Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dosen komunikasi politik Universitas Paramadina, Erik Ardiyanto, memberi catatan kritis terhadap gelaran debat perdana Pilkada Jakarta 2024. Erik melihat debat ini kurang berjalan efektif karena para peserta tampak tidak menguasai materi dan program kerja yang ditawarkannya untuk masyarakat Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya kira sangat penting bagi setiap kandidat dapat menyajikan visi dan misi yang jelas, agar dapat meyakinkan di awal dan menarik publik," kata Erik melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 7 Oktober 2024. Pengamat politik ini juga mewanti-wanti berkurangnya minat pemilih di Jakarta untuk ikut andil mencoblos di Pilkada karena hal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Debat Pilkada Jakarta itu diikuti oleh tiga kandindat calon gubernur dan wakil gubernur. Ketiganya adalah Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno. Debat digelar KPU di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Ahad, 6 Oktober 2024.
Debat ini mengusung tema Penguatan Sumber Daya Manusia dan Transformasi Jakarta Menjadi Kota Global. Namun begitu, Erik menilai kalau penguasaan materi dan penyampaian program kerja antara kandidat masih terkesan menghafal. Hal ini dianggap Erik sebagai kurangnya pemahaman tiga paslon terhadap isi materi dan isu yang dihadapinya.
"Ini memengaruhi kepercayaan publik terhadap kemampuan dan integritas kandidat. Penyampaian program kerja antar kandidat terkesan seperti menghafal, menunjukkan kurangnya pemahaman mendalam tentang isi materi," ucap Erik.
Kendati demikian, Erik masih melihat hal yang positif dari debat tersebut. Terutama kesadaran para kandidat terhadap isu-isu penting yang tengah dihadapi warga Jakarta. Adapun yang diharapkan Erik, program yang disampaikan dalam debat hendaknya dapat dikaji lebih substantif perihal kemungkinan direalisasikan di Jakarta.
"Secara garis besar debat ini menunjukkan adanya kesadaran terhadap isu penting yang dihadapi warga Jakarta. Namun masih banyak yang perlu diperjelas dan dikritisi agar program yang diusulkan dapat diimplementasikan dan memberi dampak positif bagi Jakarta," ucap Erik.
KPU Jakarta sebelumnya membagi debat pertama ini menjadi enam segmen. Untuk segmen pertama, terdiri dari pembukaan dan pembacaan tata tertib pelaksanaan debat. Pada kesempatan yang sama, setiap paslon akan diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi, misi, dan program.
Kemudian, di segmen kedua dan ketiga, para paslon akan memberikan pendalaman visi, misi, dan program, dengan dipandu oleh moderator. Selanjutnya, di segmen keempat dan kelima, para paslon akan diberikan kesempatan untuk menjawab dan saling melempar pertanyaan yang dilayangkan oleh lawan debatnya.
Seluruh rangkaian debat akan ditutup di segmen keenam. Pada segmen ini, para paslon diberikan kesempatan untuk menyampaikan closing statement mereka.