KERJA membikin beres Pertamina selesai satu tahap lagi.
Menteri Pertambangan Prof Sadli minggu lalu melantik Kol. R.
Soediono (55 tahun) jadi Direktur Keuangan Pertmina.Sebelumnya
dia menjadi Kepala Subdit Anggaran Jabatan ini masih dirangkap
Tantangan bagi orang lama eks Pertamina itu cukup berat. Sebab
seperti ditegaskan Menteri Sadli pada kesempatan itu, Dewan
Komisaris menghendaki laporan tertulis secara berkala, agar
setiap saat dapat mengikuti pelaksanaan AnggarAN Belanja
Pertamina "Pertamina bukan perusahaan kecil yang bisa dilola
dengan laporan lisan saja . . ." kata Sadli-- mungkin semacam
sindiran terhadap pembukuan Pertamina tempo hari yang ternyata
acak-acakan.
Tugas berat ini ditambah dengan kenyataan: menurut Sadli sejak
tahun lalu Pertamina sudah tidak mendatangkan keuntungan lagi.
Ini disebabkan karena perusahaan negara itu harus terus
membayar bunga & cicilan hutang sewa beli lebih kurang 80 kapal
tanker warisan Dr.Ibnu Sutowo. Yang menurut sumber Sinar
Harapan. menggerogoti Pertamina sedikitnya $ 200 juta setahun.
Kering & Penting
Soediono memang menggantikan Piet Haryono, yang sebelunmya
merangkap jadi Direktur Keuangan di samping jadi Direktur
Utama. Memang, banyak wajah baru telah muncul dan wajah lama
menghilang. Sebuah sumber TEMPO menyebutkan 'ada 40 pejabat
lama kehilangan jabatan atau dipindahkan ke pos baru yang lebih
kering atau lebih penting". Di antara tokoh-tokoh lama yang kini
pensiun dari Pertamina, dapat disebutkan Dr E. Sanger, bekas
Kepala Divisi Hukum & Pemasaran Luar Negeri, bekas tangan kanan
Ibnu Sutowo di dalam dan di luar forum OPEC. Kemudian Marah
Junus, bekas Kepala Dinas (kini Biro) Humas. Dan ir Soediono,
bekas Direktur Muda Eksplorasi & Produksi yang dihapus posnya.
Sedang ketujuh kepala Unit Pertamina di Jakarta dan luar Jakarta
semuanya diberhentikan di luar negeri, 5 dari ke-6 kepala
Perwakilan Pertamina juga diberhentikan.Termasuk Abihasan Said,
bekas Project officer Pulau Batam merangkap Kepala Perwakilan
Pertamina di Singapura.
Adapun Unit-Unit Pertamina yang dulu jumlannya tujuh, sejajar
dengan apa yang dinamakan Daerah Pemasaran sekarang diciutkan ke
dalam 5 Wilayah. Masing-masing dikepalai seorang Korwil
(Koordinator Wilayah )yakni Korwil I (Medan), Korwil II
(Palembang) Korwil III (Surabaya) Korwil IV (Balikpapan) dan
Korwil V (Ujungpandang) yang wilayahnya meliputi eks unit VII
Jayapura.
Korwil sekarang tidak lagi begitu berdaulat seperti Kepala Unit
atau Kepala Daerah Pemasaran dulu. Dia hanya mengkoordinir
Unit-Unit Eksplorasi, Pengolahan dan Pemasaran serta Manajer
Keuangan yang langsung bertanggungjawab ke jalan Perwira,
Jakarta. Sedang di luar negeri, "kedutaan" Pertamina diciutkan
dari 6 menjadi 3. Yakni Perwakilan New York yang meliputi
seluruh Amerika, dan tetap dijabat oleh orang lama, drs
Hasmoro. Perwakilan Tokyo yang meliputi seluruh Asia, dan
Frankfurt untuk Eropa. Kepala Perwakilan Frankfurt rupanya orang
baru. Wahyu SH.
Dengan perombakan organisasi Pertamina yang mulai berlaku sejak
19 April lalu, berakhirlah pula dualisme antara "Divisi" dan
"Direktorat" yang dulu sangat menyolok. Divisi umumnya digeser
ke bawah direktur-direktur, dan tidak bisa berhubungan langsung
dengan Dirut. Tinggal Divisi Teknologi Maju yang masih berada
langsung di bawah Dirut. Tapi praktis kursi Kepala Divisinya
sedang kosong. Pejabatnya, Dr Rudy Habibie, telah diangkat
menjadi Dirut Pabrik kapal terbang PT Nurtanio. Sedang Divisi
Kordinator Konraktor Asing (DKKA), yang tetap dipimpin oleh
Sukamto Sayidiman dirubah menjadi Badan (BKKA) dan tetap
berada langsung di bawah Dirut. Ada lagi satu badan baru yang
langsung ditempatkan di bwah Dirut, yakni Badan Pengelolaan
Tanker Samudera -- yang -impinannya masih kosong. Rupanya
tanker-tanker Pertamina tetap akan dimanfaakan sebisa dapat -
asal tak rugi.
Di teras direktur, ada konsentrasi kekuasaan pada beberapa
orang. Direktur Pengolahan, Kol. ir Soedarno Martosewoyo,
sekaligus meangkap sebagai Kepala Divisi Operasi Kilang
Non-Minyak. Misalnya mengurusi proyek LNG Badak dan Arun, maupun
kilang penyulingan minyak Cilacap, yang diharapkan selesai akhir
tahun ini. Ketiga proyek itu diharapkan jadi "juruselamat"
kebangkrutan Pertamina. Arun dan Badak malah diharapkan dapat
membantu melunasi hutang-hutang IGGI (TEMPO,3 Mei).
Tokoh penting lainnya adalah Dirjen igas ir Wiyarso, yang
memegan 3 jabatan sekaligus di Pertamina: Direktur Umum Kepala
Subdit Perencanaan & Ketatalksanaan, dan Kepala Subdit Pemasaran
Luar Negeri. Jabatan terakhir ini tadinya dipegang Dr
Sanger.Tidak kalah pentingnya, adalah jabatan Direktur Pemasaran
Dalam negri yang masih dipangku orang lama: Yud-Sumbono. Sebab
mulai tahun anggaran 76/77 ini, pemerintah bermaksud menyetop
subsidi bagi Pertamina. Kecuali untuk minyak tanah yang
merupakan konsumsi rakyat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini