Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Copot, Angkat, Pindah dll

Mutasi besar-besaran terjadi ditubuh pertamina. ada 40 pejabat kehilangan jabatan atau pindah pos. unit-unit pertamina di dalam maupun luar negeri diciutkan jumlahnya. (nas)

22 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KERJA membikin beres Pertamina selesai satu tahap lagi. Menteri Pertambangan Prof Sadli minggu lalu melantik Kol. R. Soediono (55 tahun) jadi Direktur Keuangan Pertmina.Sebelumnya dia menjadi Kepala Subdit Anggaran Jabatan ini masih dirangkap Tantangan bagi orang lama eks Pertamina itu cukup berat. Sebab seperti ditegaskan Menteri Sadli pada kesempatan itu, Dewan Komisaris menghendaki laporan tertulis secara berkala, agar setiap saat dapat mengikuti pelaksanaan AnggarAN Belanja Pertamina "Pertamina bukan perusahaan kecil yang bisa dilola dengan laporan lisan saja . . ." kata Sadli-- mungkin semacam sindiran terhadap pembukuan Pertamina tempo hari yang ternyata acak-acakan. Tugas berat ini ditambah dengan kenyataan: menurut Sadli sejak tahun lalu Pertamina sudah tidak mendatangkan keuntungan lagi. Ini disebabkan karena perusahaan negara itu harus terus membayar bunga & cicilan hutang sewa beli lebih kurang 80 kapal tanker warisan Dr.Ibnu Sutowo. Yang menurut sumber Sinar Harapan. menggerogoti Pertamina sedikitnya $ 200 juta setahun. Kering & Penting Soediono memang menggantikan Piet Haryono, yang sebelunmya merangkap jadi Direktur Keuangan di samping jadi Direktur Utama. Memang, banyak wajah baru telah muncul dan wajah lama menghilang. Sebuah sumber TEMPO menyebutkan 'ada 40 pejabat lama kehilangan jabatan atau dipindahkan ke pos baru yang lebih kering atau lebih penting". Di antara tokoh-tokoh lama yang kini pensiun dari Pertamina, dapat disebutkan Dr E. Sanger, bekas Kepala Divisi Hukum & Pemasaran Luar Negeri, bekas tangan kanan Ibnu Sutowo di dalam dan di luar forum OPEC. Kemudian Marah Junus, bekas Kepala Dinas (kini Biro) Humas. Dan ir Soediono, bekas Direktur Muda Eksplorasi & Produksi yang dihapus posnya. Sedang ketujuh kepala Unit Pertamina di Jakarta dan luar Jakarta semuanya diberhentikan di luar negeri, 5 dari ke-6 kepala Perwakilan Pertamina juga diberhentikan.Termasuk Abihasan Said, bekas Project officer Pulau Batam merangkap Kepala Perwakilan Pertamina di Singapura. Adapun Unit-Unit Pertamina yang dulu jumlannya tujuh, sejajar dengan apa yang dinamakan Daerah Pemasaran sekarang diciutkan ke dalam 5 Wilayah. Masing-masing dikepalai seorang Korwil (Koordinator Wilayah )yakni Korwil I (Medan), Korwil II (Palembang) Korwil III (Surabaya) Korwil IV (Balikpapan) dan Korwil V (Ujungpandang) yang wilayahnya meliputi eks unit VII Jayapura. Korwil sekarang tidak lagi begitu berdaulat seperti Kepala Unit atau Kepala Daerah Pemasaran dulu. Dia hanya mengkoordinir Unit-Unit Eksplorasi, Pengolahan dan Pemasaran serta Manajer Keuangan yang langsung bertanggungjawab ke jalan Perwira, Jakarta. Sedang di luar negeri, "kedutaan" Pertamina diciutkan dari 6 menjadi 3. Yakni Perwakilan New York yang meliputi seluruh Amerika, dan tetap dijabat oleh orang lama, drs Hasmoro. Perwakilan Tokyo yang meliputi seluruh Asia, dan Frankfurt untuk Eropa. Kepala Perwakilan Frankfurt rupanya orang baru. Wahyu SH. Dengan perombakan organisasi Pertamina yang mulai berlaku sejak 19 April lalu, berakhirlah pula dualisme antara "Divisi" dan "Direktorat" yang dulu sangat menyolok. Divisi umumnya digeser ke bawah direktur-direktur, dan tidak bisa berhubungan langsung dengan Dirut. Tinggal Divisi Teknologi Maju yang masih berada langsung di bawah Dirut. Tapi praktis kursi Kepala Divisinya sedang kosong. Pejabatnya, Dr Rudy Habibie, telah diangkat menjadi Dirut Pabrik kapal terbang PT Nurtanio. Sedang Divisi Kordinator Konraktor Asing (DKKA), yang tetap dipimpin oleh Sukamto Sayidiman dirubah menjadi Badan (BKKA) dan tetap berada langsung di bawah Dirut. Ada lagi satu badan baru yang langsung ditempatkan di bwah Dirut, yakni Badan Pengelolaan Tanker Samudera -- yang -impinannya masih kosong. Rupanya tanker-tanker Pertamina tetap akan dimanfaakan sebisa dapat - asal tak rugi. Di teras direktur, ada konsentrasi kekuasaan pada beberapa orang. Direktur Pengolahan, Kol. ir Soedarno Martosewoyo, sekaligus meangkap sebagai Kepala Divisi Operasi Kilang Non-Minyak. Misalnya mengurusi proyek LNG Badak dan Arun, maupun kilang penyulingan minyak Cilacap, yang diharapkan selesai akhir tahun ini. Ketiga proyek itu diharapkan jadi "juruselamat" kebangkrutan Pertamina. Arun dan Badak malah diharapkan dapat membantu melunasi hutang-hutang IGGI (TEMPO,3 Mei). Tokoh penting lainnya adalah Dirjen igas ir Wiyarso, yang memegan 3 jabatan sekaligus di Pertamina: Direktur Umum Kepala Subdit Perencanaan & Ketatalksanaan, dan Kepala Subdit Pemasaran Luar Negeri. Jabatan terakhir ini tadinya dipegang Dr Sanger.Tidak kalah pentingnya, adalah jabatan Direktur Pemasaran Dalam negri yang masih dipangku orang lama: Yud-Sumbono. Sebab mulai tahun anggaran 76/77 ini, pemerintah bermaksud menyetop subsidi bagi Pertamina. Kecuali untuk minyak tanah yang merupakan konsumsi rakyat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus