Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bintang Dua Minus Keringat

Fauzi Bowo resmi berpasangan dengan Mayor Jenderal Prijanto. Suara koalisi pecah.

4 Juni 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK pagi Prijanto dan Fauzi Bowo menebar senyum kanan-kiri. Duduk di antara seribuan hadirin di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu, keduanya mendengarkan deklarasi 18 partai yang mendukungnya sebagai calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya. ”Kami tidak akan menarik dukungan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri,” pembaca deklarasi setengah memekik. Hadirin berteriak: ”Hidup Foke! Hidup Pak Prijanto!”

Sampai akhir bulan lalu, Prijanto ”hanya” perwira tinggi militer biasa. Tak tersebut namanya sebagai calon penguasa Ibu Kota. Ia tak pernah terlihat sibuk ”bersosialisasi” ke partai-partai politik sebagaimana bakal calon lainnya.

Siapakah Prijanto? Jenderal bintang dua kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 56 tahun lalu ini pernah menjabat Komandan Resor Militer-051/Wijaya Karya, lalu Kepala Staf Komando Daerah Militer Jakarta Raya. Terakhir, ia Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat. Pengalaman itulah, kata Foke, yang membuat dia cocok dengan Prijanto. ”Ibarat milih bini, yang ini nggak bakal bikin nyap-nyap,” katanya.

Pemilihan Prijanto membuat ”bintang” lainnya langsung padam. Dua calon kuat yang terpental adalah mantan Pangdam Jaya Mayjen (Purn.) Slamet Kirbiantoro, bekas atasan Prijanto, yang semula diusung PDI Perjuangan, dan mantan Kepala Pusat Polisi Militer TNI Mayjen (Purn.) Djasri Marin, yang awalnya dijagokan Partai Golkar.

Meski Foke mengaku Prijanto merupakan usulannya, sumber Tempo di Partai Golkar mengatakan, partai inilah yang meminta Foke ”melamar” calon pasangannya itu lewat Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Prijanto dianggap mengenal Jakarta dan bebas dari janji-janji kepada partai politik. Akhirnya, setelah mendapat izin Kepala Staf, lulusan Akabri 1975 itu mengajukan pengunduran diri dari karier militernya.

Sekretaris Jenderal PDIP, Pramono Anung, menyatakan, walaupun nama itu baru didengarnya sebulan lalu, ”Koalisi akhirnya sepakat dengan Prijanto.” Suara puas juga datang dari Partai Golkar, salah satu anggota koalisi. ”Pasangan ini bisa mendapat 70 persen suara,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar, Agoest Zakaria.

Tentu ada juga yang kecewa dengan deklarasi itu. Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jakarta, Andy Natanael Manik, kepada Tempo mengatakan bahwa calon partainya untuk posisi wakil gubernur adalah Ketua DPD Partai Demokrat Jakarta, Ferial Sofyan. ”Itu sudah harga mati,” katanya. Ia kecewa Prijanto tiba-tiba naik. ”Kan kasihan mereka yang sudah berkeringat sejak lama,” katanya.

Calon yang gagal juga mengungkapkan isi hatinya. ”Saya kecewa bukan karena tidak terpilih,” kata Slamet Kirbiantoro. ”Tapi karena reformasi tentara Indonesia dicederai dengan terpilihnya militer aktif.” Surat resmi pemberhentian Prijanto memang belum turun hingga deklarasi pekan lalu itu.

Djasri Marin juga kecewa berat, karena sejak awal ia mengikuti proses pemilihan melalui sosialisasi kepada partai politik. ”Kok, yang terpilih justru yang tidak ikut sosialisasi,” ujarnya. Keduanya mengaku bisa saja mengalihkan suara para pendukungnya kepada calon lain, tetapi semua kekecewaan itu cuma dikomentari pendek oleh Pramono Anung, ”Kita tak mungkin menyenangkan semua orang.”

Hari itu di Tugu Proklamasi, acara deklarasi dilanjutkan dengan pesta sampai tengah hari. Dua penyanyi dengan bersemangat menyanyikan lagu Hapus Aku dari Band Nidji, seolah menyindir para calon yang masuk kotak. ”Yakinkan aku Tuhan/ dia bukan milikku lagi/Biarkan waktu/ hapus aku/hapus aku.”

IGG Maha Adi, Reza M.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus