Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bojonegoro-Pendiri ajaran Samin, Samin Surosentiko alias Raden Kohar, dijadikan patung di Dusun Jepang Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Peresmian tugu dan prasasti dilakukan oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, Kamis, 29 Agustus 2019.
Tugu Samin Surosentiko berada tak jauh dari rumah Hardjo Kardi, 85 tahun, generasi keempat Samin. Selain patung, di ujung jalan menuju Dusun Jepang juga dibangun sebuah tugu separuh badan. Di belakang patung terdapat lima pilar yang menandakan "Pitutur Luhur Sedulur Sikep."
Ajaran itu ialah laku jujur sabar tawakal lan nrima, aja dengki srei dahwen kemeren pekpinek barange liyan, aja mbedak-mbedakne sapadha padaning urip kabeh iku sedulure dhewe, aja waton omong nanging omong sing nganggo waton, bisa rasa rumangsa. Artinya kurang lebih mengajarkan nilai nilai luhur tentang kejujuran, spiritual dan sosial, peduli pada alam, serta menjauhkan diri dari sifat mengambil hak orang lain.
Adapun inti dari Samin adalah sebuah pergerakan atau sikap bahwa perjuangan tidak harus dilakukan dengan cara kasar. Karena ketegasan atas sikap akan berbuah keberhasilan. Menurut Hardjo Kardi, Samin Surosentiko dikenal sebagai sosok pemberani, jujur dan suka menolong sesamanya.
Karena keberaniannya ini, Samin diasingkan oleh Belanda ke Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Dia dipekerjakan sebagai buruh tambang hingga meninggal dunia. Anna Mu'Awannah mengatakan selain sebagai ikon, tugu Sedulur Sikep merupakan wujud dari semangat dan sikap masyarakat yang masih terjaga.
"Saya berharap ajaran Samin ini dapat menjadi inspirasi untuk membangun dan memajukan SDM yang unggul untuk Bojonegoro," tuturnya.
SUJATMIKO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini