Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Debat Jihad

Pertengahan Mei di Wonosobo tokoh-tokoh NU berbicara soal jihad, jika perlu masuk hutan. Presiden Soeharto menyatakan akan melawan jihad dengan jihad. NU tak disebut-sebut.

26 Juni 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI bukan propaganda untuk NU, bukan pula untuk Duta Masjarakat. Tapi harian partai itu belakangan ini beritanja, dengan disertai opini, tjukup ramai Hampir tiap hari ada soal penangkapan bahkan penjiksaan dan pembunuhan dan tidak kurang soal gangguan terhadap kampanje NU. Dari situ djuga tertjermin suasana hati jang bagai-mana jang ada dalam partai Islam tersebut. Menjaksikan pawai dan rapat umumnja di pelbagai tempat di Djawa Timur, Djawa Tengah bahkan Djakarta, ada terasa sematjam "kebangkitan keberanian dan kegalakan", dalam penilaian seorang anggota Bapilu Golkar. Anggota DPRGR Sugiarso jang baru kembali dari Djawa Tengah kepada Suara Karya minggu lalu menerangkan bahwa pada pertengahan Mei di Wonosobo tokoh-tokoh NU berbitjara soal "djihad" dan "djika perlu masuk hutan". Pengawal-pengawal Subehan Z.F. dikabarkan memakai "sabuk-sabuk djimat", made in Purwodadi, kreasi seorang Kijai NU disana. Semua itu benar atau tidak, sekarang ini sulit dipastikan djika tidak dilihat sendiri. Walaupun bukan mustahil. Dalam kampanje usaha mengobarkan semangat bisa sadja beriebih-lebihan. Dan pengalaman 1964-1966 jang penuh kekerasan antar golongan masih membekas dipedalaman Djawa Tengah da Djawa Timur. Mungkin karena hal ini pidato Presiden Suharto di Pasar Klewer Sala beberapa hari jang lalu djuga kena. "Djihad akan kita lawan dengan djihad kata Kepala Negara -- diluar kebiasaannja berbitjara mengedjut-kan. NU tak di sebut-sebut disana, tapi tiba-tiba ditandatangani oleh Subehan Z. dan Jusuf Hasjim, partai tersebut mengatakan penjesalan terhadap utjapan Presiden jang di Djakarta kemudian disambut Pd Gubernur Sadikin dengan nada jang sama itu. "Saja hargai keberanian NU menjesalkan satu utjapan Pak Harto", komentar seorang tokoh muda Golkar meskipun itu menundjukkan bahwa NU terkena batunja. Sangka. Tapi ada jang tak begitu menghargai rupanja. Dan itu Ketua Umum NU sendiri: K.H. Idham Chalid. Antara mengabarkan bahwa ia menjesal kan pernjataan Subehan dan Jusuf Hasjim. Ia berpendapat bahwa tak perlu suatu golongan merasa bahwa dialah jang ditudju oleh peringatan Presiden itu. Meskipun berita Antara itu mungkin tak berasal dari utjapan langsung Idham Chalid, tapi Ketua Umum NU ini memang agak lain dari jang muda-muda. Djuga kalangan partai Islam lain mentjerminkan sikap jang lebih berhati-ati. M.Ch. Ibrahim dari L.T. PSII seraja menafsirkan "djihad" setjara harfiah sebagai "berdjoang" mengatakan: "Saja jakin maksud Pak Harto mengadjak rakjat berdjoang membangun. Sebaiknja kita tak berburuk sangka". Jang rupanja djuga tak ingin disanka berburuk sangka ialah H.Rusli Halil dari Perti. "Perti tak menganggap utjapan itu berhubungan dengan sikap orang fslam. Pak Harto sendiri orang Islam, nasa dia mau memerangi saudaranja sendiri". Betul djuga. Tapi bukan satu hal baru bahwa hubungan antara ABRI dengan golongan Islam, chususnja jang sering di nilai sebagai "ekstrim" tak selamanja ramah. Mungkin sadar akan hal ini. dr. Sulastomo dari Parmusi menghindarkan diri dari soal tepat tidaknja istilah "djihad" Presiden. Katanja kepada Sjahrir Wahab dari TEMPO: "Anggap sadja ubapan itu sebagai peringatan. Djangan di tekankan soalnja pada perkara istilah. Tak tepat memakai istilah adalah biasa. Jang penting soal ini djangan dapat di djadikan bahan adu-domba diantara kita".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus