Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK menyita buku hitam milik Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto saat menggelar pemeriksaaan pada Senin, 10 Juni lalu. Penyitaan itu dilakukan usai penyidik KPK Ajun Komisaris Besar Rossa Purbo Bekti menggeledah tas milik ajudan Hasto, Kusnadi, untuk mengungkap kembali kasus Harun Masiku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan temuan Majalah Tempo pekan ini, Kusnadi menyebut Hasto menanyakan ke mana buku hitam itu pergi saat perjalanan pulang dari Gedung KPK. Kusnadi mengatakan buku hitam itu berisi percakapan antara Hasto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam empat bulan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Salah satunya soal strategi pemilihan kepala daerah," tutur Hasto kepada Tempo di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Juni 2024.
Lebih lanjut, Hasto juga mempertanyakan apa hubungan penyitaan buku catatan itu dengan kasus yang melibatkan dirinya. "Apa kaitannya dengan kasus Harun Masiku?" ujarnya.
Penyitaan buku hitam itu dilakukan bersamaan dengan tiga handphone, buku tabungan, dan kartu debit. Adapun uang senilai Rp 130 juta tidak disita oleh penyidik.
Dua dari tiga handphone yang disita penyidik merupakan milik Hasto. Berdasarkan penuturan seorang penegak hukum, hasil pemeriksaan terhadap ponsel menunjukkan komunikasi Hasto dengan sejumlah orang yang mengetahui keberadaan Harun Masiku, dua di antaranya ialah pengacara berinisial S dan mahasiswa berinisial HG.
KPK kembali membuka kasus Harun Masiku, politikus PDI Perjuangan yang diduga menyuap komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar bisa menjadi anggota DPR melalui mekanisme pergantian antarwaktu. Harun Masiku raib. KPK menuduh Hasto Kristiyanto menyembunyikannya.
Pada 2020, KPK sebenarnya sudah hendak mencokok Hasto Kristiyanto yang berada di kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta Selatan. Namun, waktu itu PDIP masih menjadi partai penguasa. Alih-alih bisa menyeret Hasto, justru para penyidik KPK yang diinterogasi sejumlah polisi.
Sejak itu, perburuan Harun Masiku yang tiba-tiba lenyap mulai redup. Hasto Kristiyanto juga tak kunjung diperiksa. Pemilu 2024 mengubah peta politik. Presiden Joko Widodo, yang menjadi bos KPK setelah revisi UU KPK mengamputasi independensi lembaga ini pada 2019, bersimpang jalan dengan PDIP dalam pemilihan presiden. KPK pun unjuk gigi lagi mengusut Hasto Kristiyanto.
Selengkapnya baca: Berburu Jejak Hasto di Buku Hitam
SAVERO ARISTIA WIENANTO | ERWAN HERMAWAN | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | RIKY FERDIANTO | HOTMA RADJA SIREGAR