Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno setidaknya sudah dua kali memberi sinyal jika partainya bakal bergabung dengan pemerintahan ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan catatan Tempo, Sandiaga melontarkan sinyal pertamanya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, Sandiaga mengatakan tidak menutup opsi untuk bergabung dengan kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sandiaga menyatakan PPP harus ikut aktif dalam persatuan dan pembangunan bangsa.
“Pandangan pribadi saya, kita pasti akan sangat terhormat untuk diajak membangun bangsa,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024.
Sinyal pertama Sandiaga itu mendapat respons dari Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy alias Romy. Dia mengatakan masih ada dorongan partai berlambang Kakbah itu menjadi oposisi di pemerintahan selanjutnya.
Romy menyebut sikap Sandiaga yang terbuka bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran merupakan pendapat pribadi.
"Dorongan untuk PPP mempertahankan sikap oposisi juga masih ada bahkan dari daerah," ujar dia seperti dikutip dari Antara, Kamis, 29 Februari 2024.
Menurut Romy, sampai saat ini PPP fokus mengawal penghitungan suara hingga KPU mengumumkan hasil pemilihan umum atau Pemilu 2024 secara resmi pada 20 Maret mendatang.
Romy mengatakan sikap PPP yang belum memutuskan apa-apa pascapemilu sebagai wujud kesolidan koalisi pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Dalam Pilpres 2024, diketahui PPP bergabung bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Hanura, hingga Partai Perindo. Ketiganya membangun kerja sama politik untuk mengusung Ganjar-Mahfud sebagai calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024.
Sandiaga: Kontribusi wujudkan Indonesia Emas 2045
Sinyal kedua atau yang teranyar dilontarkan Sandiaga usai bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka pada Rabu kemarin, 13 Maret 2024.
Dia mengatakan sebagai salah satu partai tertua, PPP ingin berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas pada 2045. Sandiaga menyinggung status partai yang merupakan warisan para ulama menjadi salah satu faktor ingin terus terlibat.
Eks Politikus Gerindra ini mengatakan pembahasan dengan Jokowi bersifat tertutup tapi turut membahas transisi pencapaian kementerian yang dia pimpin.
Selanjutnya: Isi pertemuannya dengan Jokowi
Mengenai isi pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Sandiaga membantah ada ajakan untuk bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran yang berpotensi menang dan membentuk pemerintahan selanjutnya.
Namun soal kiprah PPP di pemilihan legislatif baik di tingkat pusat dan provinsi dengan berbagai tantangannya turut disinggung. PPP memperoleh suara di pemilihan legislatif atau Pileg 2024 lebih kurang sebanyak empat persen - persis ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
"Mudah-mudahan ini bisa ikut mewarnai pemerintahan maupun pembangunan ke depan," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 13 Maret 2024.
Ketika ditanya apakah pernyataan dia merupakan sinyal bergabung ke Kabinet Prabowo-Gibran, Sandi mengatakan keputusannya nanti ada pada pimpinan PPP.
Sandi juga mengatakan belum ada komunikasi langsung dengan Prabowo soal kemungkinan bergabung.
Kendati begitu, Sandi memuji pembangunan ekonomi di era Presiden Jokowi yang semakin baik. Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan semua pihak dituntut berkontribusi bagi Indonesia di dalam ranahnya masing-masing.
"Bisa di pemerintahan, di luar pemerintahan, bisa di dunia usaha, bisa di institusi pendidikan," katanya.
DANIEL A. FAJRI | ANTARA