Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Dari Akik Ke Kosmetik

Hasil penelitian Umar Thalib, anggota MUI yang tinggal di malang dan syuhudi ismail menyimpulkan, ada hadis yang dimanipulasikan oleh pedagang kosmetik dan batu akik.

21 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMLAH hadis palsu, menurut catatan Ustad Umar Thalib, mencapai ratusan ribu. Ini tersebar dalam kitab-kitab hadis dan sejarah Nabi Muhammad. Lalu ada yang merasuk dalam ingatan para awam. Beberapa contoh: "Bekerjalah untuk duniamu, seakan kau hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kau akan mati besok." Menurut Umar, itu bukan ucapan Nabi, yang diriwayatkan oleh Ibn 'Asakir. Tapi itu ucapan 'Abdullah ibn 'Umar, sahabat Nabi. Di tengah umat beredar hadis tentang celak, yang menyebutkan, pemakainya bisa terhindar dari penyakit mata. Setelah diteliti oleh Umar Thalib, anggota MUI yang tinggal di Malang, ternyata hadis itu disiarkan oleh seorang pedagang kosmetik. Batu akik bahkan ada dalam hadis palsu, begini: "Pakailah cincin dari batu akik, maka sesungguhnya cincin dari akik itu membuang atau menolak kemiskinan." Urai Dr. Syuhudi Ismail, "hadis" itu dibuat oleh pedagang batu akih. Untuk komoditi nonmigas? Tidak tertutup kemungkinan Pak Dukun juga berperan melahirkan hadis palsu. Coba ikuti: "Barangsiapa mengambil atau memiliki ayam jantan berwarna putih, (maka) setan dan sihir tidak akan mendekati orang tersebut." Mengutip kitab 'Ajjaj al-Khatib as-Sunnah Qablat Tadwin, Syuhudi memperkirakan bahwa "hadis" ini berasal dari kepercayaan adat di suatu daerah tertentu. Sedangkan yang sering disebut, hadis "Doa itu senjata orang beriman, dan tiang agama serta cahaya langit dan bumi", konon berasal dari Imam Ali yang diriwayatkan oleh Ibn 'Adi, al-Hakim dan al-Qudha'i. Padahal, itu hadis palsu. Kendati doa adalah ibadat, tapi itu bukan segala-galanya. Quran menyuruh bekerja, di saping berupaya lewat doa. Hadis riwayat Abu Hurayrah yang menyebutkan "anak jadah tak akan masuk sorga", itu bertentangan dengan Islam yang menolak hukum karma atau dosa warisan. Begitu pula kata-kata "Siapa mengenal diriya, maka ia telah mengenal Tuhannya." Itu jelas palsu, menurut Ibn Tamiyyah. AT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus