BANYAK kesan ditinggalkan Maharishi Mahesh Yogi, dalam kunjungan
tujuh hari di Bali awal Juni kemarin. Maharishi, orang yang
mengajarkan Transendental Meditation ini (TEMPO, 22 Mei 1976),
datang ke Bali melancarkan suatu promosi besar-besaran untuk
"mencapai ketenangan nirwana" lewat ajaran meditasinya. Sejumlah
petani asal Pujungan datang menjumpai Maharishi di tingkat
delapan Hotel Bali Beach Sanur.
Mereka dijamu a la Hotel. Petani umumnya tidak tahu hotel, maka
tak ternilai harganya bisa datang di hotel mewah dengan tangga
otomatis. Pengalaman yang tak pernah mereka mimpikan itu malah
masih dibumbui satu harapan yang ditunggu. Kalau mungkin, mereka
akan tahu India. Maharishi konon sudah menawarkan buat mereka.
Tapi beberapa tokoh agama Hindu di Bali menyayangkan perlakuan
yang kurang bijaksana itu. "Maharishi tidak mengukur kejiwaan.
Hindu di Bali dengan Hindu di India, kolektifnya tidak sama.
Dengan perlakuan demikian mereka bisa shock," kata I Gusti Ketut
Kaler, Kepala Bidang Bimas Hindu dan Budha Kanwil Agama Prop
Bali.
Dalam brosur TM disebutkan bahwa TM bisa dipelajari semua umat
beragama. Sebab TM bukan agama, bukan kebathinan atau filsafat.
Bersemedi 20 menit sebelum sarapan dan 20 menit sebelum makan
malam, merupakan kebiasaan kalau sudah mempelajari meditasi
ini. Teknik TM bisa dipelajari mulai umur 6 tahun.
Memang hebat. Cara ini, kata iklan, bisa menyelesaikan bermacam
persoalan. Menyembuhkan tekanan darah tinggi, kecanduan alkohol,
kekurangmampuan sex. Otot yang tegang, otomatis kendor. Maka
seseorang yang sudah ber-TM bisa bekerja lebih kreatif, harmonis
dan damai. Bahkan terluput dari gangguan penyakit menular serta
bencana alam/badai. Mana tahan?
"Meditasi sesungguhnya tergantung pada pembawaan orangnya," kata
I Made Suparta (21 tahun), asal Desa Pujungan. Ia memang
peserta, malah sudah tergolong calon guru. Meditasi
dipelajarinya sejak Juni, waktu libur sekolah. Ada perubahan?
Ada. Konsentrasi lebih baik. "Menulis karangan biasa pergunakan
orek-orek dulu, tapi sejak meditasi bisa mencurahkan buah
fikiran langsung tanpa orek-orek." Tapi ia sendiri juga belum
tahu konsentrasi itu timbul apa karena meditasi atau karena
libur sekolah.
Di Desa Tonja lain lagi. Ketika Maharishi datang, para petani
banyak tidak mengerti. Apa maksudnya meditasi itu? Walaupun yang
diundang tergolong pemuka agama Hindu, mereka lebih banyak
mengatakan tidak mengerti. Malah ada yang was-was.
Apa hubungan meditasi dengan agama Hindu? Dalam brosur yang
beredar di masyarakat, memang meditasi seolah berdiri sendiri,
diawasi oleh sebuah Yayasan. Di Bali bernama Yayasan Darma Jaya,
diketuai seorang dokter bernama dr. Ida Bagus Narendra MPH.
Tapi pelajaran ini sebenarnya mencungkil salah satu ajaran
Hindu, dipelajari secara ilmiah. Menurut I Gusti Ketut Kaler,
Kepala Bidang Bimas Hindu dan Budha Kanwil Agama Prop Bali,
meditasi yang dimaksud itu sesungguhnya sama dengan semadi dalam
agama Hindu, satu pelajaran tingkat tinggi yang jarang bisa
dilakukan. Hanya saja cuplikan Hindu itu hanya diambil
meditasinya tanpa memperhitungkan Agama dalam arti upacaranya,
hari rayanya dan sebagainya.
Yang jelas, kehadiran TM di tengah masyarakat Bali sekarang ini
mendapat pengawasan dari kalangan Hindu. Menurut Kt Kaler,
pengurus Yayasan sudah dipanggil supaya tidak menyimpang dari
anggaran dasar yang dipedomaninya. Sedang kalau masuk di
desa-desa supaya memperhatikan keadaan masyarakat Bali dengan
adat istiadat desanya.
Pabrik
Sekjen Parisadha Hindu Dharma Pusat, Wayan Surpha, punya rasa
khawatir. Jangan-jangan pengikut meditasi model ini akan merasa
super. Akan berkurang gairahnya untuk bersembahyang sesuai
dengan kepercayaan agama. Misalnya, kebutuhan pergi ke pura
menipis. 'Kan sudah bermeditasi?
Tapi disamping menyebarkan ajaran, pihak TM konon sudah ada
rencana membuat semacam proyek. Namanya Proyek Sidha Land. Di
Bali, direncanakan dibangun di Desa Tonja. Pabrik ini akan
menampung sekitar 6.000 karyawan -- semuanya yang sudah masuk
TM. Tapi betulkah itu?
Kepala Desa Tonja, Teken, tak mau buka bicara soal pabrik --
entah pabrik apa -- yang akan didirikan di desanya. Juga Ketua
Yayasan Darma Jaya dr. Ida Bagus Narendra Mph. "Sekarang kami
sedang mencari bentuk," katanya. Tak jelas bentuk apa.
Yang jelas, grup-grup sebangsa TM ini, yang kemunculannya ada
hubungannya dengan apa yang disebut sebagai kehausan rohani di
Barat dan kelihatannya memang mula-mula diciptakan untuk dijual
kepada mereka, suka juga menggunakan cara-cara yang
menggiurkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini