Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk anak usia 6-11 tahun.
Vaksin yang diizinkan baru Sinovac.
Vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun penting karena mereka mulai menjalankan sekolah tatap muka.
JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 untuk anak usia di atas 5 tahun. Persetujuan penggunaan vaksin Sinovac tersebut muncul setelah melewati studi klinis fase I-II dan fase II B. “Telah diterbitkan izin penggunaan vaksin Covid dari Sinovac dan Bio Farma untuk anak usia 6-11 tahun,” kata Kepala BPOM, Penny K. Lukito, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Izin ini menjadi rangkaian pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi anak setelah BPOM menyetujui injeksi vaksin Sinovac kepada anak usia 12-17 tahun mulai Juni lalu. Menurut Penny, vaksinasi menjadi krusial karena anak-anak mulai kembali belajar di sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesuai dengan kajian BPOM, vaksin asal Cina itu bisa memberikan perlindungan terhadap virus corona berdasarkan hasil studi klinis fase I-II dengan total subyek penelitian 550 anak. Selama 28 hari pengamatan, setelah memberikan vaksin dosis kedua kepada anak usia di atas 5 tahun, terlihat pembentukan antibodi mendekati 100 persen. Uji klinis tersebut menyatakan tingkat imunitas anak yang diberi vaksin lebih tinggi dibanding orang dewasa.
Saat ini, BPOM mengkaji rencana vaksinasi untuk anak usia di bawah 6 tahun. “Anak usia dini membutuhkan kehati-hatian yang lebih tinggi,” ujar Penny.
Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito di Jakarta, 15 Oktober 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Vaksin lain yang sedang diuji coba untuk anak usia di bawah 12 tahun adalah Sinopharm. Vaksin yang juga berasal Cina ini, Penny melanjutkan, sedang dalam proses evaluasi dan penilaian. “Kami masih menunggu kelengkapan lebih jauh lagi,” ujarnya. Masih untuk bocah, BPOM menunggu pengajuan penggunaan vaksin Pfizer dari Amerika Serikat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyambut positif ihwal izin vaksinasi bagi anak dari BPOM itu. Menurut Ketua IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, vaksin bagi anak usia di bawah 12 tahun merupakan hal krusial lantaran angka kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia paling tinggi dibandingkan dengan negara lain.
IDAI menyatakan siap mengerahkan 4.600 dokter untuk membantu pemerintah menyukseskan program vaksinasi ini. Ia berharap orang tua tidak ragu mengajak buah hatinya ke lokasi penyuntikan. “Sebab, selain bisa tertular, anak-anak bisa menularkan,” kata Piprim.
Aman Pulungan, Presiden Direktur Dokter Anak se-Asia Pasifik, menyatakan vaksinasi untuk anak usia di bawah 12 tahun telah lama mereka nantikan. Pemerintah tidak bisa terus menunda pelaksanaan sekolah tatap muka karena menurunkan indeks pembangunan anak di Indonesia. Sebab, 50 persen keluarga belum mengizinkan anak belajar di sekolah dengan alasan takut tertular Covid-19.
Vaksinasi bagi anak, Aman melanjutkan, bakal membangun keyakinan orang tua dan anak untuk kembali ke sekolah. “Kalau vaksinasi ini bisa segera kita lakukan, tentu development index anak, yang dua tahun ini turun, akan meningkat,” ujarnya.
Alasan lainnya adalah 66 persen keluarga Indonesia tinggal dan berkomunikasi erat dengan anak dan orang lanjut usia. Jadi, persetujuan BPOM ini membuat keluarga terlindungi secara menyeluruh.
Kalkulasi Vaksinasi Anak
Juru bicara vaksinasi nasional, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pemerintah baru bisa mengeksekusi vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun pada awal tahun depan setelah capaian vaksinasi dosis pertama pada orang dewasa mencapai 80-90 persen dan dosis kedua 60-65 persen. “Kami berfokus menyelesaikan target untuk mendapatkan kekebalan kelompok,” ujarnya. Saat ini, capaian vaksinasi dosis pertama baru 57,88 persen dan dosis kedua 35,74 persen dari populasi 208 juta.
Nadia mengatakan pemerintah akan mempersiapkan prosedur vaksinasi bagi anak usia di bawah 12 tahun. Kementerian Kesehatan juga akan berkonsultasi dengan IDAI dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization untuk merancang teknis pemberian vaksin.
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan Indonesia tak terlalu tertinggal soal vaksinasi bagi anak. Kamboja menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memberikan vaksin bagi para bocah sejak 17 September lalu. Amerika Serikat baru akan menyuntikkan vaksin Pfizer ke anak-anak mulai pekan pertama bulan ini.
Dicky menyatakan tidak ditemukan efek samping serius dari vaksinasi Covid-19 bagi anak. Dia meminta pemerintah menyegerakan realisasi rencana tersebut. “Distribusinya bisa melalui sekolah dan bantuan orang tua,” kata dia.
IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo