Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MAKASSAR - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto terang-terangan tak berpihak lagi kepada para pejabat pemimpin perusahaan daerah saat ini. Dia menyebut peluang mereka untuk terpilih kembali lewat mekanisme lelang jabatan yang digelarnya pada tahun ini sangat kecil.
"Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah mengeluarkan laporan bahwa semua perusahaan daerah Makassar merugi, jadi kenapa harus dipilih kembali?" kata Danny kepada Tempo, Sabtu lalu.
Dia mengatakan para pejabat itu hanya bisa dipertimbangkannya kembali jika dalam uji publik pekan ini bisa menjawab semua pertanyaan dari masyarakat dan tim penguji. "Kenapa perusahaan daerah selalu rugi, dan apa yang telah mereka lakukan selama ini," kata Danny sambil menambahkan, para kandidat sebelumnya akan disaring pula dengan bantuan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.
Ada 54 nama yang sudah dikumpulkan untuk mengikuti seleksi terbuka alias lelang jabatan calon jajaran direksi enam perusahaan daerah Kota Makassar. Keenam perusahaan daerah itu terdiri atas Rumah Potong Hewan, Air Minum Kota Makassar, Pasar Raya, Terminal Makassar Metro, Bank Perkreditan Rakyat Makassar, dan Parkir.
Kepala Bidang Riset dan Data Anti-Corruption Committee Sulawesi, Wiwin Suwandi, meminta, apa pun pertimbangan wali kota dalam memilih, syarat formal seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Administrasi Pemerintahan harus terpenuhi. Di sana disebutkan, di antaranya, bahwa calon tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan wali kota, juga tidak berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
Satu lagi pesan Wiwin, "Jangan memilih orang yang tidak paham masalah perusahaan daerah."
Sementara itu, Sukman Baharuddin, anggota Dewan Pengawas PDAM Makassar, setuju Wali Kota harus berhati-hati dalam memilih direksi.
Namun dia juga mengklaim kondisi PDAM Kota Makassar saat ini sehat dan untung. "Kalaupun Wali Kota terpaksa harus mengganti, penggantinya harus lebih baik."MUHAMMAD YUNUS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo