnya yang nekat melaksanakan study tour keluar provinsi Jawa Barat. Hal tersebut disampaikan Dedi menyusul pelanggaran yang dilakukan oleh SMAN 6 Depok yang berujung pemecatan kepala sekolah.
“Pokoknya berlaku seluruh. Jadi hari ini bukan hanya SMA 6 (Depok) saja, tapi seluruh SMA-SMA yang kemarin memberangkatkan siswa-siswanya keluar provinsi Jawa Barat untuk study tour, hari ini kita akan nonaktifkan dulu,” kata Dedi di Bandung, Jumat, 21 Februari 2025.
Menurut Mu’ti, esensi pengadaan study tour adalah kunjungan ke berbagai institusi disertai kegiatan belajar. Study tour yang merupakan bagian dari program sekolah, kata dia, diharapkan dapat diadakan dengan maksimal agar mendorong murid memiliki pengalaman berbeda dalam menimba ilmu.
“Jangan sampai study tour itu hanya menjadi kegiatan yang rutinitas saja yang kaitan dengan pendidikan itu tidak terlaksana,” tuturnya.
Selain itu, Mu'ti menyampaikan bahwa diperlukan adanya bimbingan dan pengawasan oleh para guru atau tenaga pendidik selama kegiatan study tour berjalan. Hal ini, menjadi upaya lain dalam menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama proses study tour.
“Jangan kemudian para murid ini dibiarkan tanpa pengawasan dari para guru, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan itu dapat kita hindari,” ucap Mendikdasmen Abdul Mu'ti.
Ahmad Fikri dari Bandung berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Revisi UU TNI: Setelah Prabowo Menegur Sjafrie Sjamsoeddin