Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

DPR Khawatir Pelibatan Unsur Militer di Penyerapan Gabah Buat Petani Terintimidasi

Menurut DPR, pelibatan unsur militer dalam urusan pengadaan gabah itu justru berpotensi mengintimidasi petani.

9 Maret 2025 | 07.00 WIB

Petani membuat lubang saat penanaman benih jagung serentak di kawasan Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur, 21 Januari 2025. ANTARA/M Risyal Hidayat
material-symbols:fullscreenPerbesar
Petani membuat lubang saat penanaman benih jagung serentak di kawasan Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur, 21 Januari 2025. ANTARA/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Saadiah Uluputty mengkhawatirkan pelibatan Bintara Pembina Desa atau Babinsa dalam proyek penyerapan gabah oleh Perum Bulog dapat menyebabkan ketakutan bagi para petani. Menurut dia, pelibatan unsur militer dalam urusan pengadaan gabah itu justru berpotensi mengintimidasi petani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kesan intimidatif dari kehadiran aparat TNI, walaupun tidak disengaja bisa saja muncul," kata Saadiah dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 9 Maret 2025.

Legislator dari fraksi PKS ini menilai, petani seharusnya diberikan ruang yang nyaman dan bebas dari tekanan. Tujuannya, ujar dia, agar para petani dapat bekerja secara maksimal dan menjual hasil pertaniannya secara sukarela.

Saadiah mewanti-wanti kepada Perum Bulog untuk berhati-hati dalam melibatkan unsur militer dalam proyek penyerapan gabah maupun beras dari petani itu. Menurut dia, kebijakan melibatkan Babinsa di urusan penyerapan gabah ini harus segera dievaluasi secara terbuka.

Dia menegaskan, kebijakan yang diambil seharusnya mampu melindungi kepentingan petani dan memperkuat pertanian nasional. "Kami harus pastikan lahan yang diambil pemerintah benar-benar memberikan rasa aman bagi petani," ucapnya.

Dia menyarankan agar perusahaan pelat merah itu melibatkan organisasi kepemudaan seperti karang taruna. Menurut dia, pelibatan karang taruna itu bisa menjadi opsi yang baik dan konstruktif.

"Mereka lebih dekat dan diterima oleh masyarakat, sehingga proses berjalan kondusif," kata dia. 

Selain itu, menurut dia, pelibatan anak muda dalam membantu tugas Bulog di penyerapan gabah bisa menjadi wadah pembinaan generasi penerus. "Untuk melatih dan mendidik pemuda memahami pentingnya ketahanan pangan nasional," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menjelaskan alasan pelibatan Bintara Pembina Desa atau Babinsa dalam proyek penyerapan gabah. Dia mengatakan, bahwa Babinsa mengetahui persis kondisi wilayah di desa-desa.

"Termasuk lokasi dan kapan waktu panen," katanya saat dihubungi, Sabtu, 8 Maret 2025.

Informasi panen dari Babinsa itu, ujar Suyamto, yang akan disampaikan ke Perum Bulog. "Sehingga mempercepat pembelian gabah petani," ucapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus