Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jatam Khawatir Pilgub NTT Akan Ditunggangi Pebisnis Tambang

Berdasarkan data Jatam, semua kandidat pilgub NTT memiliki rekam jejak yang tidak berintegritas dalam persoalan tambang.

17 Februari 2018 | 10.29 WIB

Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Esthon L Foenay-Christian Rotok nomor urut satu, Marianus Sae-Emilia Nomleni nomor urut dua, Beny K Harman-Benny Litelnoni nomor urut tiga, dan Viktor B Laiskodat- Josef Nae Soi nomor urut empat,  seusai rapat pleno terbuka penarikan nomor urut di Kupang, NTT, 13 Februari 2018. ANTARA/Kornelis Kaha
Perbesar
Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Esthon L Foenay-Christian Rotok nomor urut satu, Marianus Sae-Emilia Nomleni nomor urut dua, Beny K Harman-Benny Litelnoni nomor urut tiga, dan Viktor B Laiskodat- Josef Nae Soi nomor urut empat, seusai rapat pleno terbuka penarikan nomor urut di Kupang, NTT, 13 Februari 2018. ANTARA/Kornelis Kaha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Advokasi Pertambangan (Jatam) menilai Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur berpotensi ditunggangi oleh para pebisnis. Hal ini terlihat dari rekam jejak para calon yang buruk terkait pertambangan di NTT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Para kandidat adalah pemain lama, dan rekam jejaknya tidak baik dengan mengobral izin," kata anggota Jatam Melky Nahar di Rumah Perlawanan Jatam, Jakarta pada Jumat, 15 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Adapun empat pasangan calon gubenur NTT yang telah ditetapkan adalah Esthon L Foenay-Christian Rotok yang diusung oleh Partai Gerindra dan PAN, Benny K Harman-Benny A Litelnoni yang diusung Partai Demokrat, PKPI dan PKS, Marianus Sae-Emmilia Nomleni (Marianus-Emmi) yang diusung PDI-P dan PKB serta pasangan Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi yang diusung oleh Partai NasDem, Golkar dan Hanura.

Berdasarkan data Jatam, semua kandidat memiliki rekam jejak yang tidak berintegritas. Melky menyebut cagup Esthon L Foenay adalah wakil gubernur NTT tahun 2008-2013. Ia diduga melindungi pengusaha tambang dari pada masyarakat yang menjadi korban saat kasus tambang di kabupaten Timur Tenggara Selatan, sedangkan wakilnya Christian Rotok adalah bupati Kabupaten Manggarai dua kali periode sejak 2005. Ia terbukti mengobral 22 izin tambang selama memangangku jabatannya. Selain itu, ia pernah dilaporkan ke KPK atas dugaan korupsi izin tambang di hutan lindung.

Kandidat kedua, yaitu Marianus Sae yang beberapa waktu lalu terkena Operasi Tangkap Tangan oleh KPK perkara dugaan suap. Pada 2010, saat menjabat sebagai Bupati Ngada, dia menerbitkan 5 izin tambang. Wakilnya Emmilia Nomleni adalah anggota DPRD NTT 2009-2014 yang tidak ada mengambil sikap saat ada konfik tambang masyarakat dengan pengusaha.

Kandidat ketiga, Benny K Harman adalah mantan anggota DPR RI. Ia diduga membiarkan izin pertambangan yang terus beroperasi di daerah pemilihannya. Sedangkan wakilnya Benny A Litelnoni adalah inkumben wakil gubernur NTT. Berdasarkan data Jatam, ia tidak pernah berpihak kepada masyarakat korban tambang.

Dan kandidat terakhir, Victor Laiskodat dan Joseph Nae Soi, menurut Jatam tidak memiliki sikap yang jelas soal pertambangan dan perkebunan di NTT.

Melky mengatakan, bagi Jatam para kandidat ini tidak ada memihak rakyat, khususnya di sektor pertambangan. Hal ini diperkuat dengan tidak ada satu pun kandidat yang memiliki visi misi yang menolak pertambangan di NTT. "Semua kadidat visi misi nya hal-hal yang umum, infrastruktur, kesehatan, listrik, tidak ada yang dengan jelas menyatakan untuk menentang pertambangan," kata Melky.

Menurut Melky, dengan rekam jejak seperti, tidak menutup kemungkinan bagi pengusaha untuk memanfaatkan tahun politik ini untuk memuluskan kepentingan mereka. Bahkan, kata dia, patut diduga akan ada transaksi politik para calon gubernur dengan pihak yang berkepentingan.

Melky mengatakan hal ini semakin berpotensi karena ongkos politik yang mahal. "Mereka bisa saja ditawarkan jaminan politik (biaya kampanye) untuk memuluskan kepentingan para pengusaha," kata dia.

Bedasarkan data Jatam, terdapat 309 izin tambang di 17 dari 23 kabupaten di NTT. Sampai sekarang, kata Melki, belum ada bukti jika sektor pertambangan di NTT sudah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus