HARI itu 16 April 1983 warna loreng mendominasi lapangan
Kopassandha di Cijantung, Jakarta Timur. Upacara terlambat
sejam, karena KSAD Letjen Rudini pagi itu harus lebih dahulu
menjadi inspektur upacara timbang terima Pangdam VI/Siliwangi-
keduanya kebetulan berasal dari Kopassandha - dari Letjen Yogie
Memet kepada Mayjen Eddy Sudradjad.
Pangab Jenderal L.B. Moerdani, yang memulai karirnya di RPKAD,
hadir membacakan pidato Presiden Soeharto. Hadir juga beberapa
tokoh RPKAD lainnya antara lain Letjen (Pur) Sarwo Edhie Wibowo,
komandan ke-6 RPKAD yang kini Irjen Deplu, Irjen Hankam Letjen
Gunawan Wibisono, Asisten Operasi Hankam Mayjen Soeweno dan
Kepala Bagian Perbekalan Hankam Mayjen Dading Kalbuadi. Bekas
komandan Kopassandha lain seperti Jenderal (Pur) Widjojo Sujono
dan Letjen (Pur) Witarmin tidak tampak.
Dalam usianya yang 31 tahun, Komando Pasukan Sandi Yudha
tampaknya makin mantap. Semakin banyak pejabat teras Hankam yang
berasal dan pasukan elite ini, termasuk perwira generasi muda
seperti Mayjen Eddy Sudradjad dan Pangdam XIV/Hasanuddin Brigjen
Soetedjo. Kesatuan Baret Merah ini tercatat ikut serta dalam
hampir semua operasi tempur ABRI, terakhir Operasi Pembebasan
Woyla pada 1981 yang terkenat itu.
Pada usianya yang ke-31 itu pula Kopassandha kembali dipimpin
perwira generasi muda. Pada 6 April lalu Kol. Wismoyo
Arismunandar, 43 tahun, lulusan AMN 1963, dilantik sebagai
Danjen Kopassandha ke-9 menggantikan Letjen Yogie Memet. Sehari
sebelumnya Kol. Kuntara, 43 tahun, lulusan AMN 1963, dilantik
sebagai wakil Danjen menggantikan Mayjen Sudjasmin. Sedang
komandan operasi pembebasan Woyla Kol. Sintong Pandjaitan, 42
tahun, dilantik sebagai Komandan Pusat Pendidikan Sandhi Yudha
Lintas Udara di Batujajar, Jawa Barat. Inilah pertama kali
lulusan akademi terkenal di Magelang, kini Akabri, menjadi pucuk
pimpinan Kopassandha.
Gagasan membentuk pasukan khusus muncul di benak Letkol. Slamet
Riyadi pada 1950, tatkala sebagai panglima operasi menumpas
pemberontakan RMS di Maluku. Ia terkesan pada kemampuan pasukan
istimewa RMS: Baret Merah dan Baret Hijau yang ulet. Sekalipun
Slamet Riyadi kemudian gugur, gagasannya tidak lenyap. Panglima
Siliwangi Kol. Kawilarang dibantu Mayor Moch. Idjon Djanbi pada
16 April 1952 membentuk Kesatuan Komando TT.III/Siliwangi dengan
Idjon Djanbi sebagi komandan.
Pada 18 Maret 1953 kesatuan ini diserahterimakan kepada MBAD,
dan diubah namanya menjadi Korps Komando AD (KKAD). Dua tahun
kemudian diganti namanya menjadi Resimen Pasukan Komando AD,
latu pada 1959 diubah lagi menjadi nama yang begitu lekat pada
masyarakat: Resimen Para Komando AD (RPKAD).
Barulah pada 1971 nama Kopassandha lahir. Kini pasukan ini
memiliki 2 grup Para Komando di Serang aawa Barat) dan Sulawesi
Selatan, serta 2 grup Sandhi Yudha, di Cijantung dan Kartasura
Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini