Bertempur memang tidak hanya dengan penaklukan bersenjata. Memenangi opini publik juga penting. Mungkin itulah yang kini sedang dilakukan oleh pihak pendukung integrasi bersama-sama aparat Pemerintah Daerah Timor Timur sekarang ini. Di antaranya dengan menyelenggarakan acara-acara pembubaran Conselho Nacional Resistencia de Timorese (CNRT), organisasi perlawanan nasional masyarakat Tim-Tim.
Tentu saja fenomena pernyataan pembubaran CNRT, yang diawali oleh CNRT Kabupaten Ermera, 26 April lalu, mengherankan?mengingat organisasi ini sudah ada hampir selama 24 tahun. Pembubaran di Ermera itu sendiri berbarengan dengan dibentuknya Batalyon Darah Integrasi (BDI) dan Forum Persatuan Demokrasi dan Keadilan (FPDK), dua lembaga yang prointegrasi.
Karena itu, ada tudingan bahwa pembubaran CNRT Ermera tersebut merupakan hasil rekayasa. ''Tudingan itu merugikan, padahal kenyataannya tidak demikian," kata Panglima TNI Jenderal Wiranto kepada Dwi Wiyana dari TEMPO.
Tapi tudingan itu, setidaknya sebagian, ada benarnya. Meski Wakil Sekretaris CNRT Ermera, Victor dos Santos, dalam upacara pembubaran mengatakan bahwa apa yang ia lakukan muncul dari keinginannya sendiri, itu bisa dikonfrontasikan dengan pengakuan Komandan BDI, Miquel Soares Babo.
Menurut Miquel, pembubaran CNRT Ermera merupakan hasil dari tekanan-tekanan yang dilakukan kelompoknya setelah rapat umum milisi prointegrasi, 19 Februari lalu. Artinya, bantahan dari Komandan Korem 164/Wira Dharma, Kolonel Tono Suratman, bahwa TNI tidak terlibat dalam gerak-gerik milisi sipil prointegrasi menjadi mentah.
Setelah pembubaran CNRT Ermera, CNRT Kabupaten Ambeno menyusul. Sebanyak 60 pengurus dan pendukung CNRT Ambeno, dalam acara pembubarannya (sekali lagi ditandai dengan pembentukan FPDK Ambeno), menyatakan bersedia mendukung dan mempertahankan integrasi ke dalam wilayah Negara RI. Bahkan, organisasi yang dulunya bernama Conselho Nacional Resistencia de Maubere itu menyatakan akan ikut menyukseskan pemilu dan siap memenangkan partai yang memperjuangkan otonomi luas. Tak jelas, partai yang mana.
Namun, di balik pernyataan tadi, TEMPO mendapat cerita samping yang kontradiktif. Sumber TEMPO mengatakan, organisasi tersebut dinyatakan bubar karena tidak tahan terhadap intimidasi dari oknum di Komando Distrik Militer 1369/Ambeno dan milisi Sakunar?pendukung prointegrasi.
Bukan cuma ancaman yang dilancarkan. Di depan massa yang menghadiri pembubaran CNRT dan pembentukan FPDK Ambeno itu, sejumlah pentolan CNRT?kebanyakan pegawai negeri?bahkan dianiaya oleh pihak prointegrasi. ''TNI dan milisi mengintimidasi kami," kata David Dias Ximenes, koordinator CNRT Tim-Tim yang sedang bersembunyi, kepada TEMPO.
Jadi, jawaban untuk pertanyaan apakah CNRT bubar atau dibubarkan itu bergantung pada siapa yang menjawab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini