Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pelantikan

Ismail, letjen, dilantik sebagai gubernur jawa tengah, menggantikan soepardjo roestam. (nas)

23 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKITAR dua bulan setelah huru-hara rasial Ja-Teng (November 1980), Pangkostrad Mayjen Ismail dikirim ke Ja-Teng dengan jabatan sebagai Pangdam VII/Diponegoro. Tugasnya: membenahi dan mengkonsolidasikan akibat peristiwa SARA tersebut. "Alahamdulillah, saya berhasil mengemban tugas itu," kata Ismail. Ia tidak lama menjabat sebagai Pangdam. Rakyat Ja-Teng melalui DPRD memilih Letjen Ismail sebagai Gubernur menggantikan Soepardjo Roestam, kini Mendagri. Senin lalu Ismail, 55 tahun, dilantik sebagai Penjabat Gubernur Ja-Teng. Ribuan mata hadirin yang memenuhi Gedung Olah Raga Semarang yang gerah dan panas, hari itu menatap Mendagn Soepardjo Roestam yang empat kali naik turun mimbar mengucapkan sambutan atau laporan pertanggungjawaban sebagai Gubernur Ja-Teng atau sebagai Mendagri, "Pesan saya: Bismillah, saya percayakan kepada Ismail untuk memimpin Jawa Tengah," kata Soepardjo Roestam pada TEMPO seusai pelantikan. Ia mengharap penggantinya itu bisa meneruskan apa yang telah dikerjakannya selama ini. Ja-Teng, menurut Soepardjo, dihimpit oleh raksasa Ja-Bar dan Ja-Tim yang besar sekali potensinya. Soal terbesar buat Ja-Teng adalah ledakan penduduk. "Karena itu masalahnya adalah bagaimana dengan situasi dan kondisi itu, provinsi ini bisa membangun," kata Soepardjo. Luas wilayah Ja-Teng hanya 34.602 km2 (1,78% luas Indonesia) tapi dihuni 25 juta penduduk (17,20% penduduk Indonesia). Karena itu provinsi ini juga dikenal sebagai "penghasil" transmigran terbesar di Indonesia. Sekitar 80% penduduknya tinggal di 4.680 desa. Maka Ismail bertekad: "Kalau mau membangun mulailah dari desa, baru kemudian ke kota." Ismail menguasai bahasa Belanda, Jerman dan Inggris. Ia dikenal menyukai bermacam olahraga: tenis, bilyar, berenang, golf, voli dan pencak silat. Tentang olahraga terakhir ini, jenderal berbintang tiga yang seharinya mengisap 3 bungkus rokok ini berkomentar, "Saya berkiblat pada bumi sendiri, bukan ajinomoto".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus