Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Dua Botol Vodka Sisa

Kasus mata-mata dengan agen Uni Soviet, dibina selama 5 tahun secara berganti-ganti. Dituntut 13 th penjara dan dicabut haknya menjadi anggota ABRI. (dh)

18 Agustus 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH mendekam dua setengah tahun di Nirbaya, akhirnya, eks Letran V Kolonel (AL) Johanes Baptista Soesdarjanto, 50, diadili. Seninlalu Oditur Kolonel Tikupadang, SH, menntut agar Soes dihukum 13 tahun penjara serta dicabut haknya menjadi anggota ABRI. Dia dituduh membocorkan berbagai rahasia militer kepada agen Rusia sejak 1977 sampai dia ditangkap petugas intel Kopkamtib 4 Februari 1982. Untuk itu, Soes memperoleh sekitar Rp 5 juta secara berangsur selama lima tahun kerja sama itu. Malah, dua imel Kopkamtib, Calon Perwira Soetadji dan Sersan Mayor Soetikno, ketika menyergap Soes - panggilan akrab bekas perwira menengah itu - yang sedang melakukan transaksi dengan Sergei Egorov, si Rusia, di restoran Jawa Tengah di Jalan Pemuda, Jakarta, sempat menyita uang kontan Rp 300.000. Uang itu baru saja diterima Soes dari Egorov, setelah sebelumnya dia menyerahkan sejumlah dokumen TNI-AL. Kasus mata-mata itu berawal dari perkenalan Soes dengan Vladimir, seorang Rusia yang mengaku agen kapal niaga Uni Soviet di Tanjung Priok. Kepada Soes, yang ketika itu, 1976, menjadi perwira dinas pemetaan, Vladimir menyatakan niatnya untuk membeli peta laut. Ternyata, setelah melalui lima kali pertemuan, baik di kantor Soes maupun di berbagai restoran di Jakarta, keduanya menyepakati transaksi: Vladimir membayar Rp 600.000, dan Soes menyerahkan bukan sekadar peta laut tapi sebuah buku berisi hasil survei Selat Malaka. Juga buku lain yang berisi perjanjian lengkap kerja sama Jepang, Malaysia, Singapura, dan Indonesia tahun 1974, laporan operasi bulanan, serta rencana kerja instansi itu tahun 1976/1977. Lakon Soesdarjanto meningkat mirip para agen di dalam film spionase, setelah pada tahun 1977 peranan Vladimir digantikan agen Rusia lain yang mengaku bernama Yuri. Untuk mengenali partner baru itu, misalnya, suatu malam Soes disuruh pergi ke sebuah rumah makan dengan menenteng koran di tangan kiri. Dengan ciri itulah Yuri segera mengenali Soes. Untuk tugasnya mencarikan dokumen yang dibutuhkan Yuri, Soes dibekali sebuah kamera Asahi Pentax, sehingga yang diserahkannya tak lagi segepok buku yang harus difotokopi, melainkan film negatif berisikan foto-foto dokumen yang umumnya tentang survei laut di,5elat Malaka. Belakangan juga hasil survei Selat Makasar dan Selat Ambon. Survei itu ada yang dilakukan atas kerja sama instansi itu dengan Jepang, dan dengan Amerika Serikat. Yuri juga menyerahkan sebuah radio sebagai alat komunikasi khusus untuk hubungan mereka berdua. Setelah berhubungan selama dua tahun, Yuri pun diganti oleh temannya, Robert, yang ternyata adalah Alexander Finenko, manaJer umum Aeroflot, perusahaan penerbangan Uni Soviet. Kemudian, Finenko digantikan Wito, yang tak lain adalah Letnan Kolonel Sergei Egorov, asisten atase miriter di kedutaan besar Uni Soviet di Jakarta. Sebenarnya, Finenko - seperti terungkap dalam pemeriksaan - pernah meminta 6erbagai data yang berkaitan dengan RRC, serta data kekuatan Angkatan Laut RI berikut peralatannya. Untuk itu, Soes dijanjikan imbalan sebuah mobil. Tapi rupanya dia tak berhasil memenuhi hasrat Finenko. "Saya takut orang jadi curiga," begitu konon jawab Soes kepada Finenko yang kecewa. Soes mengakui perbuatannya. Sedangkan istrinya, Nyonya Maria, meski mengaku tak tahu kejahatan suaminya, tapi dalam kesakslannya ia terus terang mengatakan kenal Yuri dan Alexander Finenko. Orang Rusia itu pernah mengunjungi rumahnya di Tanjung Priok, malah menghadiahkan minuman vodka. Ketika rumah mereka digeledah, masih tersisa dua botol vodka yang kemudian juga dijadikan barang bukti di sidang Mahmilti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus