Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Insus, 3 Kali Lipat

Para petani dari desa Yosomulyo, Banyuwangi memenangkan lomba instensifikasi khusus (insus), mendapat hadiah dari presiden Soeharto.

9 Agustus 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA penyanyi Waljinah dan Enni Kusrini mengalunkan langgam Jawa Turi-turi Putih, puluhan lelaki berikat kepala udeng dan berpakaian hitam-hitam berjingkat. Dan Presiden Soeharto, yang menyaksikan orang-orang berjoget itu, tersenyum-senyum. Itulah luapan kegembiraan para petani dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran Banyuwangi, Ja-Tim, ketika 26 Juli diundang Presiden Soeharto ke Istana Negara. Mereka adalah kelompok pemenang intensifikasi khusus (Insus) musim tanam 1980. "Saking gembiranya, tanpa sadar saya berjoget di istana," ujar Sampan Endo Sasmito, seorang di antara petani itu. Dari 123 orang anggota kelompok Karya Tani ini hanya Sugeng (55 tahun) yang berhalangan datang karena sakit di perjalanan. Mereka didampingi 50 orang petugas berbagai instansi. Semua ongkos perjalanan dengan kereta api ditanggung pemerintah. Bahkan masing-masing dapat uang saku Rp 15.000 dan pakaian tiga stel. Sebelum kembali ke kampung halaman, dari Jakarta mereka harus mampir di Surabaya. Gubernur Jawa Timur, Soenandar Prijosudarmo menjamu mereka. Dengan wajah masih pucat dan jalan tertatih-tatih karena belum sembuh benar dari sakitnya, Soenandar memaksakan diri hadir di tengah mereka. Itulah pertama kali sejak dua bulan lalu Soenandar keluar dari rumahnya karena sakit ginjal. "Di desa, kami tidak akan mengadalian perayaan," ujar Sampan, sekretaris kelompok Karya Tani. Setelah 10 hari meninggalkan desanya, sejumlah hadiah mereka bawa pulang. Dari Presiden tabanas Rp 5 juta dan sebuah Toyota Hiace Dari Gubernur Jawa Timur sapi 20 ekor. Dari Bupati Banyuwangi dua buah radio kaset, dua mesin blouwer dan sebuah pesawat TV. Dari nilai ideal insus 100, kelompok ini meraih angka 94. Di Desa Yosomulyo sendiri ada 16 kelompok insus yang juga dilombakan di tingkat desa. Kebetulan kelompok Karya Tani yang paling luas hamparan sawahnya, 99 ha, dan paling banyak anggotanya, 123 orang. Menurut Sampan, 50% anggotanya memiliki sawah lebih dari 1 ha. Beberapa orang bahkan memiliki 2 ha. "Hanya sedikit yang punya 0,25 ha," ujar Sampan. Regu Kerja Sebagaimana umumnya desa-desa, di Banyuwangi, pemilikan sawah di Yosomulyo masih tergolong luas. Daerah ini, seperti dikatakan Bupati Slamet Soeharto SH adalah kabupaten yang paling jarang penduduknya di Jawa Timur. "Kalau kabupaten lain rata-rata 600 orang/kmÿFD, di Banyuwangi 273 jiwa/ kmÿFD," kata Slamet Soeharto. Ada empat segi yang dinilai dalam insus ini: kekompakan regu, penerapan Panca Usaha Tani, pelembagaannya dengan KUD dan jumlah produksi. Jumlah produksi kelompok Karya Tani sendiri tidak terlalu istimewa untuk ukuran Ja-Tim. Yakni 11,9 ton/ha. Di kelompok ini pemilik sawah tidak mengerjakan sawahnya sendiri, tapi dilakukan oleh regu kerja. Para anggota regu kerja mendapat bawon (pembagian hasil) 1/5 dari hasil panen. "Dengan demikian pemilik yang luas sawahnya hanya 0,25 ha tidak dirugikan," ujar Sampan. 70% Jawa Timur Bawon itu sebagian (2%) disisihkan untuk lumbung. Sejak dilaksanakannya insus empat tahun lalu, sudah ada 10 ton gabah tersimpan di lumbung. Sampan sendiri, sekretaris kelompok ini, hanya sawah 1,5 ha. Istrinya punya 1 ha. Pernah kuliah di UGM sampai tingkat IV, kini ia juga mengajar di SMP Katolik Santa Maria Genteng, 7 km dari Jesanya. Desa Yosomulyo 41 km arah barat daya Banyuwangi, luasnya 2.076 ha dengan penduduk 7.177 jiwa. "Kira-kira 10% penduduknya adalah buruh tani," ujar Kepala Desa Yosomulyo, Sugeng, 55 tahun. Peserta lomba insus tahun ini, semuanya 180.000 orang dari 17 provinsi. Hampir 70% berasal dari Jawa Timur dengan areal sawah 52.444 ha. Menurut Gubernur Soenandar hasil pengadaan pangan Ja-Tim tahun ini yang bisa mencapai 673.000 ton sebagian karena semakin luasnya insus tadi. "Padahal kita perkirakan tahun ini hanya bisa dapat beras 200.000 ton. Berarti lipat tiga kali," tambahnya. Banyuwangi sendiri merupakan gudang beras nomor satu di Ja-Tim. Tahun ini mengumpulkan 131.000 ton beras. Dan di kabupaten ini terdapat sekitar 300 kelompok Insus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus