Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Fakta Menarik Debat Cawapres: Mahfud Sebut Pertanyaan Receh, Gibran Akting Mencari-cari Jawaban

Mahfud MD sebut pertanyaan Gibran receh, sementara Gibran akting car-cari jawaban. Berikut beberapa hal menarik dalam debat cawapres.

22 Januari 2024 | 18.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gestur cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat akan menyampaikan pandangannya di depan rivalnya, Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. ANTARA/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cawapres nomor urut tiga, Mahfud Md menyebut "receh" soal pertanyaan dari cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka soal greenflation dalam Debat Capres keempat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Ahad malam, 21 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendamping capres Ganjar Pranowo ini menyebut pertanyaan yang diajukan cawapresnya Prabowo Subianto itu sekedar gimik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Soal pertanyaan receh itu, bagian dari gimik aja. Karena dia kan gimik, sesuatu yang ditanyakan lalu dianggap bukan itu pertanyaannya, padahal pertanyaan itu. Saya katakan ini kok jawabannya receh banget, saya bilang. Saya kembalikan waktu ke moderator,” kata Mahfud Md dalam jumpa pers seusai sesi debat cawapres itu.

Saat melayangkan pertanyaan ihwal greenflation kepada Mahfud, Gibran menggunakan istilah asing tersebut tanpa penjelasan. Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah melarang bertanya dengan istilah asing dan singkatan. “Bagaimana cara mengatasi greenflation?” kata Gibran. Gibran lalu ditegur moderator debat. Ia diingatkan untuk menjelaskan terminologi tersebut.

Menanggapi teguran tersebut, Gibran berkelakar dengan mengatakan bahwa Mahfud Md merupakan seorang Profesor. Sehingga pihaknya tidak perlu memberikan penjelasan. “Ini tadi enggak saya jelaskan karena ‘kan beliau kan seorang Profesor. Oke, greenflation ini adalah inflasi hijau, sesimple itu,” kata Gibran.

Mahfud MD kemudian memberikan tanggapannya. Menurutnya, inflasi hijau terkait dengan konsep ekonomi hijau atau ekonomi sirkuler. Dia menjelaskan, proses ini melibatkan penggunaan produk ekonomi pangan yang diproduksi, digunakan, dan kemudian didaur ulang untuk mencegah gangguan terhadap ekologi.

“Saya merasa bangga sebagai orang Madura karena orang Madura menjadi pelopor dalam pengembangan ekonomi hijau atau ekonomi sirkuler. Masyarakat Madura aktif dalam mengumpulkan sampah dan plastik, lalu mengolahnya,” kata Mahfud MD.

Namun, Gibran menilai respons Mahfud kurang memadai dalam menjawab pertanyaannya. Ia menundukkan kepala dan seolah-olah mencari sesuatu di depan Mahfud. "Saya cari-cari kok nggak ada jawabannya," katanya.

Mahfud kemudian menjawab kembali bahwa tanggapan Gibran hanya mengarang. “Ngarang-ngarang ga karuan, kalau akademisi itu bertanya tentang kaya gitu itu recehan,” kata Mahfud.

Saat mendapatkan giliran bertanya, Mahfud kemudian menyindir Gibran. Mahfud mengatakan tidak akan berbicara menjebak dan bertanya hal-hal receh. “Mas Gibran, saya menghormati Anda sebagai calon wakil presiden. Sehingga saya tidak akan bicara secara menjebak dan receh-receh,” kata Mahfud. Adapun mantan Ketua MK ini bertanya ihwal janji Jokowi yang tidak akan impor komoditas pangan saat Pilpres 2014.

Janji itu, kata Mahfud, diungkit Prabowo Subianto yang merupakan lawan politik Jokowi pada Pilpres 2019. Saat debat capres Pilpres 2019 pada 17 Februari 2019, Prabowo menyinggung janji Jokowi tersebut. Empat tahun menjabat sebagai Presiden, Jokowi ternyata masih mengimpor dan merugikan banyak petani. Bahkan, menurut Mahfud, setelah menjabat di periode kedua, Jokowi masih mengimpor bahan pangan.

“Nanti dicek, ya, bahwa itu pertanyaan pak Prabowo ke pak Jokowi saat itu. Pak Jokowi bilang ndak akan mengimpor, tapi sampe sekarang kita masih mengimpor banyak. Malah semakin banyak mafianya, impor mengimpor bahan pangan itu. Nah itulah sebabnya, Apa usul Anda untuk menyelesaikan masalah lima tahun lalu?” tanya Mahfud.

Merespons pertanyaannya disebut receh, Gibran menyebut Mahfud tersulut emosi. Gibran beranggapan sepertinya cawapres nomor urut tiga itu sedikit mengambek lantaran dirinya telah dua kali melempar pertanyaan yang menurutnya sulit. Wali Kota Solo ini mengatakan, jika pertanyaannya receh, semestinya mudah dijawab oleh Mahfud.

“Sepertinya Prof Mahfud agak ngambek ya, soalnya saya sudah dua kali memberikan pertanyaan yang sulit, carbon capture, greenflation, selalu dikomenin pertanyaan receh. Ya kalau receh, ya dijawab Pak, gitu lho. Segampang itu,” kata Girban.

Gibran pun menjawab masalah swasembada pangan era Presiden Jokowi yang disinggung Prabowo dalam debat capres 2019 silam. Menurut putra sulung Jokowi ini, sebenarnya Indonesia telah swasembada pangan antara 2019 hingga 2022. Namun, pada 2023 Indonesia terpaksa impor lantaran banyak gagal panen dampak dari El Nino yang juga mempengaruhi sebagian besar negara di dunia.

“Oke, masalah pangan, masalah impor, 2019 sampai 2022 kita sebenarnya swasembada beras, 2023 kita ada impor karena El Nino. Dan ini terjadi di sebagian besar belahan dunia, Pak,” kata Gibran.

Kunci swasembada pangan era kekinian, menurut Gibran, ialah pupuk dan mekanisasi. Kata dia , yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana bekerja sama melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan di tingkat desa sampai tingkat nasional secara efektif. “Pupuk, pupuk itu kunci. Makanya kemarin ada pabrik pupuk di Fak-Fak, Papua, ini kunci untuk meningkatkan produktivitas,” jelas Gibran.

Selain pupuk, juga mekanisasi. Menurutnya kalau tidak ada mekanisasi, produktivitasnya tidak akan meningkat. Mekanisasi itu antara lain combin harvester atau kombinasi pemanenan hingga Rice Milling Unit (RMU). Kata Gibran, ini wajib untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi food lose atau food waste. Tentu saja, kata dia, pemerintah harus menggandeng anak-anak muda.

“Kami ingin melibatkan generasi muda melalui smart farming, pakai IoT (Internet of Things) untuk melihat pH (derajat keasaman) tanah, kesuburan tanah,” ujar Gibran dalam debat cawapres tersebut.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  | YUDONO YANUAR | ANANDA BINTANG

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus