Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Di sini liem sioe liong lahir

Gambaran rumah liem sioe liong di kampung niu cay, kecamatan hai gou, fuqing, rrc. hampir setiap hari rumahnya dikunjungi tamu. mereka datang karena mendengar ketenaran liem sioe liong.

24 November 1990 | 00.00 WIB

Di sini liem sioe liong lahir
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
RUMAH Liem Sioe Liong di Kampung Niu Cay, Kecamatan Hai Gou, Fuqing, merupakan rumah yang paling megah di desa itu. Terletak di tanah seluas sekitar 2.000 m2, rumah bertingkat dua itu memang sangat berbeda dengan rumah-rumah lain di desa itu yang kebanyakan berdinding batu cadas kelabu. Sepasang patung kielin (binatang keramat Cina) menghiasi puncak rumah itu. Ada juga patung burung hong di pojok atas rumah. Untuk menuju rumah ini, orang harus melintasi jalan batu yang berdebu dan sempit sepanjang tiga kilometer dari jalan besar. Ada dua buah bangunan di halaman yang berpagar tembok setinggi 2,5 meter dengan pintu pagar kayu hitam itu. Di sebelah kiri ada rumah kecil dari batu cadas yang terdiri dari tiga ruangan, masing-masing 2,5 X 4 meter. Di rumah beratap rendah seluas 30 m2 inilah Liem Sioe Liong lahir. Bangunan yang dipertahankan keasliannya itu kini dijadikan tempat tinggal saudara sepupu Liem Sioe Liong, Liem Chu Zhie, yang menjaga rumah. Bangunan utama yang bertingkat itu didirikan pada 1952, dan baru direnovasi pada 1989. Memasuki ruangan utama, enam buah foto hitam putih berukuran 50 X 60 cm terpasang di dinding, hampir menyentuh langit-langit. Di sebelah kiri foto kakak ipar, ibu, dan nenek Liem Sioe Liong. Di sebelah kanan terpasang foto abang, bapak, dan kakeknya. Seakan melengkapi ke-"modern"-an rumah ini, di bagian kiri rumah yang berlantai tegel cokelat itu ada kamar mandi, lengkap dengan wastafel, kloset, dan bak mandi. Hampir setiap hari selalu saja ada tamu yang berkunjung ke rumah ini. Mereka datang dari daerah sekitar Fujian. "Sama seperti kalian, mereka datang, melihat, dan bertanya-tanya," kata Chen Ku Che, suami Liem Chu Zhie. Tampaknya, mereka datang karena mendengar ketenaran Liem Sioe Liong. Untuk para tamu itu, di ruang tamu yang berukuran 5 X 10 m itu selalu tersedia apel, jeruk, pisang, rokok, dan tentu saja juga teh. "Setiap bulan selalu ada kiriman uang dari Hong Kong," tutur Chen Ku Che. Liem Chu Zhie menuturkan, Liem Sioe Liong pergi bersama abangnya meninggalkan kampung halamannya menuju Kudus, Jawa Tengah, tempat seorang pamannya tinggal, pada 1938. Tatkala itu ia berusia 20 tahun, dan baru menikah enam bulan. Sekarang sang istri tinggal di Hong Kong, dan telah mengangkat anak angkat perempuan, yang kini tinggal di Amerika. Liem Sioe Liong terakhir pulang pada 1961, dan tinggal di Fuqing selama dua bulan. Kini, 29 tahun kemudian, barulah Liem Sioe Liong menengok lagi rumah kelahirannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus