Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Cak Nun ke Ma'ruf Amin: Jangan Hanya Perjuangkan Hari Santri

Cak Nun meminta Ma'ruf Amin memperjuangkan santri sehingga memiliki daya saing.

14 Oktober 2018 | 20.02 WIB

Calon wakil presiden Maruf Amin menyampaikan pidato politik dalam acara Deklarasi Perempuan Indonesia untuk Joko Widodo - Maruf Amin (P-IJMA) di Rumah Aspirasi, Jakarta, Sabtu, 22 September 2018. Deklarasi P-IJMA bertujuan memenangkan suara perempuan Indonesia kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo - Maruf Amin. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Perbesar
Calon wakil presiden Maruf Amin menyampaikan pidato politik dalam acara Deklarasi Perempuan Indonesia untuk Joko Widodo - Maruf Amin (P-IJMA) di Rumah Aspirasi, Jakarta, Sabtu, 22 September 2018. Deklarasi P-IJMA bertujuan memenangkan suara perempuan Indonesia kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo - Maruf Amin. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun memberi sejumlah masukan kepada Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat lawatannya ke Yogyakarta, Ahad, 14 Oktober 2018. Cak Nun menyinggung soal bagaimana saat ini santri belum diperhitungkan kemampuannya seperti ketika menghadapi dunia kerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Anak-anak itu saat melamar pekerjaan, kalau ijazahnya (lulusan) aliyah atau pesantren itu langsung dibuang," kata Cak Nun di sela diskusi dengan Ma'ruf di kediamannya di Rumah Maiyah Kadipiro Yogya. Ia mengatakan dunia kerja masih lebih mengutamakan SMA.

Cak Nun berharap ada sebuah proses transformasi yang bisa menyambungkan antara dunia santri dengan dunia kerja. Sebab, Cak Nun melihat dunia santri belum tentu kalah profesional dan kalah dari lulusan sekolah lain.

"Saya kira itu harapan kepada Pak Ma'ruf, supaya dunia santri diperjuangkan, tidak hanya dengan hari santri tapi soal peran santri itu sendiri sejak dididik di pesantren untuk keperluan dalam pembangunan nasional," kata dia.

Memberi perhatian pada santri ini, kata Cak Nun, penting agar santri juga makin memiliki peran lebih dalam pembangunan. "Sehingga santri ini tak merasa tersisih dan marah," ujarnya.

Cak Nun pun mengusulkan kepada Ma'ruf Amin rencana strategis untuk mendayagunakan santri. Sebab secara keunggulan para santri itu sendiri sudah memilikinya. "Santri itu terdidik lebih mandiri, punya daya juang lebih besar dan punya orisinalitas, karena santri rata-rata bukan anak orang kaya," kata Cak Nun.

Cak Nun mengatakan pihaknya sebagai masyarakat optimis dan percaya apapun yang akan dilakukan Ma'ruf Amin ke depan tetap akan ada manfaatnya kepada masyarakat. "Kami disini tidak ingin menemukan keburukan siapapun, kami di sini mendukung semuanya, kami di sini mendukung perubahan untuk kebaikan atas NKRI," ujar Cak Nun.

Syailendra Persada

Syailendra Persada

Lelaki asal Tegal ini menjadi wartawan Tempo sejak 2011 setelah lulus dari Jurusan Sastra Inggris Universitas Diponegoro. Sebelum menjadi pengelola kanal Nasional di Tempo.co, ia berkecimpung di Desk Hukum majalah Tempo. Memimpin sejumlah proyek liputan interaktif di Tempo.co, salah satunya "Kisah di Balik Terali Besi” yang menceritakan penyiksaan tahanan oleh aparat. Liputan ini hasil kolaborasi dengan International Center for Journalists.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus