Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Dubes Indonesia untuk Vatikan: Kunjungan Paus Fransiskus Bentuk Apresiasi dari Kebebasan Beragama

Dubes yang disapa Trias itu menambahkan tujuan lain kunjungan Paus Fransiskus adalah mengingatkan bahwa semua orang, meskipun berbeda tetaplah saudara

2 September 2024 | 00.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan), Michael Trias Kuncahyono, menyatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia mulai besok bertujuan untuk menghargai kebebasan beragama, terutama bagi umat Katolik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Paus Fransiskus juga ingin mempelajari kembali bagaimana negara yang sangat beragam ini mampu menjaga kerukunan antaragama," kata Michael Trias di Jakarta, Kamis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dubes yang sering disapa Trias itu menambahkan bahwa tujuan lain dari kunjungan Paus Fransiskus adalah untuk mengingatkan bahwa semua orang, meskipun berbeda, tetaplah saudara.

Mantan wartawan itu juga menekankan bahwa kunjungan Paus Fransiskus bukan hanya ditujukan untuk umat Katolik, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

“Paus Fransiskus bukanlah sosok politik, melainkan figur moral,” ujar Trias, seraya menjelaskan bahwa Paus Fransiskus selalu menyuarakan perdamaian dan berdoa untuk wilayah-wilayah yang dilanda konflik.

Trias menjelaskan bahwa Paus Fransiskus sangat menghargai Pancasila, yang menekankan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, mengakui kemanusiaan, berjuang untuk keadilan sosial, dan mendorong musyawarah.

"Paus Fransiskus sangat menghormati Pancasila," tegas Trias.

Mengenai hubungan bilateral antara Indonesia dan Vatikan, Trias menyebutkan bahwa hubungan kedua negara semakin erat, dan Paus Fransiskus adalah Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia.

Trias juga menyampaikan bahwa Vatikan memiliki hubungan diplomatik dengan 184 negara, namun tidak semua negara tersebut dikunjungi oleh Paus, termasuk Argentina, negara asal Paus Fransiskus, yang belum pernah dikunjungi.

Selain itu, Trias menambahkan bahwa Indonesia, meskipun merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, juga merupakan salah satu pengirim misionaris terbesar.

“Hal ini sangat dihormati dan diapresiasi oleh Takhta Suci,” ujarnya.

Trias juga mengingatkan bahwa Vatikan adalah negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947, dengan hubungan diplomatik formal dimulai pada tahun 1950.

Ia menjelaskan bahwa alasan Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1947 adalah karena perjuangan kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai perjuangan untuk kemanusiaan, membebaskan bangsa dari penjajahan, dan menentang kolonialisme.

Pada kesempatan tersebut, Michael Trias Kuncahyono meluncurkan buku berjudul “Francis, Pope for the People” (Fransiskus, Paus untuk Rakyat) pada Kamis pekan lalu.

Ia berharap buku setebal 340 halaman ini dapat lebih mengenalkan Paus Fransiskus kepada masyarakat Indonesia, serta ajaran dan pemikirannya, termasuk perhatian Paus Fransiskus terhadap orang miskin dan terpinggirkan.

"Orang-orang miskin yang harus dirangkul, dan mereka yang terpinggirkan yang suaranya tidak terdengar, harus kita bela," kata Trias.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus