PADA saat mencalonkan orang sebagai Presiden dan Wakil (kecuali
Jenderal Soeharto dan Sri Sultan) dianggap berbahaya. atau
mengejek, muncul seorang lelaki, 50 tahun, bertubuh kekar.
Tinggi 161 Cm, berat 60 Kg. Kulitnya kuning, rambutnya hitam
mulus. Kumis dan janggut tebal. Agamanya Protestan, lahir di
Porsea, Sumatera Utara. Namanya Darius Marpaung. Ia mau jadi
Presiden Republik Indonesia.
Seriuskah ini? Atau main-main?
"Saya tahu, akan ada orang yang mencaci, mengejek, marah,
mencerca, mentertawakan atau menuduh saya sinting, tak tahu
diri,' kata Marpaung minggu lalu. Tapi lewat kabel sudah akhir
tahun lalu ia menyampaikan niatnya kepada MPR dan Presiden
Soeharto. Ia juga menyadari bakal "kalah bersaing" dengan
Jenderal Soeharto. Saya tahu, saya hanya akan terpilih bila ada
mukjizat. Tanpa itu jelas Pak Harto yang akan terpilih.
Golkar, ABRI parpol dan semua golongan sudah mengajukan pak
Harto sebagai calon tunggal katanya.
Tapi bagi Marpaung, "sistim calon tunggal tidak demokratis,
karena lambat-laun menjurus ke sistim pencalonan seumur hidup."
Karena itu ia menghendaki agar MPR memilih seorang di antara
lebih dari satu calon, hingga "ada calon yang menang dan ada
yang kalah secara fair menurut aturan permainan demokrasi."
Ia katanya merasa berdosa karena ketika jadi anggota MPRS dulu
tidak mengingatkan agar lembaga tertinggi negara itu menetapkan
bahwa presiden harus betul-betul dipilih dan hanya untuk 2 kali
masa jabatan. "Kalau tak ada calon lain selain pak Harto. apa
itu namanya pemilihan? Bukan. Itu pengangkatan, katanya lagi .
Sejak lama Marpaung menanti-nanti ada orang mencalonkan diri
sebagai Presiden. Ketika Mayjen Witarmin. Pangdam VIII
Brawijaya mengaku punya daftar "orang-orang yang berambisi jadi
presiden" tapi tak kunjung mengumumkan nama-nama yang ada di
kantongnya, maka Marpaung pun "merasa terpanggil" mencalonkan
diri setelah "merenung dan berdoa".
Menurut nyonya Hafni Silitonga (43). suaminya hanya melaksanakan
apa yang muncul dalam doa. "Dan tidak melaksanakan apa yang
datang dalam doa itu doa katanya. Tak takut ditangkap ?
Marpaung menggeleng. "Katanya ini negara demokrasi ? Adam
Malik sendiri kan pernah bilang, kalau mau cari President Taxi
atau President Hotel memang di jalan. Tapi cari Presiden RI,
harus lewat MPR. Nah, saya sekarang tampil terang-terangan lewat
MPR, kata Marpaung dengan yaki.
Diramal Jadi Orang Besar
Lalu apa program "capres" yang ini? Marpaung membuka sebuah
buku catatan kecil warna biru. Ia membaca sebuah sajak 27
baris, 17 baris di antaranya berbunyi: bebas dari
ketakpercayaan, bebas dari ketakutan. bebas dari kelaparan.
bebas dari kebodohan ... "
Sayangnya Marpaung sendiri ternyata tak bebas dari sakit.
Sampai Jum'at 13 Januari sudah lebih dari 2 minggu ia
mendekam, di zal H kamar 6 RS-DGI "Cikini' jalan Raden Saleh,
Jakarta. Parasnya pucat, jantungnya kambuh, seperti tahun
kemarin. Baru minggu lalu dokter mengijinkannya turun sendiri ke
kamar mandi. Ia dianjurkan latihan jalan kaki 2 X 100 meter
sehari.
Bapak dari 7 anak dan bekas anggota DPR-GR serta MPRS ini, bekas
wartawan, juga pernah menulis cerita pendek, misalnya di Mimbar
Indonesia dan Siasat. Sering ke luar negeri, terutama AS. Ia
juga pernah memimpin Kespekri (Kesatuan Pegawai Kristen RI) yang
kemudian bergabung dengan Sekber Golkar. Di tahun 1966 ia
dikenal sebagai tokoh KABI (Kesatuan Aksi Buruh Indonesia).
Darius Marpaung kini hidup dari pensiunnya sebagai bekas
anggota DPR GR. Sebulan ia menerima Rp 17.000. Itulah sebabnya,
isterinya membantunya dengan membuka 2 salon kecantikan, di
rumah dan di jalan Sahardjo. Ia sekarang tinggal dijalan
Porselen Raya. Kampung Ambon, Jakarta.
Konon, ketika Marpaung lahir, ia dalam keadaan "terbungkus".
Maka nenek Marpaung meramal, bahwa cucunya akan jadi orang
gedean. Maka sang nenek pun memberinya nama Darius, tokoh besar
dalam sejarah Persia kuna. Ada pula orang Ambon, orang Pakistan
dan beberapa orang di luar negeri yang meramalkan bahwa Marpaung
bakal jadi orang penting. "Tidak mesti Presiden, pokoknya orang
yang bisa melakukan pembebasan," cerita isterinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini